“Apakah Kamu pernah mengalami alergi obat?”

Itulah salah satu pertanyaan yang wajib diajukan oleh seorang apoteker seperti saya sebelum menyerahkan obat kepada pasien.

Pertanyaan tersebut harus diajukan oleh seorang praktisi kesehatan, terutama dokter dan apoteker, untuk mengonfirmasi bahwa obat yang akan diberikan tidak akan menyebabkan alergi kepada pasien.

 

Namun, kenapa sih para praktisi kesehatan sangat concern dengan yang namanya alergi obat? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita berkenalan dulu dengan yang namanya alergi obat.

 

 

Baca juga: Obat Herbal atau Obat Kimia, Mana yang Lebih Baik?

 

Alergi obat adalah suatu kondisi di mana tubuh bereaksi berlebihan dan menganggap molekul obat sebagai benda asing, yang kemudian menimbulkan reaksi alergi.

Reaksi alergi yang paling umum terjadi adalah kemerahan pada kulit, timbulnya rasa gatal, bengkak di beberapa bagian tubuh terutama wajah, dan kesulitan bernapas.

Versi paling serius dari reaksi alergi obat disebut anafilaksis. Pada kasus anafilaksis, reaksi alergi obat yang terjadi dapat menimbulkan penurunan tekanan darah yang bisa berujung pada fatalitas bahkan kematian jika tidak ditangani lebih lanjut.

Oleh karena itu, para praktisi kesehatan sangat berhati-hati terhadap hal ini dan akan selalu menggali informasi dari pasien mengenai riwayat alergi obat yang dimiliki pasien. Tidak hanya itu, praktisi kesehatan juga harus memberikan informasi mengenai obat palsu yang wajib pasien ketahui karena sangat berbahaya.

 

Saya sudah beberapa kali menemui pasien dengan alergi obat. Ada yang baru mengetahui bahwa ia alergi obat saat dirawat di rumah sakit tempat saya bekerja, ada pula yang sudah lama mengetahui bahwa ia alergi suatu obat tertentu. Dari pengalaman saya pribadi, jenis obat yang paling sering menyebabkan reaksi alergi adalah antibiotika terutama golongan penisilin, sulfa, dan cefalosporin, serta obat-obat pain killer seperti antalgin dan asam mefenamat.

Dari pengalaman-pengalaman saya, saya menyimpulkan bahwa selain kesigapan dari para praktisi kesehatan untuk menggali informasi mengenai alergi obat, pasien dengan riwayat alergi obat pun perlu proaktif dalam menginformasikan riwayat alergi yang dialaminya.

Nah, jika Kamu atau orang-orang kesayanganmu termasuk salah satu yang pernah mengalami alergi obat, berikut saya rangkum cara mengatasi alergi obat yang perlu diperhatikan terkait kondisi tersebut.

 

Baca juga: Hati-Hati! Minum Susu Setelah Minum Obat

 

1. Ingat dan catat nama obat yang menyebabkan Kamu alergi

Jika Kamu pernah mengalami gejala-gejala seperti yang saya sebutkan di atas setelah mengonsumsi suatu obat tertentu, besar kemungkinan Kamu mengalami alergi obat.

Diagnosis dari dokter dapat membantu menentukan apakah hal yang Kamu alami tersebut memang reaksi alergi obat atau bukan.

Nah, sebaiknya Kamu ingat baik-baik nama obat yang menyebabkan alergi obat tersebut, baik nama dagang (brand) maupun kandungan zat aktif obat yang ada di dalamnya.

Selain diingat, ada baiknya Kamu mencatat nama obat tersebut dan menyimpan catatan tersebut di tempat yang selalu Kamu bawa ke mana-mana, misalnya dompet ataupun catatan pribadi.

Saya pernah mempunyai seorang pasien yang memiliki alergi obat yang daftarnya cukup panjang. Ia berkata pada saya bahwa ia selalu membawa catatan daftar alergi obat tersebut ke mana pun ia pergi. Ia menyimpan catatan itu di dompetnya, dan memberitahukan informasi alergi obatnya kepada keluarga dan kolega kerja.

Saat saya tanya mengapa ia melakukan semuanya itu, ternyata karena ia khawatir sewaktu-waktu akan mengalami kondisi gawat darurat yang membuatnya membutuhkan pertolongan medis di fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memiliki data mengenai riwayat alerginya.

“Daripada saya tiba-tiba diberi obat yang membuat saya alergi, lalu muka saya bengkak-bengkak, kan lebih baik saya mencegah, Mbak,” demikian kata Bapak tersebut.

Cara mengatasi alergi obat Bapak ini untuk tetap menjaga keselamatan dirinya sendiri menurut saya patut diapresiasi dan juga ditiru. Seperti yang beliau sampaikan, kita tidak bisa selalu berobat ke dokter atau rumah sakit langganan yang sudah memiliki data riwayat kesehatan, termasuk riwayat alergi obat, secara lengkap. Misalnya pada saat Kamu ingin bepergian karena alasan wisata ataupun bekerja. Dengan memiliki catatan lengkap tentang alergi obat yang pernah dialami, Kamu telah membantu meminimalkan kejadian yang tidak diinginkan terkait reaksi alergi obat terhadap dirimu sendiri.

 

2. Ceritakan riwayat alergi obat yang dialami pada dokter, perawat, apoteker, dan orang terdekat

Sebenarnya adalah suatu standard operational procedure (SOP) bagi para praktisi kesehatan di mana pun untuk menanyakan tentang alergi obat yang dimiliki oleh pasien sebelum meresepkannya, menyerahkan, maupun memberikan obat kepada pasien. Termasuk apoteker seperti saya, wajib menanyakan hal ini kepada pasien.

Namun, tak ada salahnya jika Kamu sendiri yang langsung memberitahukan hal ini kepada para praktisi kesehatan. Akan lebih baik lagi jika Kamu dapat mendeskripsikan seperti apa reaksi alergi yang terjadi saat Anda mengonsumsi obat tersebut. Misalnya gatal-gatal di sekujur badan, mata menjadi bengkak, sesak dalam bernapas, dan lain-lain.

Seperti yang sudah saya ceritakan di atas, memberitahukan riwayat alergi obat Kamu kepada orang terdekat juga adalah sesuatu yang sangat disarankan. Sebab, pada saat pasien berada dalam kondisi tidak sadar, keluarga atau pun orang terdekat lain, misalnya kolega kerja, adalah sumber bagi para praktisi kesehatan untuk menggali informasi mengenai riwayat alergi obat pasien.

 

Baca juga: 3 Langkah Menyimpan Obat dengan Benar

 

3. Sediakan obat antihistamin untuk berjaga-jaga

Histamin adalah senyawa dalam tubuh kita yang paling berperan dalam reaksi alergi obat. Histamin akan dihasilkan dalam jumlah yang banyak pada saat tubuh mengalami reaksi alergi, dan histamin ini pulalah yang menyebabkan gejala alergi obat seperti rasa gatal, kulit kemerahan, bengkak pada wajah, dan sulit bernapas.

Oleh karena itu, antihistamin menjadi salah satu pilihan utama dalam penanganan reaksi alergi obat.

Saya pernah menjumpai seorang pasien yang memiliki daftar panjang alergi obat, sehingga setiap kali mencoba obat baru ia harus ekstra hati-hati untuk memastikan reaksi alergi tidak terjadi. Dalam kasusnya, ia memiliki persediaan obat antihistamin yang selalu ia bawa kemana pun.

Hal ini juga dapat Kamu lakukan jika Kamu memiliki riwayat alergi obat sebagai pertolongan pertama jika sedang jauh dari fasilitas kesehatan seperti rumah sakit ataupun klinik.

Beberapa antihistamin seperti cetirizine dan loratadine memerlukan resep dokter, jadi Kamu bisa meminta doktermu untuk meresepkannya. Ada pula antihistamin klorfeniramin maleat yang dapat menjadi pilihan Kamu, karena umumnya dijual sebagai obat bebas terbatas (lingkaran biru).

Perlu diingat, kebanyakan antihistamin akan menyebabkan kantuk, sehingga sebaiknya Kamu tidak melakukan kegiatan yang memerlukan tingkat kewaspadaan tinggi (contohnya menyetir) setelah mengonsumsi antihistamin.

 

4. Minum air kelapa

Selanjutnya, jika Kamu mengalami alergi, Kamu juga bisa memanfaatkan air kelapa untuk mengatasinya. Cara mengatasi alergi obat dengan air kelapa sangat praktis dan juga lebih aman.

Air kelapa bermanfaat untuk detoksifikasi dan memiliki kandungan kalium yang tinggi. Kandungan kalium yang tinggi ini dapat mencegah timbulnya alergi.

Kalium juga bisa mengurangi reaksi alergi karena ketika alergen atau makanan penyebab alergi masuk ke tubuh, antibodi akan keluar dan menimbulkan reaksi gatal-gatal.

Nah, air kelapa ini berperan sebagai antidote (komponen yang bisa melawan reaksi keracunan). Jadi, mungkin saja air kelapa bisa membuat alergen tidak aktif, sehingga saat bertemu antibodi tidak timbul reaksi

 

Alergi obat memang sesuatu yang cukup serius, namun demikian Kamu tidak perlu panik dalam menghadapinya. Seperti pepatah yang mengatakan bahwa lebih baik mencegah daripada mengobati, demikian pula jika Kamu memiliki riwayat alergi obat maka sebaiknya Kamu mengingat dan mencatat nama obat yang membuatmu mengalami alergi, memberitahukannya pada orang-orang terdekat, serta pastikan informasinya juga selalu sampai pada praktisi kesehatan yang sedang merawat Kamu sehingga cara mengatasi alergi obat bisa jadi lebih mudah dan cepat.

 

Baca juga: Mengapa Efek Obat Bervariasi pada Setiap Orang?

 

kesalahan menyimpan obat - GueSehat.com