Pernah dengar nama penyakit yang satu ini? Flu singapura atau virus yang menyebabkan kulit penderita timbul ruam dan bintik-bintik merah ini disebut juga sebagai penyakit HFMD (Hand, Foot, Mouth Disease). Menurut rumor, penyakit ini memiliki risiko yang sama dengan flu burung, apakah benar?

Tidak sepenuhnya tepat. Meskipun kedua penyakit tersebut terdengar asing karena penderitanya jarang atau tidak selalu ditemukan tiap tahun, tetapi flu singapura memiliki sifat yang lebih ringan. Gejalanya memang akan timbul ruam dan bintik-bintik merah pada beberapa bagian tubuh kemudian akan menjadi luka atau blister bila didiamkan. Namun, Mums tak perlu khawatir jika si kecil mengalami kondisi ini. Segeralah berkonsultasi pada dokter spesialis anak untuk mendapatkan pertolongan dan perawatan dengan cepat.

 

Baca juga: Penyakit Kulit "Blister", Luka Melepuh Pada Kulit

 

Nama Singapura diambil untuk kondisi ini bukan tanpa sebab. Memasuki tahun 2000, terjadi wabah virus yang menyerang sebagian anak dan dewasa di Singapura. Kemudian, beberapa negara pun mulai terjangkit dengan kondisi serupa dengan yang terjadi di Singapura. Maka, nama Singapura kemudian diambil untuk jenis penyakit dengan kondisi yang spesifik tersebut.

 

Apa saja gejalanya?

Flu singapura tidak spesifik menjangkit anak atau dewasa, tetapi keduanya. Ditandai dengan demam sekitar 2-3 hari, yang diikuti dengan sakit pada leher (faringitis). Di saat yang sama, penderita tidak memiliki nafsu makan, menunjukkan gejala flu secara umum (bersin-bersin, hidung tersumbat, dan terdapat lender pada hidung), timbul vesikel (bentol yang berisi cairan) di area dalam mulut, kemudian beberapa hari setelahnya akan pecah dan menjadi luka atu blister, seperti sariawan pada gusi dan lidah. Kondisi akhir ini menyebabkan penderita merasa nyeri pada area mulut sehingga sukar untuk menelan atau mengonsumsi makanan.

Selain kondisi tersebut, gejala lain ditampakkan pada adanya ruam yang tidak gatal pada telapak tangan dan kaki. Meskipun nama penyakitnya adalah HFMD atau penyakit pada tangan, kaki, dan mulut, tetapi gejala ruam tidak selalu nampak pada ketiga bagian tubuh tersebut. Melainkan, hanya salah satu bagian saja yang akan nampak ruam atau bintik-bintik merah. Apabila Mums atau si Kecil mengalami kondisi ruam ini, tak perlu khawatir. Biasanya kondisi ini akan membaik dengan sendirinya tanpa perlu perawatan dari dokter atau ahli medis lainnya.

 

Lalu, apakah flu singapura ini termasuk jenis penyakit berbahaya atau tidak?

Jika Mums mendengar bahwa flu singapura memiliki risiko sama dengan flu burung, kabar tersebut hanyalah rumor. Secara ilmu kedokteran, flu singapura disebabkan oleh virus yang berasal dari kelompok enterovirus (non polio), atau juga menjadi penyebab HMFD. Umumnya, penderita flu singapura tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, tetapi dapat sembuh hanya dengan melakukan rawat jalan. Kondisi tersebut disebabkan oleh jenis virus yang menjangkitnya masih dalam kelompok Coxsackie A16. Termasuk dalam jenis penyakit ringan, sehingga HMFD dapat ditangani dan pasien kembali normal dalam 7-10 hari mendatang.

Namun, sedikit berbeda dengan penderita yang mengalami komplikasi dan harus menjalani rawat inap di rumah sakit akibat virus Enterovirus 71. Kondisi yang jarang terjadi inilah yang dapat berakibat fatal apabila tidak mendapatkan penanganan ahli medis secara cepat. Komplikasi dalam flu singapura biasanya berdampak pada meningitis viral (radang selaput otak), ensefalitis (radang otak), dan atau paralisis (kelumpuhan). Gejala pada kondisi ini, penderita dengan gejala umum flu singapura mengalami kondisi tambahan seperti demam tinggi dan sakit kepala.

 

Bagaimana penanganannya?

Meskipun secara umum flu singapura termasuk dalam penyakit ringan, tetapi ternyata penyakit ini bersifat agresif atau sangat menular terutama pada minggu pertama terjangkit virus. Penularannya biasa dilakukan melalui saluran pernapasan, akibat jalur pencernaan yang terganggu. Sehingga, berhati-hatilah pada butiran ludah, ingus, air liur, tinja, cairan dari luka, dan cairan tubuh lainnya yang keluar dari penderita. Selain itu, perhatikan pula kontak tidak langsung dengan penderita sebab juga dapat menjadi media dalam menularkan virus, seperti melalui handuk, baju, peralatan makan dan minum, serta mainan yang telah terkontaminasi dengan cairan tubuhnya. Proses penularan ini memerlukan waktu 3-7 hari sejak terinfeksi hingga timbul gejala, dan demam merupakan gejala awalnya.

Menurut pengalaman, flu singapura banyak ditularkan saat musim panas. Pertama kali pun biasa terjadi pada anak yang berusia di bawah 10 tahun. Uniknya, tidak semua penderita mengalami sakit saat terinfeksi. Hanya bayi, anak-anak, dan remajalah yang biasanya mengalami sakit. Kondisi ini disebabkan karena sistem imun atau antibodi yang mereka miliki belum sepenuhnya sempurna.

Kemudian, ketika anak mengalami gejala, dokter akan mediagnosis berdasarkan riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan fisik. Sedangkan, tes laboratorium untuk mendeteksi virus dilakukan dengan mengambil sampel dari tinja, usap atau swab luka di mulut, tenggorokan, vesikel kulit, dan biopsi otak. Selanjutnya, tidak akan dilakukan terapi untuk menangani penyakit ini. Penderita hanya diminta untuk beristirahat lebih banyak guna menurunkan demam dan luka di mulut. Untuk obatnya, dokter akan memberikan antiseptik untuk luka di mulut, parasetamol untuk menurunkan demam, dan pengobatan suportif lainnya sesuai kebutuhan.

 

Baca juga: Yuk, Ketahui Manfaat Parasetamol!

 

Namun, apabila terjadi gejala yang cukup berat seperti demam tinggi (suhu di atas 39 derajat Celcius), denyut nadi lebih cepat, napas menjadi sesak dan cepat, malas makan, mual dan muntah, dehidrasi akibat diare, lemas dan terasa mengantuk, nyeri pada leher, serta terjadi kelumpuhan pada saraf cranial, sebaiknya cepat konsultasikan dengan dokter.

 

Adakah tips untuk mempercepat masa penyembuhannya?

Dengan mengetahui sifat dari penyakit ini yang cukup agresif atau mudah menular, sebaiknya lakukan beberapa tips berikut untuk meminimalisir penularannya. Dengan begitu, penderita pun akan semakin cepat dalam melalui masa penyembuhannya.

Lakukanlah langkah-langkah berikut:

  • Setelah mengetahui anak atau Mums mengalami gejala, segeralah berkonsultasi dengan dokter.

  • Apabila hasilnya positif, isolasikan penderita.

  • Jaga kebersihan pribadi dan lingkungan, terutama untuk rajin mencuci tangan setiap kali melakukan kontak dengan penderita.

  • Beristirahatlah yang cukup.

  • Konsumsi lebih banyak cairan untuk mencegah dehidrasi.

  • Perhatikan asupan nutrisi dan gizinya. Pastikan jika terpenuhi untuk membantu tubuh dalam melawan virus.

  • Jangan lupa untuk konsumsi obat-obatan yang dianjurkan dokter untuk mempercepat penyembuhan nyeri di mulut.

  • Batasi waktu bermain, khususnya berada di luar rumah selama 7-10 hari setelah ruam muncul.