Kucing adalah salah satu hewan yang memiliki banyak penggemar. Bagaimana tidak, wajahnya yang menggemaskan, tingkahnya yang lucu, dan juga mudah dijinakkan membuat kucing terbilang aman untuk dipelihara.

 

Di sisi lain, kucing kerap kali disebut-sebut sebagai pemicu masalah kesehatan pada manusia, seperti asma, toksoplasmosis, bahkan rabies. Lantas, bagaimana ya jika Mums saat ini sudah memiliki bayi dan memelihara kucing di rumah? Haruskah Mums menghindari kontak antara kucing dan bayi? Nah, untuk mengetahuinya, yuk simak bagaimana tips aman memelihara kucing saat Mums memiliki bayi berikut ini!

 

Baca juga: Pertolongan Pertama di Rumah saat si Kecil Dicakar Kucing
 

Risiko Kesehatan yang Mungkin Berasal dari Kucing

Memelihara kucing di saat Mums sudah memiliki bayi berarti harus bisa memberikan perhatian lebih terhadap keduanya. Sangat tidak dianjurkan membiarkan bayi dan kucing berada dalam satu ruangan yang sama dalam waktu lama. Pasalnya, ada beberapa kemungkinan risiko kesehatan yang bisa terjadi pada bayi. Beberapa risiko kesehatan tersebut antara lain:

 

1. Masalah pernapasan

Pada dasarnya, bukan bulu kucing lah yang semata-mata menjadi penyebab asma atau masalah pernapasan pada bayi. Akan tetapi, protein yang menempel pada bulu mereka yang dapat memicu asma.

 

Protein ini dapat menempel ketika kucing menjilati tubuhnya. Respons tubuh terhadap protein pada serpihan kulit mati hewan (dander), air liur, dan urine ini berpotensi memicu reaksi asma atau masalah pernapasan pada bayi. Selain itu, bulu hewan juga bisa menjadi sarang tungau debu, pollen, jamur, dan pemicu reaksi asma lainnya.

 

Bukan hanya berisiko memicu asma, bayi dan kucing juga sebaiknya tidak tidur dalam satu kasur yang sama. Ini karena kucing sangat mungkin tidur di atas tubuh atau wajah bayi. Akibatnya, bayi sulit bernapas dan dapat mengakibatkan kematian jika dibiarkan dalam waktu lama. 

 

2. Penularan infeksi

Kucing dapat membawa penyakit menular yang berbahaya bagi bayi. Salah satu yang paling dikhawatirkan adalah penularan infeksi toksoplasmosis. Toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini sebenarnya ditemukan pada kotoran kucing dan makanan yang terkontaminasi.

 

Kucing sering kali menjilati area kemaluan mereka setelah buang air besar. Sehabis menjilati area kemaluan tersebut, kucing kemudian akan menjilati bulu-bulunya. Akibatnya, parasit Toxoplasma gondii sangat mungkin menempel pada tubuh kucing.

 

Apabila bayi menyentuh tubuh kucing atau barang-barang yang sudah terkontaminasi parasit, kemudian memasukkan tangannya ke mulut, ia dapat terinfeksi toksoplasmosis. Ada pun gejala dari toksoplasmosis mirip dengan flu, seperti demam, nyeri tubuh, dan pembengkakan kelenjar. Oleh karena itu, pastikan kebersihan kucing dan juga peralatan rumah tangga selalu terjaga untuk mencegah penularan parasit penyebab toksoplasmosis.

 

Selain toksoplasmosis, infeksi juga bisa disebabkan oleh cakaran kucing, yang menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening dan toxocariasis, infeksi langka yang disebabkan oleh parasit cacing gelang.

 

 

3. Masalah kecemburuan

Kucing juga makhluk hidup yang memiliki perasaan. Jika sebelum kelahiran si Kecil, ia seakan menjadi sosok yang paling disayang oleh Mums, kini ia harus berbagi perhatian dengan bayi yang ada di rumah tersebut. Hal ini sangat mungkin menimbulkan kecemburuan pada kucing dan memicu perilaku agresif terhadap bayi Mums, seperti mencakar, menggigit, atau buang air kecil seenaknya.

 

4. Menelan bulu kucing

Hidup dengan hewan berbulu berarti berakhir harus siap dengan bulu yang rontok di mana-mana. Jika si Kecil tanpa sengaja menelan bulu kucing dalam jumlah banyak, ini dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran pencernaan.

 

Baca juga: Apakah Benar Bulu Kucing Penyebab Toksoplasma?
 

Tips Aman Memelihara Kucing Ketika Mums Memiliki Bayi

Ketika si Kecil lahir, bukan berarti Mums harus berpisah atau membuang kucing kesayangan Mums. Masih ada kok beberapa cara yang dapat Mums lakukan agar tetap aman memelihara kucing ketika si Kecil hadir.

 

1. Selama beberapa hari pertama setelah bayi lahir dan tinggal di rumah, jangan langsung pertemukan bayi dengan kucing. Memperkenalkan kucing secara langsung setelah bayi di rumah hanya akan memicu perilaku agresif kucing. Ini karena kucing merasa bayi Mums adalah ancaman baru baginya. Jadi, biarkan kucing beradaptasi terlebih dulu selama beberapa hari dengan bau anggota baru di dalam rumah Mums.

 

2. Tetap luangkan waktu untuk bermain bersama kucing agar ia tidak merasa tersisihkan akibat kehadiran si Kecil di rumah.

 

3. Jaga kebersihan kucing dan lingkungan rumah. Rutinlah memandikan kucing, membersihkan kandangnya, dan memotong kuku-kukunya. Jangan lupa juga untuk melengkapi vaksinnya agar ia terhindar dari penyakit yang mungkin saja bisa menular ke manusia. Apabila kucing menunjukkan adanya gejala penyakit tertentu, segera bawa ke dokter hewan untuk penanganan lebih lanjut.

 

Selain itu, rajinlah untuk membersihkan lingkungan dan perabot rumah, seperti karpet, tirai, dan sofa. Bulu kucing sering kali menempel pada benda-benda ini. Dengan rutin membersihkannya, Mums dapat mengurangi risiko bayi mengalami masalah kesehatan.

 

4. Jangan meninggalkan bayi dengan kucing tanpa pengawasan orang dewasa. Pastikan juga untuk selalu mencuci tangan bayi dan mengganti pakaiannya setelah ia bermain dengan kucing. Ini untuk menghindarkan bayi dari risiko penularan penyakit.

 

Kucing merupakan hewan peliharaan yang menggemaskan. Tak heran jika Mums menyukainya. Ketika si Kecil lahir, bukan berarti Mums harus berpisah dengan kucing kesayangan Mums, kok. Dengan tips-tips yang telah disebutkan, Mums bisa tetap memelihara kucing dan juga menciptakan lingkungan yang aman serta sehat untuk bayi. (AS)

 

Baca juga: Tetap Sehat Memelihara Kucing? Ini Tipsnya
 

 

Referensi

Healthline. "How to Introduce Your Cat to Your Newborn".

HSE. "Cats - Health and safety risks to babies and children".