Lagi flu nih! Kamu sering sekali mengeluhkan hal ini? Atau mendengar rekan kerjamu minta ijin karena flu? Influenza atau flu memang penyakit sepanjang musim di Indonesia. Apakah ada perbedaan influenza dengan batuk pilek biasa?

 

Penelitian yang pernah dilakukan Kemenkes menunjukkan, dari 15.150 orang dengan gejala mirip flu yang diperiksa, sekitar 16,6% postitif influenza. Kasus terbanyak adalah pada kelompok usia 1-4 tahun, atau anak-anak.

 

Influenza ini beda lho dengan batuk pilek biasa. Meskipun gejalanya sama, namun virus penyebabnya berbeda sehingga cara pendekatan atau pencegahannya pun sedikit berbeda. Yang jelas, influenza pada kelompok tertentu bisa bedampak fatal dan mematikan.



Pada 8 Juli lalu, para ahli influenza di tanah air yang tergabung dalam Influenza Indonesian Foundation (IIF) menyelenggarakan simposium tahunan di Jakarta. Berikut ini penjelasan para pakar tentang beban penyakit influenza di Indonesia dan langkah pencegahannya dengan vaksin influenza. Siapa saja yang harus waspada dengan penyakit influenza dan bagaimana mencegahnya?

 

Baca juga: Inilah Kondisi Fatal Akibat Bersin Terlalu Keras



Perbedaan Influenza dan Batuk Pilek Biasa

Prof. Dr . Cissy B. Kartasasmita, dokter spesialis anak selaku Ketua Influenza Indonesian Foundation (IIF) menjelaskan, gejala flu yang orang awam rasakan umumnya hidung tersumbat, keluar ingus, dan batuk. Namun ada perbedaan influenza dengan batuk pilek biasa.

 

“Batuk pilek saja belum tentu influenza. Influenza disebabkan oleh virus influenza. Penyakit yang mirip influenza sering disebut influenza like illness,” jelas dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung ini.



Karena gejalanya mirip batuk pilek biasa,maka influenza sering dianggap sepele. Tahu-tahu penderitanya mengalami komplikasi dan meninggal. Meninggal karena flu? Jangan salah Geng, pada orang tertentu, flu dapat berkembang menjadi sangat berat dan menimbulkan komplikasi berat.

 

Baca juga: Cegah Influenza dengan Pemberian Vaksinasi pada Anak



Dijelaskan Prof. Cissy, virus influenza itu ada beberapa jenis, dibagi menjadi virus golongan A, B dan C. Biasanya yang menyebabkan penyakit berat adalah tipe A dan B. Virus influenza ini setiap tahun bermutasi dan beredar di seluruh dunia. 



Maka tidak heran jika sangat mungkin terjadi wabah influenza di seluruh dunia, yang dikenal sebagai pendemik. Kamu tentu masih ingat wabah berbagai jenis flu mulai flu burung, flu Singapura, flu babi, SARS dan sebagainya. Semuanya disebabkan virus influenza berbeda-beda karena mereka terus bermutasi.

 

Avian influenza (flu burung) misalnya, disebabkan virus H5N1 menimbulkan gejala sangat berat dan kematian tinggi. Mutasi virus avian ini, menurut Prof. Cissy, termasuk yang berat karena mutasi virusnya menyerupai virus baru. 

 

Baca juga: Indonesia Waspada Flu Australia (H3N2)!


Penularan Virus Influenza Sangat Cepat

Sekitar 5-10% orang dewasa dan 20- 30% anak-anak rentan tertular influenza setiap tahun. Virus influenza memang sangat mudah menular. Wanita hamil, bayi dan anak-anak, lansia, penderita penyakit kronis dan petugas kesehatan adalah yang paling berisiko.

 

“Mereka inilah yang sangat direkomendasikan diberikan imunisasi influenza setiap tahun. Pencegahan penting karena biaya perawatan influenza mahal, termasuk kerugian akibat tidak masuk kerja. Belum lagi jika mengalami komplikasi,” jelas Prof. Cissy.

 

Penularan virus influenza adalah melalui udara, yaitu dari droplet (percikan ludah) atau kontak langsung dengan penderita. Partikel yang dikeluarkan saat batuk atau bersin akan menyebar ke semua orang di dekatnya.

 

Baca juga: Apakah Masker Ampuh Menghalau Virus Influenza?



Gejala Influenza dan Pencegahannya

Gejala influenza umumnya mendadak. Namun sebenarnya virus sudah masuk ke tubuh 4-7 hari yang lalu. Hal ini karena masa inkubasi virus umumnya 1-4 hari hingga 7 hari. Gejala umum influenza adalah batuk tidak berdahak, demam, sakit otot, pegal linu, sakit kepala, sakit menelan, hidung tersumbat, meler dan bahkan diare.

 

Komplikasi influenza bisa menyerang ke organ pernapasan lebih dalam berupa bronkitis, bronkiolitis, pneumonia, otitis media, bahkan hingga ensefalopati di otak, miokarditis di jantung, dan infeksi darah atau sepsis. Inilah perbedaan influenza dengan batuk pilek biasa yang umumnya gejalanya lebih ringan.

 

Ada banyak cara mencegah influenza, salah satunya degan vaksin. “Menurut WHO vaksinasi harus dilakukan setiap tahun pada ibu hamil, anak usia 6 bulan sampai 5 tahun, usia di atas 65 tahun, pemilik penyakit kronis, dan petugas kesehatan,” tegas Prof. Cissy.  

 

Baca juga:Ini yang Harus Dilakukan Kalau Kamu Sedang Batuk!

 

Vaksin pada anak-anak bisa menurunkan risiko influenza hingga 60-90%. Selain melindungi anak, manfaat vaksin adalah melindungi linglungan sekitar yang kemungkinan dapat tertular. Setelah divaksin, tentu saja masih ada risiko tertular, hanya saja biasanya gejalanya jauh lebih ringan.



“Bayi di bawah 6 bulan sebaiknya tidak diberikan vaksin influenza. Maka yang sebaiknya divaksin adalah ibunya saat hamil di trimester 2 atau 3. Jadi saat dilahirkan, bayi sudah memiliki kekebalan dari ibunya sampai ia berusia 6 bulan,” jelas dokter spesialis anak konsultan paru anak ini. 

 

Selain vaksin, pencegahan bisa dilakukan dengan menerapkan perilaku hidup bersih seperti rajin cuci tangan, menutup mulut saat batuk dengan masker atau sapu tangan, dan jangan berjabat tangan dengan orang lain saat ada wabah flu.

 

Baca juga: Mengapa Vaksin Influenza Diberikan Setiap Tahun?