Menggendong bayi bisa menjadi interaksi yang tepat untuk meningkatkan kedekatan antara Mums dan Si Kecil. Sudah menjadi fitrah bagi bayi untuk merasa tenang saat berada di dalam pelukan ibu. Kehangatan yang bayi temukan saat berada dalam gendongan, mengingatkannya pada situasi nyaman saat Si Kecil masih berada di dalam rahim. Lalu, hal-hal penting apa saja yang harus Mums perhatikan seputar gendongan? Simak penjelasan berikut ini.

Baca juga: 6 Nasihat Seputar Pengasuhan Bayi yang Jangan Langsung Dipercaya

Standar Kesehatan yang Harus Diperhatikan Saat Memilih Gendongan Bayi

Semakin banyak desain terkini dari gendongan yang beredar di pasar, semakin menciptakan pilihan yang terkadang cukup membingungkan bagi para ibu. Apapun model dan bahan yang dipilih, pastikan Mums tidak melupakan pertimbangan dasar ini, yaitu pilihlah gendongan yang simple dan awet. Gendongan yang simple dan nyaman, selalu menjadi kombinasi kesukaan orang tua. Sebaliknya, gendongan yang membutuhkan buku petunjuk atau membuat orang tua menerka-nerka bagaimana cara menggunakannya, pasti dianggap membuang-buang waktu. Pasalnya, selalu ada situasi genting tidak terduga yang harus Mums tangani dengan cepat saat bersama Si Kecil, termasuk urusan mengenakan gendongan.

Berikut hal-hal penting yang harus Mums jadikan pertimbangan untuk memilih kualitas dan material gendongan.

  • Si Kecil harus aman saat berada di dalam gendongan. Cek apakah gendongan tersebut memberi penahan kepala dan leher untuk bayi yang masih kecil. Gendongan yang baik harus membuat pinggang dan tulang belakang Mums ditopang dengan nyaman.
  • Cara pemakaian gendongan tidak menimbulkan situasi sulit bernafas, hip dysplasia, atau risiko terjatuh pada bayi.
  • Gendongan harus terbuat dari material yang sangat lembut karena kulit bayi akan bersentuhan sepajang waktu dengan bahan tersebut. Teliti memilih, agar Si Kecil tidak mengalami alergi kulit ya, Mums.
  • Gendongan yang baik, harus membuat Si Kecil merasa nyaman dan betah.
  • Untuk gendongan model backpack, pastikan dudukan gendongan cukup lebar dan tetap nyaman digunakan, terutama saat bayi bertambah besar. Berat badan bayi harus terbagi rata di gendongan sehingga tidak membebani pangkal paha.
  • Pilihlah gendongan yang mengurangi keluhan rasa pegal yang Mums rasakan.
  • Gendongan juga harus mudah dilepaskan dan gampang dibersihkan, mengingat begitu rentannya gendongan terkena air liur, muntah, bahkan urine Si Kecil.

Jenis-Jenis Gendongan Bayi

Seiring perkembangan teknologi, ada beragam jenis gendongan yang beredar di pasar. Secara umum, terdapat 5 bentuk dasar gendongan bayi. Berikut penjelasan tentang kelima gendongan bayi tersebut:

  • Wrap — Berupa kain panjang yang dililitkan pada tubuh Mums dan bayi.
  • Sling — Kain yang dikenakan pada satu bahu dan membentuk kantung untuk menahan bayi di depan atau di pinggang. Inilah jenis gendongan yang paling populer di Indonesia. Warisan budaya tradisional yang hingga kini mampu bertahan dan menjadi andalan para ibu lintas generasi. Sayangnya jenis gendongan ini kurang disarankan untuk bayi baru lahir. Hal ini dikarenakan gendongan bayi jenis ini berisiko mengakibatkan displasia panggul (hip dyslasia). Ini adalah gangguan yang mengakibatkan tulang kaki lepas dari lengkung tulang panggul.
  • Mei-Tai — Seperti gabungan dari wrap dan soft-structured carrier. Gendongan bayi ini memiliki 4 tali pengikat pada bagian utama gendongan yang bisa dilekatkan dengan banyak cara untuk membuat bayi aman saat digendong
  • Soft-Structured Carrier — Mirip dengan tas punggung disertai selempang dan bantalan, yang terhubung ke bagian utama gendongan.
  • Baby Backpack — Gendongan dengan rangka terbuat dari logam dan digunakan untuk menggendong bayi yang lebih besar atau batita di punggung untuk waktu lama.

Posisi Menggendong Sesuai Umur Bayi

Posisi menggendong bayi yang akan berubah-ubah seiring pertumbuhan Si kecil. Bayi kecil di usia 0 sampai 3 bulan akan nyaman berada di dalam gendongan dengan sistem bedong sambil menghadap orangtuanya. Sekitar usia 4 bulan, bayi biasanya menjadi lebih suka melihat orang sekitar dan senang dengan gendongan yang memungkinkan Si Kecil menghadap depan. Gendongan ini akan memudahkan anak untuk bereksplorasi dan berinteraksi dengan sekitar. Lalu, saat bayi semakin aktif dan memasuki usia batita, posisi menggendong di punggung memberinya kesempatan melihat sekitar dengan cara yang nyaman.

Baca juga: Cerita Unik Pengasuhan Anak dari Seluruh Dunia

Hal-hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan saat Menggendong Si Kecil

Terlepas dari gaya dan kenyamanannya, Mums harus memperhatikan hal-hal berikut ini saat menggendong Si Kecil agar buah hati Mums selalu aman

Dos

  • Periksa gendongan bayi sebelum tiap kali digunakan. Pastikan tidak ada bagian yang robek, selempangnya cukup kokoh, dan jahitannya kuat sebelum menempatkan bayi di gendongan.
  • Jangan memilih bahan gendongan yang bisa membuat Si Kecil kepanasan ataupun kedinginan. Bila cuaca sedang terik, material tebal akan membuat bayi kepanasan ketika digendong. Begitu juga bila musim hujan, Mums bisa gunakan gendongan dengan material yang lebih tebal.
  • Periksa kondisi gendongan sebelum digunakan dan setelah tiap kali dicuci. Jangan gunakan gendongan yang telah rusak, karena bisa membahayakan anak.
  • Periksa apakah bayi bisa bernafas saat berada di dalam gendongan. Pada gendongan dengan bayi di posisi tegak, pastikan kepalanya berada di atas gendongan, jadi anak bisa mendapat udara yang cukup.

Don’ts

  • Hindari menggunakan gendongan yang tidak sesuai dengan berat badan bayi.
  • Hindari mencuci gendongan bayi menggunakan deterjen atau bahan kimia berat. Bila tidak dicuci dengan tepat, bisa menyebabkan reaksi alergi pada kulit bayi.
  • Jangan menggendong bayi ketika mengemudi atau bersepeda. Situasi yang tidak terduga, selalu bisa terjadi.
  • Jangan membungkuk atau melompat ketika menggunakan gendongan bayi. Bayi bisa terjatuh dari gendongan.
  • Jangan menggendong bayi sambil menikmati makanan atau minuman yang panas. Kulit Si Kecil berisiko melepuh jika terkena makanan atau minuman tersebut.
  • Jangan menggendong bayi ketika Mums melakukan aktivitas fisik seperti jogging. Si Kecil rentan terjatuh jika gendongan melorot atau tali pengaman gendongan tidak terkunci dengan kencang.
  • Hindari menggendong bayi ketika Mums mengalami masalah fisik terutama masalah punggung. Menggendong bayi hanya akan memperburuk kondisi punggung Mums yang sakit.
  • Jangan menggunakan gendongan pinggang (baby hip seat) pada bayi yang belum bisa duduk mandiri. Butuh waktu sekitar 6 bulan sebelum bayi memiliki tulang yang kuat dan bisa duduk dengan nyaman. Menggendong di posisi pinggang sebelum tulang anak siap bisa menyebabkan dislokasi tulang bayi.
  • Hindari menggendong bayi yang baru lahir dan bayi di bawah usia 1 tahun di posisi belakang. Hanya bayi yang sudah cukup besar serta sudah memiliki keseimbangan kepala dan leher, bisa nyaman digendong di punggung (piggyback ride). Bayi baru lahir dan bayi yang masih kecil, membutuhkan bantuan dan pengawasan ekstra. Jadi, lebih baik digendong di posisi depan ya, Mums.

Pada umumnya, pakar kesehatan tidak menganjurkan Mums untuk menggunakan gendongan bayi selama lebih dari 4 jam tanpa jeda. Selain itu, untuk gendongan model ransel (backpack), idealnya posisikan bayi menghadap dada ya Mums, jangan posisikan bayi menghadap depan. Seorang profesor sal Australia di bidang kesehatan dan pengasuhan anak, dr. Catherine Fowler lebih merekomendasikan cara ini agar kontak fisik dan interaksi antara Mums dan Si Kecil selalu dekat. (TA)

Baca juga: Tips Memilih Gendongan Bayi yang Aman dan Nyaman