Semua wanita pasti ingin terlihat cantik dan flawless di setiap kesempatan. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri, seiring dengan pertambahan umur, tanda-tanda penuaan terlihat jelas terutama di kulit wajah seperti munculnya kerutan halus di dahi, berkurangnya kekencangan kulit di bagian pipi dan keluhan lainnya. Tak jarang wanita menghabiskan begitu banyak uang untuk memastikan tanda-tanda penuaan kulit ini tidak muncul. Misalnya dengan mempertimbangkan suntik filler dan botox. Tetapi apakah prosedur suntik filler aman?

 

Dewasa ini, opsi perawatan kulit wajah sangatlah luas dan bervariasi. Mulai dari produk skincare anti-aging hingga prosedur medis seperti suntik filler dan botox. Sebenarnya, apasih filler dan botox? Dan bagaimana prosedur suntik filler dan botox yang aman?

 

Baca juga: Berniat Melakukan Filler Bibir? Perhatikan Hal Berikut Ini Dulu!

 

Apa itu Filler?

Filler adalah zat berbentuk gel yang diinjeksikan ke kulit untuk mengembalikan kekencangan kulit, menghilangkan kerutan dan garis halus di wajah dan menambahkan ketegasan garis wajah.

 

Prosedur ini sangat popular baik dikalangan laki-laki maupun perempuan untuk treatment peremajaan kulit tanpa operasi. Terdapat berbagai jenis filler, tergantung dari zat yang digunakan. Beberapa zat yang umum digunakan dalam filler adalah:

 

1. Asam Hialuronat (HA)

Asam hialuronat sebenarnya sudah terdapat di dalam kulit. Zat ini membantu kulit terlihat lebih kenyal dan terhidrasi. Injeksi asam hialuronat hanya bertahan selama 6 hingga 12 bulan, setelah itu zat akan perlahan-lahan diserap tubuh.

 

2. Kalsium Hidroksiapatit (CaHA)

Kalsium Hidroksiapatit juga merupakan senyawa yang dapat ditemukan di tubuh, umumnya terdapat pada tulang kita. Injeksi filler ini dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan asam hialuronat, yaitu sekitar 12 bulan atau lebih. Selain itu, kalsium hidroksiapatit juga membantu stimulus produksi kolagen di kulit dan merupakan pilihan untuk penanganan garis halus dan keriput yang lebih berat.

 

3. Asam Poly-L-Lactic

Filler ini merupakan senyawa biodegradable dan biokompatibel, artinya sangat aman digunakan di tubuh dan akan terurai di dalam tubuh. Asam Poly-L-Lactic dikelompokkan sebagai stimulator kolagen, yaitu menghilangkan kerutan dan garis halus dengan membantu kulit menghasilkan natural kolagen di tubuh. Prosedur dengan filler jenis ini dapat bertahan hingga lebih dari 2 tahun.

 

4. Polimetil metakrilat (PMMA)

Filler jenis ini merupakan senyawa sintetik biokompatibel yang sudah digunakan dalam obat-obatan selama beberapa dekade. PMMA mengandung kolagen yang membantu meningkatkan kekencangan kulit dan menjaga struktur kulit.

 

Baca juga: Tren Filler Puting Payudara, Apa Dampaknya bagi Kesehatan?

 

Prosedur Suntik Filler dan Botox

Prosedur injeksi filler merupakan prosedur yang relatif aman. Akan tetapi, efek samping tetap sangat mungkin terjadi. Efek samping injeksi filler yang paling umum adalah lebam, pembengkakan, nyeri dan gatal, infeksi dan reaksi alergi.

 

Selain prosedur injeksi filler, salah satu prosedur kecantikan wajah yang sering ditemukan di masyarakat adalah injeksi botox. Botolinum toxin (Botox) adalah obat yang dari toksin yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum. Toksin ini merupakan salah satu jenis neurotoksin, yaitu toksin yang bekerja pada system saraf.

 

Botox telah teruji dapat mengurangi kerutan di dahi, di sekitar area mulut, pada ujung mata  dan tanda kerutan di leher. Akan tetapi botox tidak dapat menangani keluhan seperti kulit kering dan pigmentasi kulit.

 

Botox teruji aman dan efektif untuk menangani kerutan wajah. Selain itu menurut penelitian di Amerika Serikat, secara umum botox tidak menyebabkan efek samping jangka panjang terhadap otot maupun saraf.

 

Walaupun botox aman, akan tetapi tetap terdapat beberapa kondisi botox tidak dianjurkan untuk dilakukan ya, gengs! Botox tidak dianjurkan untuk pasien dengan kondisi:

  1. Myasthenia Gravis, kondisi melemahnya otot tubuh akibat gangguan pada saraf dan otot.
  2. Ibu hamil dan menyusui
  3. Anak-anak
  4. Pasien dengan alergi botox
  5. Pasien yang sebelumnya pernah melakukan operasi kelopak mata

 

Selain kontraindikasi, sebelum memutuskan untuk melakukan prosedur botox, ada baiknya Geng Sehat juga mengetahui efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi setelah melakukan injeksi botox. Beberapa efek samping yang mungkin dirasakan adalah pendarahan, pembengkakan, sakit kepala, mual dan nyeri di bagian penyuntikan.

 

Satu lagi penting untuk dicatat, datanglah ke dokter atau pakar yang memang memiliki kemampuan melakukan prosedur suntik filler dan botox yang sudah diakui. Kamu bisa menelusuri rekam jejaknya. 

 

Kesimpulannya kedua prosedur penyuntikan filler dan botox merupakan prosedur medis non pembedahan yang cukup aman dan telah diakui oleh FDA. Tetapi akan lebih baik bila Kamu tetap mempertimbangkan efek samping dan konsultasikan ke dokter pilihan prosedur yang terbaik ya!

 

Baca juga: Prosedur Suntik Botox, Manfaat dan Efek Sampingnya

 

 

Sumber:

FDA.gov. Filling wrinkles safely

Americanboardcosmeticsurgery.or. Injectable fillers guide

Researchgate.net. Botolunium toxin for reducing wrinkles.