Siapa yang tidak gemas melihat tingkah dan wajah lucu kucing. Tak heran, kucing menjadi salah satu jenis hewan yang paling banyak dipelihara dan menarik untuk diajak bermain oleh semua orang, termasuk anak-anak. Namun, harus bagaimana ya jika si Kecil dicakar atau digigit kucing? Yuk, ikuti langkah pertolongan pertamanya di rumah.

 

Cakaran dan Gigitan Kucing Bisa Berbahaya!

Kucing memang hewan yang menggemaskan dan jinak. Bahkan, memelihara kucing juga merupakan terapi yang baik karena dapat memberikan dukungan emosional bagi pemiliknya dan membantu meningkatkan suasana hati.

 

Namun, kucing juga dapat mencakar atau menggigit jika ketakutan atau defensif. Gigi dan kuku kucing yang tajam dapat menusuk secara dalam, terkadang menembus jaringan, ligamen, dan tendon.

 

Walau pada umumnya kucing peliharaan divaksinasi secara lengkap dan rutin agar terhindar dari paparan bakteri dan infeksi tertentu, ia tetap dapat menimbulkan penyakit karena bisa menularkan bakteri ke tubuh manusia ketika menggigit atau mencakar. Beberapa penyakit yang bisa ditularkan adalah:

 

  • Staphylococcus aureus 

Bakteri ini umumnya ditemukan pada kulit hewan dan menyebar pada manusia melalui sentuhan. Ketahuilah bahwa kucing tidak sering menunjukkan tanda-tanda infeksi ini, sehingga biasanya sulit untuk mengetahuinya hanya dengan melihatnya. Manusia yang terinfeksi dapat mengalami masalah kulit yang serius, seperti abses dan folikulitis, hingga sepsis ketika infeksi masuk ke dalam darah.

 

  • Campylobacter

Seseorang dapat tertular infeksi Campylobacter jika bersentuhan dengan kotoran kucing yang terinfeksi atau melalui air dan makanan yang terkontaminasi. Gejala yang muncul jika tertular infeksi Campylobacter antara lain kram perut, demam, mual, dan diare.

 

  • Pasteurella multocida

Organisme bakteri dari spesies Pasteurella kebanyakan hidup di mulut kucing, anjing, dan hewan lainnya. Jika digigit atau dicakar oleh hewan yang membawa organisme Pasteurella seperti Pasteurella multocida, bakteri tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit. Bakteri ini pun dapat menyebar ke manusia dari air liur atau lendir hidung.

 

Pasteurella paling sering menyebabkan infeksi kulit berpotensi serius yang disebut selulitis, pembengkakan kelenjar getah bening disertai gejala menggigil dan demam. Komplikasi yang dapat terjadi ialah infeksi sendi (radang sendi), tulang (osteomielitis), dan tendon (tenosinovitis). Komplikasi berat juga bisa terjadi walaupun jarang, yaitu pneumonia, infeksi saluran kemih, meningitis, infeksi darah (septikemia), serta infeksi mata. 

 

Baca juga: Apa Itu Kehamilan Cukup Bulan? Ini Penjelasannya!

 

  • Penyakit Cakar Kucing (Cat Scratch Disease)

Seseorang juga dapat tertular demam cakar kucing, yang juga disebut penyakit cakar kucing (cat scratch disease/CSD). Ini berasal dari kucing yang terinfeksi bakteri Bartonella henselae dari gigitan kutu, transfusi darah, atau berkelahi dengan kucing lain yang terinfeksi.

 

Bakteri ini dapat hidup di air liur kucing yang terinfeksi selama berbulan-bulan, tetapi tidak membuat hewan sakit. Jadi, bukan hanya lewat gigitan atau cakaran saja, seseorang bisa terinfeksi jika terkena air liur kucing yang terinfeksi.

 

Penyakit ini bisa menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening, yang paling sering muncul di daerah ketiak atau leher. Gejala lainnya adalah demam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, ruam, serta sakit tenggorokan. Pembengkakan kelenjar getah bening biasanya hilang dalam waktu 2 sampai 4 bulan, tetapi terkadang bisa bertahan lebih lama.

 

Baca juga: Haruskah Berhenti Menyusui saat Mums Pilek?

 

 

Si Kecil Dicakar Kucing? Segera Lakukan Ini!

Jangan panik, tetapi juga jangan menyepelekannya. Inilah langkah pertama yang perlu Mums lakukan ketika mendapati si Kecil dicakar atau digigit kucing. Karena seperti yang sudah dijelaskan di atas, kucing peliharaan yang terlihat sehat pun dapat menjadi pembawa bakteri. 

 

Nah, beberapa pertolongan pertama yang bisa dilakukan jika hal ini terjadi adalah:

  • Bilas area luka sebanyak mungkin dengan air mengalir untuk menghilangkan bakteri yang mungkin ada.
  • Cuci luka dengan sabun dan air. 
  • Jika ada darah mengalir pada luka, perlambat perdarahan dengan kain bersih dan oleskan krim antibiotik yang dijual bebas jika Mums memilikinya. 
  • Bungkus luka dengan perban steril sampai jadwal kunjungan ke dokter.
  • Perhatikan tanda-tanda infeksi, termasuk kemerahan, pembengkakan, peningkatan rasa sakit, dan demam.
  • Ganti plester atau perban beberapa kali sehari jika dibutuhkan.
  • Jangan biarkan kucing menjilati area kulit yang terluka.

 

Ingat, penting untuk bertindak cepat jika anggota keluarga dicakar atau digigit kucing. Memeriksakan luka si Kecil di Instalasi Gawat Darurat atau menemui dokter dalam kurun waktu kurang dari 8 jam adalah keputusan terbaik karena dapat mengurangi risiko infeksi. Infeksi bisa menjadi parah, terutama bagi penderita diabetes atau penyakit autoimun.

 

Umumnya dokter akan melakukan beberapa hal berikut ini:

  • Membersihkan luka dan mengoleskan salep antibiotik.
  • Meresepkan antibiotik jika ada masalah infeksi.
  • Memberikan suntikan booster jika vaksin tetanus sudah kedaluwarsa.
  • Menentukan apakah luka perlu dijahit.
  • Pada umumnya, dokter akan membiarkan luka akibat cakaran atau gigitan kucing dibiarkan terbuka untuk sembuh. Hal ini akan memudahkan proses pembersihan luka sekaligus mengurangi risiko infeksi.

 

Terlepas dari itu, mencegah tentu jauh lebih baik daripada mengobati. Ajarkan si Kecil bahwa menyayangi hewan adalah perbuatan yang baik, tetapi ia tetap perlu berhati-hati, bahkan jika kucing tampak ramah.

 

Beri tahu bahwa sebaiknya tidak mendekati atau menyentuh hewan liar yang tidak dikenal dan jangan pernah mengganggu hewan yang sedang makan. Selain itu, ingatkanlah si Kecil untuk mencuci tangan setelah menyentuh atau bermain dengan kucing dan setelah memegang kandang kucing. Jangan biarkan pula hewan peliharaan menjilat bayi atau anak kecil yang masih sangat kecil. (AS)

 

Baca juga: Bayi Kembar Empat Lahir di Mataram, Ini yang Perlu Diperhatikan Jika Hamil Kembar!

 

Referensi

Cleveland Clinic. Cat Scratches

CDC. Cat Scratch

VeryWell Family. Cat Scratches