Di era sekarang, semua orang berlomba-lomba menyalurkan kreativitasnya melalui media sosial, khususnya para remaja. Namun, terkadang hal-hal yang mereka lakukan ternyata bisa membahayakan diri sendiri. Baru-baru ini, para remaja berlomba-lomba mengikuti ‘skull breaker challenge’. Mereka pun mengunggahnya di sebuah jejaring sosial yang sedang viral, TikTok.

 

Untuk mengikuti skull breaker challange, ada 3 orang yang akan berdiri berdampingan. Kemudian orang yang di tengah akan melompat, sedangkan 2 orang yang mengapit akan menendang kaki orang yang di tengah ketika ia akan mendarat. Alhasil, orang di tengah akan jatuh telentang.

 

Cedera Kepala Serius

Tujuan dari skull breaker challenge sendiri adalah agar orang yang melompat di antara 2 orang lainnya terjatuh dan kepalanya membentur lantai. Tantangan yang juga disebut “tripping jump” ini sebenarnya amatlah berbahaya sebab dapat menyebabkan cedera kepala. Tidak hanya itu, korban juga bisa mengalami fraktur dan robekan pada ligament.

 

Berdasarkan keterangan dari The Sun, seorang bocah laki-laki asal Venezuela dirawat di Intensive Care Unit akibat cedera setelah mengikuti skull breaker challenge. Pihak sekolah pun akan mengambil tindakan terkait permainan yang sedang marak di kalangan remaja ini.

 

Baca juga: 6 Penyakit yang Rentan Menyerang Atlet selama Asian Games

 

Seseorang dapat mengalami cedera kepala terbuka maupun tertutup. Cedera kepala tertutup adalah apabila tengkorak kepala tidak mengalami keretakan. Sedangkan cedera kepala terbuka adalah tengkorak mengalami keretakan dan mengenai otak.

 

Sangat sulit untuk menilai seberapa berat cedera kepala yang dialami secara kasat mata. Beberapa cedera kepala ringan bisa mengalami perdarahan berat, sedangkan cedera kepala berat justru bisa tidak mengalami perdarahan. Itulah mengapa Geng Sehat tidak boleh menyepelekan cedera kepala dan sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.

 

Tipe-tipe Cedera Kepala yang Berisiko Terjadi

 

Hematoma

Hematoma adalah pembekuan atau penggumpalan darah di luar pembuluh darah. Ini bisa menjadi kondisi yang serius jika hematoma berada di otak. Penggumpalan darah dapat menyebabkan tekanan di dalam tengkorak, sehingga mengakibatkan Kamu kehilangan kesadaran hingga kerusakan otak permanen.

 

Hemoragi (Perdarahan)

Hemoragi adalah perdarahan yang tidak terkontrol. Perdarahan ini dapat terjadi di area sekitar otak (subarachnoid hemorrhage) atau di area jaringan otak (intracerebral hemorrhage). Subarachnoid hemorrhage biasanya akan menyebabkan penderitanya pusing dan muntah-muntah. Sedangkan untuk intracerebral hemorrhages, jumlah darah yang menggumpal lambat laun dapat menimbulkan tekanan pada otak.

 

Gegar Otak

Gegar otak adalah dampak yang cukup parah karena cedera kepala. Ini dapat terjadi akibat tengkorak terbentur secara kencang di permukaan benda yang keras, misalnya dinding atau lantai. Secara umum, kehilangan fungsi otak yang terkait dengan gegar otak hanya bersifat sementara. Namun jika gegar otak terjadi berulang-ulang, maka dapat menyebabkan kerusakan permanen.

 

Baca juga: 7 Kesalahan yang Membuat Olahraga Pagi Hilang Manfaatnya

 

Edema

Cedera kepala dapat menyebabkan edema atau pembengkakan. Kebanyakan pembengkakan terjadi di sekitar jaringan otak. Namun, kondisinya bisa jadi sangat serius bila pembengkakan terjadi pada otak. Tengkorak tidak mampu merenggang menyesuaikan pembengkakan yang terjadi. Alhasil, otak akan tertekan akibat tidak memiliki ruang yang cukup.

 

Fraktur (Keretakan pada Tengkorak)

Berbeda dengan tulang di bagian tubuh yang lain, tengkorak tidak memiliki sumsum tulang. Inilah mengapa tengkorak sangat kuat dan sulit untuk retak. Jika tengkorak mengalami keretakan, maka otak tidak terlindungi. Sehingga benturan sekecil apapun dapat merusak otak.

 

Diffuse Axonal Injury

Diffuse Axonal Injury (DAI) adalah cedera pada otak yang tidak menyebabkan perdarahan, tetapi dapat merusak sel-sel otak. Kerusakan sel-sel otak akan mengakibatkan otak tidak bisa befungsi sebagaimana mestinya.

 

Baca juga: Penanganan Akurat Cedera Bahu dan Kaki Akibat Olahraga

 

Kondisi ini juga dapat menyebabkan pembengkakan, sehingga mengakibatkan lebih banyak kerusakan pada otak. Walaupun tidak menunjukkan gejala selayaknya cedera otak yang lain, DAI dapat berakibat fatal, mulai dari kerusakan otak secara permanen hingga kematian.

 

Selain cedera kepala, risiko yang bisa terjadi ketika mengikuti skull breaker challenge ini antara lain perdarahan, patah tulang, lumpuh, hingga kematian!

 

Respons dari TikTok

Dalam penyataannya di Gulf News, perwakilan dari TikTok mengatakan, “Keamanan dan kenyamanan para pengguna aplikasi adalah prioritas utama bagi TikTok. Sesuai dengan Community Guidelines TikTok, kami tidak mengizinkan konten yang menyemangati, mempromosikan, atau mengglorifikasi tantangan-tantangan berbahaya, yang dapat menyebabkan cedera. Kami akan menghapus konten-konten yang dilaporkan.” (AS)

 

Baca juga: Yang Perlu Diperhatikan Ketika Terjadi Cedera Kepala dan Dada

 

Sumber

The Sun: Teens warned over TikTok ‘Skullbreaker’ craze that could cause horror head injuries or even KILL

Healthline: Head Injury

Gulf News: Viral, mad and dangerous: 'Skull breaker' TikTok challenge