Siapa di antara Geng Sehat yang punya tumpukan obat-obatan di rumah? Entah itu obat-obatan yang masih rutin digunakan ataupun sisa-sisa obat dari pengobatan terdahulu. Bagaimana Geng Sehat biasanya menyimpan obat-obatan tersebut?

 

Meskipun tampaknya sepele, ternyata menyimpan obat-obatan di rumah harus dilakukan secara baik dan benar, lho. Kesalahan penyimpanan obat dapat menyebabkan perubahan profil fisik dan kimiawi. Dan perubahan tersebut dapat berujung pada menurunnya potensi atau efektivitas obat, serta dapat pula menyebabkan efek samping alias efek yang tidak diharapkan!

 

Tentunya Geng Sehat tidak mau obat yang Kamu konsumsi menjadi kurang efektif atau menimbulkan efek samping, bukan? Oleh karena itu, Kamu harus menyimpan obat dengan baik dan benar. Sebagai apoteker, inilah 5 kesalahan pasien yang paling sering saya jumpai dalam menyimpan obat-obatan milik mereka!

 

1. Menyimpan obat di tempat yang terkena cahaya matahari

Kebanyakan molekul obat bersifat fotolabil atau fotosensitif. Paparan cahaya, terutama cahaya matahari yang berlebihan, dapat menyebabkan rusaknya struktur kimia obat tersebut. Dan jika struktur kimia suatu obat rusak, tentu kerjanya dalam menyembuhkan gejala penyakit menjadi berkurang.

Baca juga: Kotak Obat Khusus untuk si Kecil
 

Saya sering melihat bahwa obat disimpan di tempat yang langsung terkena cahaya matahari. Misalnya di kusen jendela atau di dasbor mobil! Kamu harus memperbaiki kebiasaan ini ya, Gengs! Pilihlah tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya matahari, misalnya di dalam lemari atau laci yang memiliki sirkulasi yang baik. Lebih diutamakan di ruangan dengan suhu yang terkontrol.

 

2. Menyimpan obat di suhu yang tidak tepat

Secara umum, ada dua tipe obat berdasarkan suhu penyimpanannya. Yang pertama adalah obat yang disimpan di suhu ruang (kurang lebih 25°C), yang kedua adalah obat yang disimpan di suhu kulkas (2-4°C). Perbedaan ini kembali lagi ditentukan oleh sifat fisika dan kimiawi molekul obat. Obat yang harus disimpan di kulkas adalah obat yang mengandung senyawa aktif dan mudah rusak oleh suhu tinggi, misalnya vaksin dan produk-produk biologis lainnya.

 

Geng Sehat juga perlu memperhatikan bahwa penyimpanan di suhu dingin adalah di chiller atau kulkas bagian bawah untuk kulkas dua pintu, bukan di freezer! Saya pernah menemui pasien yang menyimpan obat di freezer. Hasilnya, obat membeku dan justru tidak dapat digunakan lagi, karena proses pencairannya merusak struktur obat. Duh, sayang sekali, ya!

 

3. Menyimpan obat yang sudah kedaluwarsa

Ini juga adalah salah satu ‘dosa terbesar’ dalam penyimpanan obat. Obat yang sudah lewat masa kedaluwarsanya akan kehilangan efektivitasnya. Untuk obat yang sifatnya steril, jika sudah lewat masa kedaluwarsa juga menyebabkan sterilitasnya tidak terjamin lagi. Malahan mungkin ada mikroba yang tumbuh disitu! Jika Kamu punya banyak obat yang sudah tersimpan sekian lama, mungkin ini saatnya Kamu memilah-milah lagi obat tersebut. Buanglah obat yang sudah melewati masa kedaluwarsanya, ya!

Baca juga: Mitos Obat Generik Berlogo: Tidak Seampuh dan Seaman Obat Paten
 

4. Menyimpan obat tanpa kemasan primernya

Salah satu kesalahan penyimpanan obat yang sering saya temui adalah seperti ini. Pasien mengeluarkan obat, terutama yang berbentuk tablet atau kapsul, dari kemasannya, kemudian menaruhnya di kotak obat sesuai dengan hari dan waktu minum.

 

Menggunakan kotak obat sebagai alat untuk membantu pengaturan minum obat bukanlah sesuatu yang salah. Namun, lebih disarankan untuk tidak mengeluarkan obat dari kemasan primernya! Pasalnya, obat yang sudah keluar dari kemasan primernya memiliki kemungkinan perubahan stabilitas, yang lagi-lagi dapat berujung pada berkurangnya efek atau meningkatnya efek samping.

 

Saya selalu menyarankan pasien agar memotong-motong kemasan primer obat, sehingga obat dapat disimpan dalam kotak obat. Jadi, tidak perlu mengeluarkan obat dari kemasannya! Selain karena alasan stabilitas, jika obat masih berada di kemasan primernya, maka identifikasi obat juga dapat dilakukan dengan lebih mudah. Jadi, masih ada identitas seperti nama obat yang melekat pada obat tersebut. Bayangkan jika obat sudah keluar dari bungkusnya dan bercampur dengan obat-obatan lain dalam satu kotak. Pasti Kamu akan bingung untuk mengetahui identitas masing-masing obat, kan?

 

5. Menyimpan obat di tempat lembap

‘Dosa’ lain yang sering dilakukan dalam penyimpanan obat adalah menyimpannya di tempat yang lembap. Seperti kita tahu, negara kita terletak di daerah dengan suhu dan kelembapan yang tinggi. Suasana yang lembap juga dapat merusak struktur obat, terutama obat-obatan yang bersifat higroskopis alias menyerap air.
Jadi jika Kamu menyimpan obat dalam lemari atau laci, pastikan lemari atau laci tersebut memiliki sirkulasi udara yang baik dan tidak lembap ya!

Baca juga" Apakah Suplemen Sama Dengan Obat?
 

Nah Gengs, itulah dia lima kesalahan yang paling umum terjadi saat menyimpan obat. Apakah Kamu pernah melakukan hal-hal tersebut? Jika iya, sebaiknya Kamu tidak melakukan kelima hal di atas lagi, ya! Semuanya demi kualitas obat yang selalu terjaga dengan baik.

 

Karena obat yang terjaga kualitasnya, pasti akan memberikan efek menyembuhkan yang baik pula. Sebaliknya, jika penyimpanan obat dilakukan secara kurang tepat, akan mengurangi efektivitas untuk menyembuhkan atau mengurangi gejala penyakit. Salam sehat!

 

Jenis-jenis Obat Tablet - guesehat.com