Di era pandemi ini, Geng Sehat sekalian pasti sering sekali mendengar frase 'menjaga kesehatan'. Selain dengan mengonsumsi makanan bergizi, istirahat dan olahraga yang cukup, serta menerapkan protokol kesehatan, salah satu yang juga sering dilakukan adalah mengonsumsi suplemen kesehatan. Tidak semua jenis suplemen mesti diminum, hanya suplemen yang penting saja yang sebaiknya dikonsumsi.

 

Suplemen kesehatan secara umum diperlukan oleh orang-orang yang tidak memperoleh zat mikronutrien khusus dari makanan. Asupan yang tidak cukup akan membuat tubuh tidak sehat sehingga sistem imun menjadi kurang sempurna dalam melawan virus atau bakteri yang mungkin menyerang. Pada kenyataannya, dalam upaya untuk tetap sehat, maka di era pandemi ini kita kerap mengonsumsi vitamin kan?

 

Padahal, secara umum kita juga memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari, seperti buah-buahan.  Kita tetap mengonsumsi vitamin karena tidak yakin mengenai kecukupan vitamin maupun mineral dari makanan sehari-hari tersebut.

 

Salah? Nggak, kok. Toh kita memang tidak selalu dapat memeriksa kadar vitamin maupun mineral dalam tubuh. Yang penting, jangan berlebihan sehingga tetap aman. Berikut ini suplemen kesehatan yang penting dikonsumsi selama pandemi!

 

Baca juga: Imunitas yang Kuat Penting untuk Menghadapi New Normal

 

Suplemen Kesehatan yang Penting Selama Pandemi

Sebagai apoteker, saya banyak mendapat pertanyaan mengenai vitamin atau suplemen kesehatan yang penting dikonsumsi, terutama untuk meningkatkan daya tahan tubuh selama masa pandemi ini. Nah, mari mengenal beberapa jenis suplemen kesehatan yang penting dan identik dengan daya tahan tubuh berikut ini:

 

1. Vitamin C

Dapat dikatakan vitamin C adalah adalah vitamin paling kondang untuk daya tahan tubuh. Vitamin yang juga dikenal sebagai asam L-askorbat ini adalah vitamin larut air dan secara alami ada di dalam sayur maupun buah-buahan seperti jeruk, pisang, tomat, kol, pepaya, blewah, kentang, bayam, bunga kol, hingga kacang hijau. Vitamin ini tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari luar tubuh, utamanya melalui makanan, dapat dibantu dengan penggunaan suplemen.

 

Vitamin C mendukung fungsi sel pada sistem kekebalan tubuh kita. Vitamin C terakumulasi dalam makrofag dan dapat meningkatkan kemotaksis serta fagositosis yang memiliki tujuan untuk membunuh mikroba. Vitamin C juga melindungi sel terhadap spesies oksigen reaktif yang dihasilkan selama proses pernapasan dan juga pada respon peradangan.

 

Tingkat asupan harian rata-rata yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi orang sehat dari vitamin C sering disebut Angka Kecukupan Gizi (AKG). Menurut Kementerian Kesehatan, AKG Vitamin C untuk orang Indonesia berusia 10-12 tahun adalah 50 mg/hari. Untuk usia 13-15 tahun, AKG vitamin C untuk perempuan 65 mg/hari sedangkan laki-laki 75 mg/hari. Di atas usia 15 tahun maka AKG vitamin C untuk perempuan adalah 75 mg/hari sedangkan laki-laki 90 mg/hari.

 

Banyak produk di pasaran yang mengandung vitamin C hingga 1000 mg, bukan? Secara umum hal ini tidak masalah. Vitamin C larut air, sehingga kelebihannya akan dibuang segera. Di Indonesia sendiri untuk vitamin C di bawah 500 mg klaimnya adalah suplementasi vitamin C atau membantu memenuhi kebutuhan vitamin C. Sedangkan untuk takaran 500-1000 mg per hari, klaimnya adalah membantu memelihara daya tahan tubuh.

 

Baca juga: Berapa Kebutuhan Vitamin C Harian Kamu? Yuk, Cek di Sini!

 

2. Vitamin D

Waktu awal pandemi, Geng Sehat pernah mendengar anjuran untuk berjemur? Tentunya hal ini berkaitan dengan vitamin D. Seperti diketahui, vitamin D paling banyak dibuat secara endogen saat sinar UV dari sinar matahari mencapai kulit. Pada saat itu, pro vitamin D memicu sintesis vitamin D dalam tubuh. Pada makanan, vitamin D banyak terkandung dalam minyak hati ikan cod, salmon, kedelai, gandum, telur, keju, ikan tuna, hingga daging sapi.

 

Vitamin D berperan memodulasi pertumbuhan sel, fungsi neuromuskuler, serta daya tahan tubuh dan pengurangan peradangan. AKG vitamin D untuk orang Indonesia, baik laki-laki dan perempuan, usia 10-64 tahun adalah 15 mcg/hari (600 IU), sedangkan di atas 64 tahun menjadi 20 mcg/hari (800 IU). Walau demikian, suplemen kesehatan di Indonesia dibatasi penggunaannya pada maksimal 400 IU/hari.

 

3. Vitamin E

Secara alami, vitamin E ada dalam tauge, minyak kedelai, biji dan minyak bunga matahari, kacang tanah, bayam, brokoli, mangga, hingga tomat. Aktivitas vitamin E dalam membantu sistem daya tahan tubuh adalah aktivitas antioksidannya.

 

AKG Vitamin E menurut Kemenkes RI untuk laki-laki usia 10-12 tahun adalah 11 mg atau 24,2 IU per hari, sedangkan laki-laki di atas usia tersebut AKG-nya adalah 15 mg atau setara 33 IU/hari. Untuk perempuan usia 10-65 tahun AKG-nya 15 mg/hari atau setara 33 IU. Sedangkan, untuk wanita adalah 20 mg/hari atau setara 44 IU.

 

Di Indonesia batas maksimal penggunaan vitamin E sebagai suplemen kesehatan adalah 400 IU/hari dengan klaim berupa suplementasi vitamin E dan membantu memenuhi kebutuhan vitamin E.

 

Baca juga: 15 Manfaat Vitamin E untuk Ibu Hamil dan Ibu Melahirkan

 

4. Zink (Zn)

Dikenal juga dengan seng, mineral ini secara alami terdapat dalam beberapa makanan seperti kuning telur, daging sapi, hati ayam, hingga keju. Zink terlibat aktif dalam reaksi metabolisme tingkat sel, terutama untuk aktivitas katalis sekitar 100 enzim penting baik dalam sistem imun, sintesis protein, penyembuhan luka, hingga pembelahan sel.

 

AKG Zink untuk orang Indonesia usia 10-12 tahun menurut Kemenkes adalah 8 mg/hari. Untuk laki-laki di atas 12 tahun meningkat jadi 11 mg/hari. Sedangkan untuk perempuan di antara 13-18 tahun AKG-nya 9 mg/hari dan di atas 18 tahun menjadi 8 mg/hari.

 

Konsumsi zink juga harus berhati-hati karena kelebihan zink dapat menekan imunitas serta mengganggu penyerapan Cu dan Fe. Untuk itu, di Indonesia, produk-produk suplemen kesehatan yang mengandung zink punya batas maksimal 30 mg/hari dana kombinasi dengan vitamin dan mineral lain untuk fungsi memelihara kesehatan tubuh. Kalau zink sebagai sediaan tunggal, statusnya adalah obat.

 

Geng Sehat, itu dia macam-macam vitamin dan mineral yang banyak digunakan sebagai suplemen kesehatan di masa pandemi COVID-19 ini. Secara garis besar, konsumsi vitamin dan mineral sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan harian.

 

Konsumsi berlebihan tidak akan memberikan daya tahan yang lebih kepada tubuh, dan memiliki potensi sebagai pemborosan secara ekonomis. Pastikan konsumsinya sesuai anjuran, dan tidak menggunakan dua suplemen dengan kandungan yang sama sehingga akan menyebabkan tubuh menerima asupan berlebih.

 

Baca juga: Kebiasaan Hidup Bersih Harus Jadi New Normal Pasca-Pandemi

 

 

Referensi:

Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2020. Buku Pedoman Penggunaan Herbal dan Suplemen Kesehatan Dalam Menghadapi Pandemi COVID-19 di Indonesia.