Batuk adalah refleks alami tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari zat atau partikel asing yang dapat mengiritasinya. Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat saraf ke pusat batuk yang berada di otak. Otak akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.

 

Batuk yang terjadi sesekali masih bisa dianggap normal karena dapat membantu menggerakkan dahak yang bertugas menjaga saluran napas tetap lembab. Namun, batuk yang terus-menerus apalagi ditambah gejala lain, seperti demam, dahak berwarna atau berdarah, atau sesak nafas dapat menandakan gangguan medis. Batuk yang berlangsung lama, lebih dari 2 (dua) minggu dan disertai gejala-gejala seperti di atas, segera periksalah ke dokter untuk mendapat pengobatan yang tepat.

 

Baca juga: Kamu Terkena Batuk Alergi atau Batuk Pilek Biasa? 

 

Penanganan yang tepat terhadap batuk di masa awal batuk dapat mengurangi resiko batuk berlanjut menjadi lebih parah. Salah satu penanganan yang umum dilakukan oleh penderita batuk adalah mengkonsumsi obat batuk. Banyak sekali pilihan obat batuk yang beredar di pasaran saat ini, dari yang berbahan obat sintetis sampai bahan alami (herbal). Pengobatan alami yang dikenal juga sebagai pengobatan herbal dapat digunakan sebagai solusi awal mengatasi batuk.

 

Dijelaskan dr. Erna Hayati, MM., M.Si., dari Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI), yang disebut pengobatan herbal adalah pengobatan yang menggunakan bahan yang berasal dari tanaman atau bagian dari tanaman, bisa berupa daun, akar, atau biji, dan atau ekstraknya yang mengandung bahan yang berkhasiat untuk tubuh dan digunakan untuk pencegahan, penyembuhan atau peningkatan kesehatan. 

 

"Tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan sebagai obat alami mengatasi batuk dapat kita temukan di halaman rumah kita, yang dikenal dengan istilah TOGA (Taman Obat Keluarga) Beberapa contoh tanaman obat TOGA yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi batuk adalah Saga (Abrus precatorius L.) dan Legundi (Vitex trifolia L)." jelasnya.

 

 

Baca juga: Batuk Tak Kunjung Sembuh? Ternyata Ini Alasannya!

 

SAGA (Abrus precatorius L.)

Saga sebenarnya merupakan tanaman liar bahkan sering kita abaikan karena ia merambat dan melilit serta menempel pada tanaman tinggi di sekitarnya sehingga dianggap mengganggu. Namun banyak orang yang belum tahu bahwa sebenarnya tanaman saga ini memiliki khasiat bagi kesehatan dan dapat kita rawat sebagai TOGA.

 

Tanaman saga mempunyai rasa agak manis seperti akar manis, bau spesifik dan helai anak daun berbentuk membulat lebar, ujung dan pangkal agak bundar, tangkai daun pendek, permukaan atas daun licin, bagian bawah terlihat tulang daun yang menonjol, warna hijau dan panjang ½ - 2 cm. Bagian tanaman saga yang bisa digunakan untuk kesehatan adalah daunnya, meskipun batang dan akar kadang-kadang juga digunakan.

 

Senyawa aktif yang terkandung dalam tanaman saga adalah abrukuinon A. Daun dan akar mengandung glisirizin, yang secara empiris bermanfaat mengatasi batuk. Glisirizin memiliki efek farmakologis sebagai ekspektoran yang dapat memicu keluarnya lendir dari trakea (saluran nafas) sehingga efektif untuk meluruhkan dahak. Biji saga juga dikenal bersifat sebagai antimikroba, ekspektoran (pengencer dahak) dan sedatif (penenang) Namun pengolahan biji saga perlu perhatian karena ada zat abrin yang bersifat toksik.

 

Baca juga: Bahan Herbal yang Bisa Meningkatkan Kekebalan Tubuh

 

Hasil penelitian ilmiah tentang saga yang menunjukkan efek saga untuk mengatasi batuk antara lain :

  • Ekstrak metanol dari daun saga secara farmakologis mempunyai efek sebagai bronkodilator (melegakan saluran nafas) dari beberapa uji in vitro dan in vivo pada hewan coba (Mensah A.Y.,et al, 2011).

  • Ekstrak dari akar dan daun saga mempunyai sifat antimikrobial terhadap bakteri gram positif dan gram negatif (Hussain Zahir, Kumaresan , 2014)

 

LEGUNDI (Vitex trifolia L).

Tanaman legundi sebenarnya merupakan tanaman pagar dan bisa tumbuh menjadi liar. Sekilas, wujud tanaman satu ini memang mirip perdu atau bahkan tanaman liar. Dengan tinggi 2-5 meter, tanaman ini memiliki bunga berwarna putih keunguan, buah berwarna cokelat. Sementara untuk bijinya berwarna cokelat, memiliki rasa pahit, panas, dan menyengat. Walaupun demikian, banyak manfaat untuk kesehatan yang bisa diambil dari tanaman ini. Bagian tanaman yang bisa dimanfaatkan adalah akar, batang, daun dan biji.

 

Senyawa aktif yang terkandung dalam daun dan akar legundi adalah alkaloid, saponin, flavonoid dan polifenol, selain itu daunnya juga mengandung minyak atsiri. Legundi mengandung 3 (tiga) senyawa aktif yaitu viteosin A , viteksikarpin dan vitoetifolin E yang berefek merelaksasi otot-otot saluran nafas. Daunnya sendiri berkhasiat sebagai ekspektoran (peluruh dahak), analgesik (pereda rasa sakit), antipiretik (penurun demam) dan peluruh air keringat.

 

Hasil penelitian tentang manfaat daun legundi dalam mengatasi batuk antara lain :

  • Uji ekstrak daun legundi pada marmut, 2(dua) senyawa aktif yaitu viteosin A dan viteksikarpin yang diekstrak dari daun legundi, secara farmakologis mempunyai efek relaksasi otot pada saluran nafas trakea (Alam G, et al.,2002).

  • Ekstrak klorofom dari Vitex trifolia secara signifikan menunjukkan efek antibakterial terhadap P.aeruginosa dan K.pneumoniae (V.Geetha, et al.,2004)

 

Baca juga: Yuk, Ajak Si Kecil Jadi Apoteker dan Mengenal Obat Herbal!

 

Untuk cara praktis dan aman, PT. Dexa Medica mengeluarkan obat batuk Herbal HerbaKOF dengan kandungan Reconyl™. Kandungan ini adalah fraksi dari campuran Jahe, Daun Legundi, Daun Saga dan Buah Mahkota Dewa yang dapat membantu meredakan batuk dan melegakan tenggorokan.

 

HerbaKOF diproses dengan teknologi modern Advanced Fractionation Technology (AFT). Teknologi AFT dikembangkan di laboratorium Dexa Laboratories of Biomolecullar Sciences (DLBS) oleh para ilmuwan Indonesia. Mereka mempelajari kandidat bahan baku aktif obat herbal dari aspek kimia dan biologi pada tingkat molekular melalui sebuah proses yang disebut TCEBS (Tandem Chemistry Expression Bioassay System). TCEBS merupakan suatu metodologi penyaringan sistematis untuk menemukan kandidat yang paling aktif dan berpotensi untuk produk yang tengah diteliti, diikuti bioassay system yang memanfaatkan teknik ekspresi gen dan protein array.

 

Melalui fasilitas tersebut, DLBS mampu memproduksi bahan baku aktif obat batuk dalam bentuk Bioactive Fraction dan menjadi perusahaan farmasi pertama di Indonesia yang memproduksi Bioactive Fraction berbahan herbal. HerbaKOF sudah tersedia di minimarket terdekat dan juga tersedia online.

 

 

 

Referensi:

  1. Abdul Mun’im, Endang Hanani, Fito Terapi Dasar. Dian Rakyat, Jakarta 2011.

  2. Guyton, A. C ., Hall, J. E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 2014.Edisi XII. Jakarta : EGC.

  3. Badan POM, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen Direktorat Obat Asli Indonesia. Serial Tanaman Obat-Saga. 2007.

  4. Departemen Kesehatan RI, Standar Pelayanan Medik Herbal, Jakarta 2007.

  5. Kementerian Kesehatan RI, Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional. 100 Top Tanaman Obat Indonesia. ISBN, Cetakan Pertama Oktober 2011.

  6. K. Heyne. Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Depatemen Kehutanan. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jilid II dan III, Cetakan ke-1. Jakarta 1987.

  7. Mensah AY, Bonsu AS, Fleischer TC. Investigation of the bronchodilator activity of Abrus precatorius. Int J Pharm Sci Rev Res. 2011. Vol 6(2).p9-13.

  8. Hussain Zahir, Kumaresan S. Phytochemical and antimicrobial evaluation of Abrus precatorius L. Asian Journal of Plant Science and Research. 2014.Vol. 4(5). p10-14

  9. Alam G., et al. 2002, Tracheospasmolytic activity of Viteosin-A and Vitexicarpin Isolated from Vitex trifolia L., Planta Medica. Vol.68. p1047-1049.

  10. V. Geetha, A. Doss, et al. Antimicrobial Potential of Vitex trifolia Linn. Ancient Science of Life. Vol 4. 2004.p30 - 32