Pasti sebagian besar dari kita sudah mengenal apa yang disebut dengan hipertensi. Yep, hipertensi adalah tekanan darah tinggi. Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), seseorang didiagnosis hipertensi bila tekanan darahnya mencapai minimal 140/90 pada pemeriksaan berulang.

 

Hipertensi seolah sudah menjadi penyakit umum yang diderita banyak orang. Sekitar 25 persen orang di dunia menderita hipertensi. Di negara Amerika Serikat, menurut National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES), di tahun 2011 hingga 2014 hipertensi mulai menyerang sejak usia 20 tahun. Karena kondisi hipertensi sering sekali tidak menyebabkan keluhan pada penderitanya, sering kali orang mengabaikannya. Padahal penyakit ini sangat berbahaya, lho!

 

Memang apa sih bahayanya hipertensi? Saat terjadi hipertensi, maka jantung akan bekerja lebih keras dari biasanya untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini dapat membuat jantung suatu hari nanti akan kelelahan dan gagal melaksanakan fungsinya.

Baca juga: Minum Obat Hipertensi Kok Jadi Beser, Ya?

 

Karena dipompa dengan keras, aliran darah akan terpengaruh dan memengaruhi berbagai organ lainnya. Tentunya pengaruh hipertensi terhadap organ ini berlangsung lama dan terus-menerus. Hipertensi dapat menyebabkan retinopati, penyakit arteri perifer, stroke, serangan jantung, gagal jantung, aneurisme, sindrom metabolik, dan masih banyak lagi.

 

Retinopati

Retinopati adalah kondisi ketika terdapat gangguan pada penglihatan. Berbeda dengan katarak yang bisa langsung kembali normal setelah operasi, gangguan retinopati karena hipertensi lebih sulit untuk membaik.

 

Penyakit Arteri Perifer

Karena adanya penyumbatan aliran darah, aliran darah ke area tubuh tertentu menjadi terhambat. Hal ini menyebabkan jaringan tersebut mengalami kematian. Biasanya ditandai dengan kelelahan, tidak nyaman, dan nyeri pada area tubuh tertentu (biasanya pada kaki) yang muncul saat digunakan dan membaik saat beristirahat. Lama-kelamaan kerusakan jaringan menjadi tidak dapat dikembalikan hingga perlu diamputasi.

 

Stroke atau Perdarahan di Otak

Stroke dapat muncul karena kerusakan dari pembuluh darah di otak. Biasanya muncul tanpa adanya gejala awal, dengan kata lain langsung muncul secara tiba-tiba. Gejala saat sudah terserang stroke yaitu adanya kelemahan pada setengah badan, tidak bisa berbicara, bingung, gangguan pengelihatan, gangguan keseimbangan, dan sakit kepala.

 

Gejala Stroke - guesehat.com

 

Serangan Jantung

Serangan jantung terjadi dikarenakan otot jantung tidak dapat berfungsi, karena adanya hambatan aliran darah. Sebagian orang yang mengalami serangan jantung akan merasakan tidak nyaman pada dada. Sedangkan yang lainnya tidak menyebabkan gejala dan langsung mengakibatkan kematian. 

Baca juga: Konsumsi Kentang Berlebih Picu Risiko Hipertensi

 

Gagal Jantung

Jantung yang memompa darah telah kelelahan dan tidak dapat lagi memompa darah ke jaringan. Hal ini menyebabkan banyak organ yang mengalami kegagalan fungsi. Tubuh juga bisa mengalami sianosis atau kekurangan oksigen. 

 

Jadi, masih tidak peduli dengan tekanan darahmu? Coba pikir lagi! Cara untuk mengetahui apakah Kamu mengalami hipertensi atau tidak juga mudah. Kunjungi fasilitas kesehatan terdekat dan lakukan pemeriksaan rutin, yaitu mengecek tekanan darah. Jika Kamu didiagnosis hipertensi, sebaiknya Kamu mengubah pola hidup dan mengonsumsi obat dari dokter bila perlu. Mencegah lebih baik daripada mengobati, lho!

Baca juga: Pentingnya Konsumsi Rutin Obat Hipertensi

 

Sumber:

  1. Indonesia, P.D.S.K., 2015. Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular. Jakarta: Indonesian Heart Association.
  2. Benjamin, E.J., Blaha, M.J., Chiuve, S.E., Cushman, M., Das, S.R., Deo, R., de Ferranti, S.D., Floyd, J., Fornage, M., Gillespie, C. and Isasi, C.R., 2017. Heart disease and stroke statistics—2017 update: a report from the American Heart Association. Circulation, 135(10), pp.e146-e603.
  3. Mercks Manuals Profesional Versions.