Badai virus corona (Covid-19) belum reda. Bahkan kali ini ada ancaman gelombang kedua wabah virus corona baru ini. Setidaknya 38 negara sudah melaporkan kasus positif coronavirus. Total konfirm lebih dari 80.000 kasus. Setelah wabah melambat di Cina, negara lain mulai menghadapi wabah serupa. Sebut saja Korea Selatan, Italia, Iran, dan Singapura.

 

Staff Khusus Menteri Kesehatan Bidang Pembangunan dan Pembiayaan Kesehatan, BrigJen TNI (Purn.) dr. Alexander K. Ginting S., Sp.P (K), FCCP dalam konferensi pers tentang melindungi diri dari corona virus yang diselenggarakan Asosiasi Pengusaha Suplemen Kesehatan Indonesia (APSKI) mengatakan, tidak hanya pemerintah, namun semua pihak harus melakukan upaya mencegah virus ini masuk ke Indonesia.



“Kami (Kementerian Kesehatan dan pemerintah) siap menghadapai gelombang kedua setelah apa yang terjadi di Wuhan. Kami berusaha mencegah timbulnya klaster-klaster penularan baru. Misalnya di kapal pesiar World Dream di Hong Kong,” jelas dr. Alex.

 

Seperti diketahui, sebanyak 188 WNI anggota kru kapal “terjebak" di kapal pesiar World Dream karena operasionalnya dihentikan menyusul wabah corona. Pemerintah memutuskan melakukan evakuasi dan melakukan karantina pada mereka dengan menempatkan sementara di Pulau Sebaru.

 

Sebelumnya, sebanyak 78 WNI yang berada di Kapal Diamond Princess yang kini berlabuh di Jepang, 4 di antaranya terbukti positif corona virus. Pemerintah, masih melakukan negosiasi dengan Jepang agar bisa segera mengevakuasi puluhan WNI tersebut.

 

Menurut dr. Alex, gelombang kedua virus Corona lebih mengkhawatirkan. Terbukti di Iran. Iran melaporkan sedikitnya 139 kasus dengan 19 kematian di antaranya. Bahkan deputi menteri kesehatan mereka, Iraj Harirchi, juga dinyatakan positif coronavirus.

 

Di luar Asia, terutama di Eropa, kewaspadaan akan coronavirus terus ditingkatkan. Italia melaporkan peningkatan pesat kasus Coronavirus dari 80 menjadi 400 hanya dalam waktu 24 jam, dengan tujuh orang kematian. WHO mengatakan bahwa untuk pertama kalinya virus corona menyebar lebih cepat di luar China, tempat asalnya.

 

Baca juga: Inilah Perbedaan Gejala Flu, Selesma, dan Infeksi Corona Virus!

 

Penyebab Gelombang Kedua Coronavirus

Setelah kasus di Cina mereda, mengapa sekarang terjadi gelombang wabah coronavirus di beberapa negara yang cukup mengkhawatirkan, seperti di Iran, Italia, Philipina dan Korea Selatan?



Menurut dr. Alex, kemungkinan pemicunya adalah penularan dari orang yang sebenarnya terjangkit namun tidak bergejala. “Mereka ini hasil PCR-nya positif namun masih lalu lalang karena tidak menunjukkan gejala sakit,” ujarnya.

 

Mereka ini disebut ODP (Orang dalam Pengawasan), dan harus dicegah di bandara saat memasuki wilayah negara lain. Namun lalu lintas manusia tidak hanya melalui jalur resmi seperti bandara. Beberapa orang masuk ke negara lain lewat jalur sungai, laut dan jalur tidak resmi.



“ODP seharusnya mengisolasi diri di rumah selama 14 hari atau selama masa inkubasi virus sehingga tidak menulari orang lain seperti terjadi di Korea Selatan,” jelas dr. Alex..

 

Berbeda dengan kasus PDP (Pasien dalam Pengawasan), yaitu orang kemungkinan terinfeksi coronavirus karena kontak dengan negara endemik, dan mereka menunjukkan gejala sakit demam, batuk, sesak napas. Mereka harus melapor ke rumah sakit dan dirawat sampai hasil pemeriksaan virus negatif.

Alasan ini pula yang membuat pemerintah Indonesia mengevakuasi  dan mengarantina 188 awak kapal World Dream ke Pulau Sebaru. Mereka akan dikarantina maksimal selama 14 hari, jika perlu diperpanjang sampai dua kali masa inkubasi. “Jangan sampai mereka kembali dan kemudian membentuk klaster penularan baru, dan kemudian Indonesia masuk dalam pusaran second wave coronavirus!” tegas dr. Alex.

 

Baca juga: WNI Positif Terinfeksi Coronavirus, Benarkah Harus Dikarantina?



Lindungi diri Sendiri

Lebih lanjut dr. Alex menjelaskan, sampai saat ini berlum ditemukan antivirus dan vaksin untuk Coronavirus sehingga upaya yang harus dilakukan adalah menerapkan perlindungan diri, dengan cuci tangan rutin dan meningkatkan daya tahan tubuh.

 

dr. Alex menambahkan daya tahan tubuh menjadi kunci untuk menghadapi virus corona. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyarankan untuk menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, menjaga etika batuk, mengonsumsi makanan sehat serta meningkatkan kekebalan tubuh dengan perbanyak vitamin.

 

Sistem kekebalan tubuh pada orang dapat berbeda disebabkan oleh faktor usia pola makan dan gaya hidup, disinilah peran vitamin dan suplemen makanan dapat mengambil peran.



Ketua APSKI, Patrick Kalona menjelaskan, suplemen dan vitamin juga perlu dikonsumsi terutama untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Setidaknya untuk asupan harian, banyak ahli nutrisi dan kesehatan menganjurkan untuk mengkonsumsi setidaknya suplemen yang memiliki manfaat untuk daya tahan tubuh, terutama vitamin C, zink, dan suplemen berbasis tanaman.

 

Anjuran konsumsi vitamin adan suplemen penambah daya tahan tubuh adalah: vitamin C 3,000 milligram per hari, vitamin D3, Magnesium 400 mg per hari, Zinc 20 mg perhari dan selenium 100 mikrograms.



“APKSI berkomitmen untuk terus melakukan upaya edukasi guna menanggulangi berbagai penyakit dan berkontribusi terhadap upaya pemerintah dalam menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan sejahtera,” tutup Patrick.

 

Baca juga: Tidak Ada Kasus Coronavirus di Indonesia, Begini Prosedur Pemeriksaan Spesimen Coronavirus di Lab Kemenkes!

 

 

 

Sumber:

Konferensi pers Asosiasi Pengusaha Suplemen Kesehatan Indonesia (APSKI) di Jakarta, 26 Februari 2010

BBC.com. Coronavirus cases surge to 400 in Italy

BBC.com. Coronavirus: Iran has no plans to quarantine cities,