Aktivitas makan tidak hanya upaya untuk bertahan hidup, tetapi merupakan salah satu bentuk kesenangan. Dalam beberapa tahun terakhir mulai dilakukan penelitian bagaimana makanan tertentu bisa mengubah perilaku otak. Dua jenis makanan yang mampu memanipulasi otak hingga “bertingkah” seakan tidak pernah kenyang adalah gula dan lemak.

 

Orang yang memiliki ketergantungan tinggi pada makanan yang tinggi gula, sulit menghilangkan kebiasaan ini. Meraka selalu lapar dan ingin terus makan. Pada akhirnya tubuh mengalami obesitas. Berbagai cara menurunkan berat badan pun kadang berakhir dengan kegagalan. Sampai akhirnya diabetes tipe 2 pun datang.

 

Ilmuwan memberikan label untuk perilaku ini dengan istilah hedonic hunger, yaitu kondisi di mana seseorang sangat menginginkan makanan meskipun sebenarnya tidak membutuhkan (masih kenyang). Hedonic hunger ini menjadi salah satu penyebab obesitas terutama di negara maju.

 

Bagaimana memahami fenomena ini, dan apakah ada cara mencegahnya? Bagaimana gula dapat meningkatkan berat badan sangat cepat? Simak penjelasan selengkapnya!

 

Baca juga: Ini 7 Tanda Kamu Kelebihan Gula!

 

Berkenalan dengan Hormon Pengendali Lapar

Tantangan terbesar mencegah obesitas dan menghentikan keinginan makan gula adalah menjinakkan rasa lapar. Sebenarnya, tubuh kita memiliki beberapa hormon yang berfungsi mengendalikan kebutuhan makan. Dua hormon pengendali lapar dan kenyang adalah:

 

1. Hormon ghrelin

Hormon ini diproduksi di lambung dan tugasnya adalah merangsang rasa lapar. Saat lambung kosong, otomatis ghrelin dilepaskan dan memberikan sinyal agar tubuh segera memasukkan makanan. Sebaliknya, saat lambung penuh terisi makanan, ghrelin tidak diproduksi. 

 

2. Hormon leptin

Leptin adalah kebalikan dari hormon ghrelin. Tugasnya menekan rasa lapar. Leptin tidak dihasilkan di lambung melainkan di sel-sel lemak. Semakin banyak lemak tubuh, maka semakin banyak hormon leptin diproduksi. Ia akan memberikan sinyal agar tubuh berhenti makan.


Bayangkan ketika tubuh kita tidak memiliki hormon ini, maka kita tidak akan pernah kenyang sehingga makan terus, atau tidak pernah merasa lapar sama sekali dan tidak makan berhari-hari.

 

Baca juga: Hormon Reproduksi Ikut Memengaruhi Kadar Gula Darah



Gula, Perusak Hormon Penekan Rasa Lapar

Saat hormon ghrelin dan leptin ini bekerjasama dengan baik, sebenarnya kita tidak akan makan berlebihan. Hanya saja pada beberapa orang terjadi gangguan fungsi hormon leptin yang disebut resistensi leptin. Istilah ini mengacu pada penurunan kemampuan leptin memberikan sinyal kenyang, seperti halnya resistensi insulin di mana insulin tidak mampu mengatur gula di tubuh.

 

Ketika tubuh terlalu banyak makan gula atau karbohidrat, semakin banyak leptin yang dilepaskan. Leptin berteriak supaya tubuh Kamu berhenti makan. Lama kelamaan leptin lelah, dan terjadi resistensi leptin. Akibatnya, tubuh tidak lagi mampu menangkap sinyalnya dan terus saja makan gula. 

 

Baca juga: Menekan Keinginan Terhadap Makanan Manis, Begini Caranya!

Cara Kurangi Karbohidrat - Guesehat

 

 

Perilaku Otak terhadap Gula

Ketika hormon bereaksi dengan gula, demikian pula dengan otak. Penelitian telah menunjukkan bahwa otak kita sudah merespons makanan berlemak dan bergula bahkan sebelum mereka memasuki mulut kita. Otak melihat makanan ini sebagai sesuatu yang diinginkan dan menggairahkan. Begitu hidangan tersebut menyentuh lidah, indra perasa akan mengirim sinyal ke berbagai daerah di otak, yang pada gilirannya merespons dengan memuntahkan dopamin. 

Hasilnya adalah perasaan senang yang intens. Semakin banyak makanan manis dan enak maka semakin banyak dopamin yang dilepaskan. Otak menjadi jenuh dengan begitu banyak dopamin. Otak pun beradaptasi dengan mengurangi jumlah reseptor sel yang mengenali dan menanggapi dopamin ini.

 

Akhirnya otak orang yang kecanduan gula menuntut lebih banyak gula dan lemak untuk mencapai ambang kesenangan yang sama seperti yang pernah mereka alami dengan jumlah makanan yang lebih sedikit. Orang-orang ini akan terus makan berlebihan sebagai cara untuk merebut kembali atau bahkan mempertahankan rasa senang.

 

Baca juga: Cegah Obesitas Anak dengan Membatasi Asupan Gula



Cegah Sebelum Terlambat

Ketika sudah terjadi kenaikan berat badan, obesitas bahkan diabetes, tentu mengembalikan ke berat badan normak tidak mudah. Maka satu-satunya cara memperbaiki kondisi metabolik tubuh sehingga seluruh hormon bekerja normal kembali adalah dengan mengubah gaya hidup.



Penting untuk membatasi karbohidrat olahan dan semua makanan cepat saji. Jika Kamu ingin sehat, ingin menurunkan dan mempertahankan berat badan dengan mudah, dan jika tidak ingin mengembangkan penyakit seperti diabetes, sindrom metabolik dan penyakit jantung, maka makanlah dengan benar. Selain itu sangat penting untuk berolahraga, mengelola stres, dan tidur yang cukup berkualitas.



Ingat bahwa suka atau tidak suka, hormonlah yang sepenuhnya mengendalikan hidup kita. Jika kita ingin hormon kita bekerja dengan baik dan membantu mengendalikan nafsu makan dan gula darah, maka pilihan gaya hidup sehat adalah pilihan yang cerdas. (AY)

 



Sumber :

Scientificamerican.com,

Dr Brian Mowll, How to hack your hunger hormones

www.huffingtonpost.com.au, So, This Is Exactly How Sugar Makes Us Fat