GERD merupakan penyakit yang terjadi akibat naiknya asam lambung dari saluran pencernaan bagian atas ke kerongkongan. Berbicara tentang GERD, kita semua tentu sudah mengetahui bahwa konsumsi rokok dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan kanker. Namun bagaimana dampaknya terhadap penyakit GERD?

 

Rupanya, bahaya rokok tidak hanya dapat mengancam kinerja jantung dan paru-paru, melainkan juga harus dihindari demi kesehatan jangka panjang bagi penderita penyakit saluran cerna. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, Sp.PD-KGEH, FINASIM, FACG, dalam diskusi media tentang sosialisasi seputar GERD yang diadakan oleh Yayasan Gastroenterologi Indonesia, Jumat (31/08) lalu. Simak penjelasan selengkapnya, berdasarkan hasil wawancara Guesehat.

 
Baca juga: Gangguan Asam Lambung Akibat Gaya Hidup Tidak Sehat

 

Bahaya Rokok yang Harus Diwaspadai oleh Penderita GERD

Ada alasan khusus mengapa penderita GERD harus menghindari rokok. Biasanya, saat seseorang menikmati rokok, asap rokok akan ikut tertelan. Sebagian masuk ke paru-paru, sementara sebagian lagi masuk ke lambung.

 

“Padahal kita tahu, dalam asap rokok itu, ada komponen polutan yang dapat mengiritasi saluran pencernaan. Bisa dibayangkan kondisinya jika penderita GERD banyak menghabiskan puntung rokok dalam sehari. Apalagi, jika porsi makannya berkurang akibat sensasi rasa kenyang yang dirasakan setelah merokok,“ jelas dokter yang hasil risetnya tentang GERD telah dipublikasikan pada jurnal Asian Journal of Epidemiology pada tahun 2016 ini.

 

“Kebiasaan ini tentu tidak dianjurkan karena hanya akan mencetus komplikasi GERD dengan derajat keasaman lambung yang kronis pada perokok,” imbuhnya.

Baca juga: Inilah Bedanya Gejala Asam Lambung dan Serangan Jantung

 

Polutan yang Terkandung Dalam Rokok

Bahaya rokok disebabkan komponen zat beracun yang terdapat di dalamnya. Sejumlah studi menunjukkan, ada sekitar 600 komponen yang membahayakan kesehatan tubuh dalam rokok. Saat dibakar, rokok akan menghasilkan lebih dari 7.000 zat kimia. Menurut info dari lung.org, sebagian besar dari komponen dalam rokok, merupakan zat kimia berbahaya yang biasa kita gunakan di keseharian. Mulai dari karbon monoksida, nikotin hingga arsenik. 

 

“Dari sekian banyak zat beracun ini, nikotin merupakan pemicu utama penyakit jantung koroner. Sedangkan untuk sisanya, dapat mencetus kerusakan yang fatal bagi kesehatan organ tubuh, termasuk lambung,” pungkas dr. Murdani.

Baca juga: Mengenal Seputar GERD pada Bayi
 

Fakta Penyakit GERD di Indonesia

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, penyakit yang berhubungan dengan gastrointestinal menduduki 10 besar penyakit terbanyak penderitanya di Indonesia. Selain itu, penyakit gastrointestinal juga menempati 10 besar penyebab kematian akibat penyakit terbanyak di Indonesia. Jurnal Digestive Endoscopy pada tahun 2009 menampilkan studi yang dilakukan Prof. Dr. dr. Dadang Makmun, Sp.PD-KGEH. Hasil studinya menunjukkan bahwa diare, gastroenteritis, dispepsia dan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) menempati penyakit terbanyak yang menyebabkan pasien berobat rawat jalan. 

 

Umumnya, pasien datang ke dokter dengan keluhan sakit pada saluran pencernaan serta naiknya asam lambung ke kerongkongan yang terasa nyeri di dada seperti terbakar. Bahkan, GERD dapat menyebabkan perubahan struktur dari dinding dalam kerongkongan hingga menyebabkan terjadinya penyakit Barrett’s yang merupakan lesi pra kanker. Sayangnya, bila GERD sudah berkembang menjadi kanker gastrointestinal stadium lanjut, maka sudah terlambat bagi pasien untuk berobat. Padahal semakin dini risiko kanker ditemukan, semakin tinggi pula peluang bagi pasien GERD untuk dapat pulih.

 

Karena itu penting bagi pemerintah dan petugas medis untuk lebih meningkatkan edukasi serta sosialisasi terhadap deteksi dini GERD yang belum merata di seluruh pelosok Indonesia. Hal ini dikarenakan, penyakit GERD bisa dicegah ataupun disembuhkan, asalkan masyarakat menerapkan gaya hidup sehat sejak muda. Rajin berolah raga serta jauhilah rokok. Tidak kalah penting, sesibuk apapun rutinitas sehari-hari, pastikan Kamu selalu mengatur pola makan dengan baik. Hindari gaya hidup tidak sehat yang membuatmu sering menunda makan hingga mencetus pengosongan lambung. (TA/AY)

 

Yang Terjadi Pada Tubuh Ketika Berhenti Merokok