Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya hidup rukun dan tumbuh sangat dekat satu sama lain. Namun, terkadang ada saja yang menyebabkan mereka bertengkar. Sering kali, persaingan antar saudara kandung dimulai dari perebutan mainan hingga perhatian. Ketika anak-anak mencapai tahap perkembangan yang berbeda, kebutuhan mereka yang berkembang dapat secara signifikan memengaruhi bagaimana mereka berhubungan satu sama lain.

 

Sebagai orang tua, pasti kesal dan sedih rasanya melihat anak-anak selalu bertengkar satu sama lain. Namun, sebenarnya tanpa sadar orang tua juga kerap turut andil dalam timbulnya sibling rivalry atau persaingan antar saudara kandung. Dengan mengetahui apa saja hal-hal yang menjadi penyebab sibling rivalry pada anak-anak, harapannya orang tua dapat membantu menghindari timbulnya sibling rivalry!

 

Penyebab Sibling Rivalry

Berikut adalah beberapa hal yang mungkin memicu sibling rivalry pada anak-anak:

 

1. Kebutuhan yang berkembang

Seiring tumbuh kembang anak, kebutuhannya juga berubah. Ini memengaruhi cara mereka berhubungan satu sama lain. Misalnya, balita secara alami memiliki naluri untuk melindungi mainan dan barang-barangnya dan belajar untuk menegaskan keinginannya. Jadi, saat mainan atau barang-barangnya diambil oleh adiknya yang masih bayi, balita dapat bereaksi secara agresif.

 

Anak balita juga belum dapat mengerti mengapa saudara kandung yang lebih kecil diperlakukan berbeda atau merasa bahwa adiknya mendapat perlakuan istimewa. Hal ini dapat memengaruhi cara anak-anak bersaing satu sama lain.

 

2. Anak berkebutuhan khusus

Terkadang, anak yang sedang sakit atau memiliki masalah belajar/emosional memerlukan lebih banyak perhatian dari orang tua. Dalam hal ini, anak yang lain menganggap bahwa saudaranya mendapatkan perlakuan spesial. Alhasil, hal tersebut mendorong anak untuk melakukan sesuatu agar mendapatkan perhatian dari orang tua.

 

3. Pengalihan perhatian

Saat masih menjadi satu-satunya dalam keluarga, anak sulung selalu menjadi pusat perhatian di rumah. Mums pun akan selalu berusaha memenuhi semua keinginannya. Namun, ketika ia memiliki adik, tiba-tiba semua perhatian teralihkan dan membuat si Sulung merasa diabaikan. Akhirnya, ia mulai membandingkan apa yang ia miliki dengan adiknya dan menjadi cemburu.

 

4. Sering dibandingkan oleh orang tua

Setiap anak memiliki bakat, minat, dan kemampuannya masing-masing. Anak tentunya berharap agar orang tua mendukung minat yang dimiliki. Sayangnya, tanpa sadar orang tua sering condong kepada salah satu anak.

 

Misalnya, memilih anak yang memiliki kemampuan lebih baik di bidang akademik dan selalu meminta anak lain untuk menjadi seperti saudaranya. Inilah yang kemudian memicu rasa cemburu dan persaingan antar saudara kandung.

 

5. Preferensi jenis kelamin

Preferensi gender juga menjadi salah satu alasan signifikan dari persaingan antar saudara kandung. Misalnya, di banyak tempat, anak laki-laki mendapatkan lebih banyak penerimaan sosial atau sambutan sosial daripada anak perempuan. Juga, pandangan masyarakat tentang perbedaan tanggung jawab antara anak laki-laki dan perempuan. Hal ini kemudian membuat salah satu gender merasa lebih unggul daripada yang lain.

 

6. Kurangnya keterampilan berbagi

Kemampuan berbagi yang kurang juga menjadi salah satu penyebab sibling rivalry, terutama jika dua saudara kandung memiliki jenis kelamin yang sama dan usia yang tidak jauh beda. Mereka biasanya menyukai banyak hal yang sama, mulai dari pakaian, mainan, hingga makanan.

 

Orang tua biasanya membagi semuanya secara merata di antara anak-anak. Ini juga menjadi penyebab lain dari persaingan antar saudara kandung karena setiap anak berpikir sesuatu bisa menjadi miliknya sendiri seandainya tidak memiliki saudara.

 

7. Individualitas

Anak memiliki kecenderungan alami untuk memisahkan diri, termasuk dari saudaranya. Hal ini dapat memicu kompetisi dalam aktivitas sehari-hari, seperti untuk melihat siapa yang dapat membangun menara yang lebih tinggi, membalap mobil tercepat, atau menghabiskan makanan paling banyak. Ini mungkin tampak sepele bagi Mums, tetapi terasa sangat penting bagi mereka.

 

Apa yang Harus Dilakukan saat Anak Bertengkar?

Melihat anak-anak bertengkar tentunya membuat Mums merasa frustasi dan bingung apa yang harus dilakukan. Dalam hal ini, sebisa mungkin jangan sampai Mums terlibat dalam pertengkaran.

 

Mums hanya bisa ikut campur jika ada potensi cedera fisik. Pasalnya, jika Mums selalu campur tangan, ada anak yang akan berpikir bahwa saudaranya selalu dilindungi, yang dapat menumbuhkan lebih banyak kebencian. Di sisi lain, anak yang diselamatkan merasa bahwa ia diistimewakan dan akan selalu dilindungi.

 

Bila dirasa perlu, Mums boleh membiarkan anak mengungkapkan kekesalan, tetapi tetapkan batasan. Misalnya, tidak boleh memukul, tidak boleh memanggil dengan panggilan buruk, dan sebagainya. Lalu, jika Mums harus turun tangan, libatkan anak untuk menyelesaikan masalah bersama. Bukannya mengambil keputusan sesuai dengan keinginan Mums.

 

Akhir kata, tidak semua penyebab sibling rivalry dapat dihindari. Namun, setidaknya, Mums bisa menghindari apa yang bisa dihindari untuk meminimalkan konflik di antara buah hati. (AS)

 

Referensi

KidsHealth: Sibling Rivalry

Healthline: Give Peace a Chance: Sibling Rivalry Causes and Solutions

Bio Madam: Causes of Sibling Rivalry