Alergi makanan laut? Wajar. Alergi bulu binatang? Masih wajar. Tapi kalau alergi air? Hmmm...terdengar aneh!

 

Eits, walaupun masih terdengar aneh, nyatanya kondisi alergi terhadap air ini memang benar-benar ada lho. Kondisi alergi terhadap air ini disebut aquagenic urticaria. Hanya sekitar 30-40 orang dari seluruh penduduk dunia yang pernah didiagnosis menderita alergi ini. Kebanyakan kondisi aquagenic urticaria ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, dan biasanya dimulai setelah masa pubertas, meskipun tidak menutup kemungkinan bisa juga terjadi jauh setelah pubertas.

 

Gejala yang timbul pada penderita aquagenic urticaria ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan gejala alergi pada umumnya, seperti timbulnya rasa gatal hingga bercak merah pada kulit. Biasanya gejala ini akan muncul setelah penderita melakukan kontak dengan air dalam suhu berapa pun, entah saat mandi, kehujanan, berkeringat berlebih, atau bahkan setelah menangis. Gejala yang timbul akibat alergi air ini dapat muncul pada bagian tubuh manapun, namun umumnya rasa gatal akan menyerang daerah leher, tubuh bagian atas, dan juga lengan. Gatal-gatal akan hilang sendirinya dalam rentang waktu antara 30-60 menit setelah tubuh dikeringkan secara total.

 

Dalam kasus yang sangat parah, pernah juga ditemukan penderita alergi ini yang mengalami gatal-gatal pada kerongkongan ketika mereka meneguk air. Kasus ini ditemukan pada seorang anak perempuan yang dilaporkan hanya dapat mentolerir minuman cola bebas gula. Hal ini karena air, teh, dan jus ternyata membuat tenggorokannya melepuh akibat alerginya tersebut.

 

Sejauh ini sebenarnya aquatic urticaria belum dapat dipastikan penyebabnya. National Institutes of Health juga melaporkan bahwa kondisi medis ini jarang menurun dalam keluarga. Namun beberapa peneliti menduga jika kondisi ini terkait dengan komponen genetik, khususnya pada kromosom 2q21.

 

Para ilmuwan juga masih belum yakin apa yang menjadi penyebab alergi ini, meskipun mereka berhipotesis apakah alergi disebabkan oleh zat terlarut dalam air bukan air itu sendiri, atau mungkin bisa juga karena interaksi antara air dan zat yang ditemukan pada kulit. 

 

Karena penyebab aquagenic urticaria yang belum dapat dipastikan, maka hingga saat ini pun pengobatannya juga masih terbilang sangat terbatas. Namun, menurut National Institutes of Health, pemberian antihistamin dan steroid pada penderita aquagenic urticaria bisa menjadi salah satu solusinya. Selain itu, perawatan sinar ultraviolet B dan penggunaan krim sebagai penghalang antara kulit dan air juga dapat membantu untuk menghindari gejala yang kemungkinan muncul.

 

 

Baca Juga

Penyebab dan Cara Atasi Alergi Udara Dingin

3 Cara Mengatasi Alergi Obat

Apakah Anak Anda Alergi Susu Sapi?