Kabar duka melanda Indonesia atas wafatnya mantan ibu negara, Ani Yudhoyono, pada Jumat (1/6). Ani Yudhoyono tutup usia setelah berjuang melawan kanker darah atau leukemia selama kurang lebih 4 bulan.

 

Istri Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, tersebut meninggal dunia di National University Hospital, Singapura. Kondisi terakhir Ani Yudhoyono sempat dijelaskan oleh salah satu tim dokter kepresidenan. "Tim di sini, tim dokter dari NUH, bahkan dari Amerika sudah berjuang keras. Tapi Tuhan punya rencana yang lebih baik," jelas dr. Terawan, dilansir dari portal CNN Indonesia.

 

Menurut dr. Terawan, kondisi Ani Yudhoyono sempat membaik pada Jumat lalu. Namun, secara tiba-tiba ia mengalami kemunduran. Ani Yudhoyono meninggal dunia dalam kondisi tidak sadar, setelah ditidurkan akibat mengalami gagal napas.  Lalu, apa itu gagal napas? Apa hubungannya dengan leukemia, penyakit yang menyerang Ani Yudhoyono? Berikut penjelasannya!

 

Baca juga: Kondisi Bu Ani Setelah Menjalani Terapi
 

 

Apa itu Gagal Napas Akut?

Gagal napas akut adalah kondisi ketika cairan menumpuk di kantung udara di dalam paru-paru. Akibatnya, paru-paru tidak bisa memproduksi oksigen ke dalam darah. Gagal napas menyebabkan organ-organ tubuh tidak mendapatkan darah yang kaya akan oksigen. Alhasil, organ-organ tersebut tidak bisa berfungsi dengan baik.

 

Gagal napas terjadi ketika pembuluh darah kapiler yang mengelilingi kantung udara tidak bisa menukar kabon dioksida dan oksigen secara baik. Kondisi ini sangat berbahaya. Pada kebanyakan kasus, gagal napas bisa menyebabkan kematian jika tidak diobati dengan cepat. 

 

Jenis-jenis Gagal Napas Akut

Ada dua jenis gagal napas akut dan kronis, yaitu hipoksemia dan hiperkapnia. Keduanya bisa memicu komplikasi serius. Bahkan, keduanya bisa terjadi secara bersamaan. Gagal napas hiperkapnia adalah kondisi ketika kadar karbon dioksida di dalam darah terlalu banyak, sementara kadar oksigen di dalam darah normal atau tidak cukup. Sedangkan gagal napas hipoksemia adalah kondisi ketika kadar oksigen di dalam darah kurang tetapi kadar karbon dioksida di dalam darah cukup normal. 

 

Apa Gejala Gagal Napas Akut?

Gejala gagal napas akut tergantung dari penyakit penyebab kondisinya, serta kadar karbon dioksida dan oksigen di dalam darah. Orang yang memiliki kadar karbon dioksida tinggi di dalam darah kemungkinan besar akan mengalami gejala-gejala ini:

  • Frekuensi napas meningkat.
  • Kebingungan.

 

Sementara itu, orang yang memiliki kadar oksigen yang terlalu rendah kemungkinan besar akan mengalami gejala-gejala ini:

  • Tidak bisa bernapas.
  • Warna kebiruan pada kulit, kuku, atau bibir.

 

Apa Penyebab Gagal Napas?

Gagal napas akut memiliki beberapa penyebab yang berbeda-beda:

 

1. Obstruksi

Obstruksi bisa terjadi pada orang yang memiliki penyakit pulmonari obstruktif kronik (PPOK) atau asma. Kedua penyakit tersebut dapat menyebabkan saluran pernapasan menjadi sempit. 

 

2. Cedera

Cedera bisa memengaruhi jumlah kadar oksigen di dalam darah. Sebagai contoh, cedera pada saraf tulang belakang atau otak. Otak memberikan sinyal pada paru-paru untuk bernapas. Kalau otak tidak bisa menyampaikan sinyal tersebut akibat kerusakan atau cedera, maka paru-paru tidak bisa berfungsi dengan baik.

 

Cedera pada tulang rusuk atau dada juga bisa mengganggu proses pernapasan. Cedera-cedera tersebut bisa mengganggu kemampuan tubuh untuk menghirup oksigen yang cukup ke paru-paru.

 

3. Sindrom Gagal Napas Akut

Sindrom gagal napas akut (Acute respiratory disress syndrome / ARDS) adalah kondisi serius yang disebabkan oleh kadar oksigen rendah di dalam darah. Risiko ARDS meningkat jika Kamu memiliki salah satu dari sejumlah penyakit ini:

  • Pneumonia.
  • Pankreatitis.
  • Trauma akut.
  • Sepsis.
  • Cedera otak akut.
  • Cedera pada paru akibat menghirup asap yang berasal dari bahan kimia.

 

ARDS bisa terjadi ketika Kamu dirawat di rumah sakit akibat penyakit kronis tertentu.

 

4. Menghirup Zat Kimia

Menghirup zat kimia beracun bisa merusak jaringan pada paru, termasuk kantung udara dan kapiler. 

 

5. Stroke

Stroke terjadi ketika otak mengalami kematian atau kerusakan jaringan pada satu atau dua sisinya. Pada umumnya, stroke menyerang satu sisi. Stroke bisa menurunkan kemampuan penderitanya untuk bernapas, sehingga menyebabkan gagal napas.

 

6. Infeksi 

Infeksi adalah penyebab umum gagal napas. Dari semua jenis infeksi, pneumonia adalah penyebab paling umum. Pneumonia bisa menyebabkan gagal napas, bahkan tanpa adanya ARDS.

 

Baca juga: 4 Jenis Leukemia pada Orang Dewasa, Seperti Dialami Ani Yudhoyono
 

Apa Hubungan Gagal Napas dan Leukemia?

Leukemia adalah penyakit akut atau kronis yang menyerang sel-sel tubuh, yang memiliki fungsi menyerang infeksi. Oleh sebab itu, penderita leukemia sangat mudah terkena infeksi. Ditambah dengan pengobatan kanker, seperti kemoterapi atau radiasi, maka sistem kekebalan tubuh penderita leukemia akan semakin menurun. Alhasil, infeksi semakin mudah menyerang.

 

Infeksi yang bisa menyerang penderita leukemia beragam, mulai dari yang ringan seperti sakit tenggorokan hingga pneumonia. Penderita leukemia yang terkena pneumonia atau infeksi pernapasan lainnya memiliki risiko tinggi terkena gagal napas.

 

Bagaimana Cara Mengobati Gagal Napas?

Pengobatan gagal napas biasanya lebih terhadap penyakit utama atau yang menyebabkan kondisinya. Dokter akan memberikan beragam pilihan kepada pasien, untuk mengobati gagal napas. Pengobatan yang diberikan bisa obat oral dan alat bantu pernapasan. Kalau gagal napas yang dialami sudah akut, biasanya dokter akan memberikan alat bantu pernapasan. (AS)

 

Baca juga: Bu Ani Kena Kanker Darah, Kenali Tipe dan Gejalanya!

 

gagal napas

Sumber:

Mayo Clinic. ARDS. Maret. 2018.

ACP Hospitalist. Revisiting respiratory failure. Oktober. 2013.

Cleveland Clinic. Leukemia. Oktober. 2016.