Baru-baru ini Johnson & Johnson dilaporkan tersandung masalah. Produsen produk perawatan tubuh bayi asal Amerika Serikat itu tengah menghadapi ribuan gugatan yang menyebut bahwa bedak bayi dari perusahaan itu dapat menyebabkan kanker. Dalam laporan yang dibuat Reuters, ada dokumen yang menunjukkan bahwa pihak internal J&J sudah lama mengetahui adanya asbes dalam produk mereka, yaitu sejak 1971.

 

Kantor berita yang berlokasi di Inggris itu pun mengutip dokumen yang dirilis sebagai bagian dari gugatan di mana penggungat mengklaim bahwa bedak bubuk bayi Johnson & Johnson juga dikaitkan dengan kanker ovarium. Para esksekutif perusahaan juga sebenarnya sudah mengetahui bahwa bedak bayi itu mengandung sejumlah kecil asbes, namun tidak diberitahukan secara terbuka.

 

Baca juga: Hati-hati Bayi Anda Terkena Vaksin Palsu



Ini bukanlah yang pertama dan mungkin bukan juga yang terakhir. Perusahaan J&J itu dikabarkan tengah kewalahan menghadapi lebih dari 10 ribu kasus yang mengklaim bahwa produk Baby Powder dan Shower to Shower menyebabkan kanker ovarium. Lalu, apakah mungkin bedak bayi yang selama ini digunakan memang dapat menyebabkan kanker?

 

Dikutip dari situs American Cancer Society, bedak tabur bayi terbuat dari talk yang merupakan mineral dengan kandungan beberapa zat, seperti magnesium, silikon, dan oksigen. Bedak tabur ini dapat melembabkan kulit yang kering, mengurangi efek nyeri akibat gesekan, dan mencegah ruam. Talk dapat dijumpai pada beberapa produk kosmetik, seperti bedak tabur untuk bayi dan dewasa, lipstik, serta produk kosmetik lainnya.







Meski begitu, beberapa talk ternyata mengandung asbestos atau asbes, senyawa yang diketahui dapat menyebabkan kanker paru jika terhirup oleh manusia. Beberapa wanita pun sering menaburkan bedak talk di sekitar area genital. Hal inilah yang diduga meningkatkan risiko kanker pada beberapa wanita. 

 

Lalu, Apakah Bedak Bayi Tabur Aman untuk Digunakan?

Dikutip dari EverydayHealth, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat tidak menemukan adanya kontaminasi asbes pada beberapa produk kosmetik pada 2009 dan 2010. Hal ini didukung oleh analisis yang dibuat International Agency for Research on Cancer (IARC) pada 2010. Dalam analisis itu disebutkan bahwa bukti kebenaran “talk pada bedak mengandung karsinogen” masih terbatas.

 

Baca juga: Manfaat Petroleum Jelly untuk Kulit Bayi



Beberapa lembaga internasional mempelajari substansi yang ada di lingkungan untuk menentukan apakah bedak talk dapat menyebabkan kanker atau tidak. International Agency for Research on Cancer (IARC) yang merupakan bagian dari World Health Organization (WHO) mengindentifikasi bedak talk menjadi 3 kategori, yaitu:

  • Talk yang mengandung asbes dinyatakan sebagai karsinogen atau dapat menyebabkan kanker.
  • Berdasarkan kurangnya data atau penelitian yang dilakukan manusia dan data yang terbatas dalam penelitian yang dilakukan pada hewan di laboratorium, IARC mengklasifikasikan bedak yang dihirup yang tidak mengandung asbes, tidak dikategorikan sebagai karsinogen.
  • Berdasarkan bukti penelitian yang terbatas, jika bedak talk digunakan pada area genital kemungkinan dapat berpotensi sebagai karsinogen.

 

Hubungan antara bedak talk dengan kanker memang masih diperdebatkan. Belum diketahui produk bedak mana yang memang benar-benar dapat meningkatkan risiko kanker. Penelitian penggunaan bedak tabur bayi yang mengandung talk ini pun memiliki hasil yang beragam.

 

Baca juga: 4 Jenis Alergi yang Sering Dialami Bayi



Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan talk pada area genital dapat meningkatkan risiko, namun beberapa penelitian lainnya tidak menemukan adanya peningkatan risiko terhadap kanker ovarium. Selain itu, beberapa penelitian juga tidak dapat menemukan peningkatan risiko kanker paru saat talk yang mengandung asbes terhidup, sedangkan penelitian lainnya justru menunjukkan hal sebaliknya.

 

Oleh karena itu, peneliti menyarankan bagi orang-orang atau para Mums dan Dads yang khawatir apakah penggunaan bedak tabur bayi ini memang dapat menyebabkan kanker pada anak mereka atau diri mereka sendiri, dapat menghindari dan membatasi penggunaan produk bedak bayi untuk saat ini hingga penelitian atau pernyataan resmi dari lembaga yang khusus menangani masalah ini dikeluarkan. (TI/AY)

 

kanker pada anak