Rambut rontok atau dalam dunia medis dikenal dengan istilah alopecia, bukan hanya menjadi masalah orang dewasa, melainkan juga bisa dialami oleh balita dan anak-anak. Bahkan, kondisi ini terbilang cukup umum di kalangan anak-anak. Kira-kira apa ya penyebab rambut rontok pada balita dan anak-anak? Bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

 

Penyebab Rambut Rontok pada Balita dan Anak-anak serta Cara Mengatasinya

Meski anak-anak juga bisa mengalami kondisi kerontokan rambut, tetapi penyebab umum rambut rontok pada balita dan anak-anak mungkin memiliki perbedaan dengan orang dewasa. Berikut beberapa penyebab paling umum dari rambut rontok pada balita dan anak-anak.

 

1. Kurap kulit kepala

Infeksi jamur atau bakteri dapat menyebabkan kerontokan rambut pada balita dan anak-anak. Kurap adalah infeksi jamur yang umum terjadi pada bagian kulit dan dapat menular. Kurap yang terjadi pada bagian kulit kepala dikenal juga dengan kondisi tinea capitis.

 

Kondisi ini dapat menimbulkan bintik-bintik merah pada bagian kulit kepala dan terasa gatal. Rasa gatal yang muncul ini memicu balita dan anak-anak untuk menggaruknya. Kebiasaan menggaruk kulit kepala ini lama-kelamaan dapat menyebabkan rambut balita dan anak-anak rontok.

 

Dalam beberapa kasus, balita dan anak-anak mungkin juga akan lebih sering menarik rambut untuk mengurangi dan menghilangkan rasa gatal. Akibatnya, terjadi kerontokan rambut si Kecil. Untuk mengatasi kondisi ini, biasanya dokter akan meresepkan krim antijamur untuk kulit kepala. Setelah kurang hilang, rambut si Kecil perlahan-lahan akan tumbuh kembali.

 

2. Alopecia areata

Alopecia areata adalah jenis kerontokan rambut yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang folikel rambut. Kondisi ini terkadang dapat menyebabkan rambut terlihat lebih tipis atau bahkan kebotakan total. Pada beberapa anak yang mengalami kondisi alopecia areata mungkin juga akan kehilangan alis serta bulu mata.

 

Kebanyakan anak yang mengidap alopecia areata akan mengalami kondisi flare, di mana terjadi periode kerontokan rambut yang kemudian diikuti dengan periode pertumbuhan kembali.

 

Belum ada obat untuk mengatasi alopecia areata. Namun, beberapa perawatan dapat membantu mengelola gejala dan mengurangi kemungkinan sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut.

 

Selain itu, perawatan dengan terapi cahaya juga dapat membantu merangsang pertumbuhan rambut. Akan tetapi, perawatan ini perlu dilakukan secara rutin dan berkala. Pasalnya, meski rambut anak sudah kembali tumbuh dan tidak ada gejala, tetapi jika ia tidak melakukan perawatan terapi cahaya, maka ada kemungkinan rambutnya akan kembali rontok.

 

Baca juga: Mengenal Penyakit Alopecia atau Rambut Rontok
 

3. Kebiasaan bermain atau menarik rambut

Kebiasaan memainkan atau menarik rambut dapat menyebabkan kerusakan pada folikel rambut sehingga membuatnya lebih mudah rontok. Dalam beberapa kasus, kebiasaan anak menarik rambut ini sering dikaitkan dengan kondisi cemas, yang dikenal juga dengan istilah trikotilomania.

 

Kebiasaan menarik rambut sebenarnya merupakan jenis kecemasan atau gangguan obsesif-kompulsif, sehingga cara untuk mengatasinya sangat tergantung pada penyebab yang mendasarinya.

 

4. Alopecia traksi

Alopecia traksi adalah jenis kerontokan rambut yang terjadi ketika kulit kepala mengalami ketegangan atau tarikan jangka panjang, seperti saat rambut anak dikepang atau dikuncir dengan sangat ketat dalam jangka waktu lama.

 

Kondisi ini dapat menyebabkan kulit kepala memerah dan terasa gatal. Dalam kasus serius, rambut anak mungkin akan mengalami penipisan karena rontok atau bahkan kebotakan. Kerontokan yang terjadi biasanya akan terkonsentrasi pada area yang mendapat tekanan paling besar.

 

Alopecia traksi akan hilang dengan sendirinya jika anak mengubah tatanan rambut menjadi lebih longgar. Namun, proses pertumbuhan rambut ini mungkin memerlukan waktu yang tidak sebentar. Apabila si Kecil mengalami kondisi kerontokan rambut jenis ini dan disertai infeksi kulit kepala, dokter mungkin akan meresepkan penggunaan antibiotik.

 

5. Cedera kulit kepala

Cedera kulit kepala, seperti luka bakar atau pukulan pada kepala dapat menyebabkan kerusakan folikel rambut. Akibatnya, akan terjadi kerontokan rambut yang signikfikan di lokasi cedera. Namun, saat cedera sembuh, rambut biasanya akan tumbuh kembali.

 

Apabila kerontokan rambut disebabkan oleh cedera, maka perawatan yang tepat harus segera dilakukan. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat merusak struktur di bawahnya dan bahkan menyebabkan kerontokan rambut permanen.

 

Baca juga: Mitos Rambut Rontok saat Anak Mulai Main Ludah
 

6. Telogen effluvium

Telogen effluvium adalah bentuk kerontokan rambut sementara yang terjadi akibat adanya stres fisik atau emosional. Jenis stres tersebut mencakup operasi, melahirkan, penyakit serius, atau pun stres emosional. Stres membuat sejumlah besar folikel rambut berada dalam fase telogen atau istirahat.

 

Dalam beberapa bulan kondisi ini menyebabkan rambut mengalami kerontokan. Dalam banyak kasus, tidak diperlukan pengobatan untuk kondisi ini. Seiring waktu, rmabut akan tumbuh dengan sendirinya setelah pemicu stres hilang.

 

Nah, itulah beberapa penyebab rambut rontok pada balita dan anak-anak serta cara mengatasinya. Meski dalam kebanyakan kasus kerontokan rambut akan berkurang dengan sendirinya dan rambut akan tumbuh seiring waktu, tetapi akan lebih baik jika Mums berkonsultasi terlebih dulu pada tenaga medis guna mengetahui penanganan dan perawatan yang tepat. (BAG)

 

Baca juga: Kenali Berbagai Jenis Rambut Rontok
 

 

Referensi

Healthline. What’s Causing My Child’s Hair to Fall Out and How Do I Treat It?.

Medical News Today. Hair loss in children: What to know.

WebMD. Hair Loss in Children.