Istilah masuk angin memang tidak ada dalam referensi kedokteran. Namun, masyarakat lekat dengan istilah ini sebagai bagian kehidupan sehari-hari. Sebenarnya apa sih masuk angin itu, dan bagaimana mengatasinya dengan benar?

 

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si (Herbal) menjelaskan, istilah masuk angin sudah digunakan sejak nenek moyang beratus-ratus tahun lalu. Bahkan tidak hanya di Indonesia.

 

“Kalau kita lihat dari kacamata kedokteran, masuk angin itu sebenarnya common cold atau selesma, dan penyebab tersering virus, jadi yang benar masuk virus bukan masuk angin,” jelas dr Inggrid dalam webinar Peluncuran Antangin Habatussauda oleh Deltomed Laboratories, 15 April 2021.

 

Adapun gejala “masuk angin” atau common cold di antaranya meriang, mual, pusing, dan kadang disertai sakit tenggorokan, batuk, dan pilek.

 

“Orang sering bilang flu, padahal selesma atau common cold itu berbeda dengan flu,” tambah dr. Inggrid. Virus penyebab common cold adalah rhinovirus, sedangkan penyebab flu adalah virus influenza.

 

Masuk angin juga berbeda dengan angina, meskipun kosa katanya hampir mirip. Angina adalah nyeri dada yang disebabkan suplai darah ke otot jantung berkurang akibat penyumbatan pembuluh darah di jantung. Angina adalah salah satu gejala serangan jantung yang harus segera ditangani.

 

Baca juga: Gejala Serangan Jantung Ringan Mirip Masuk Angin!

 

Cara Mencegah dan Mengatasi Masuk Angin Selama Puasa

Selama berpuasa, kekebalan tubuh seseorang dapat menurun akibat berkurangnya asupan nutrisi dan dehidrasi. Agar ibadah puasa berjalan dengan lancar, masyarakat disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang saat sahur dan berbuka puasa.

 

Komposisi menu sahur dan berbuka yang baik adalah mengandung karbohidrat, protein dan lemak yang disesuaikan dengan angka kecukupan gizi (AKG) masing-masing. Jangan lupa konsumsi banyak sayur dan buah untuk memenuhi kebutuhan serat harian.”

 

Selama berpuasa dengan benar, maka kesehatan tetap bisa dipertahankan. Jika selama puasa Geng Sehat mengalami masuk angin atau common cold, bisa jadi daya tahan tubuhnya tengah turun. Kemungkinan karena “perut kosong” akibat tidak sahur atau kurang asupan makanan.

 

Namun, layaknya infeksi virus lainnya, masuk angin bisa sembuh dengan sendirinya. Yang Geng Sehat butuhkan adalah meningkatkan daya tahan tubuh dan istirahat cukup. “Selain itu harus banyak minum air putih, dan jika perlu mengonsumsi suplemen berbahan alami atau herbal,” jelas dr. Inggrid.

 

Beberapa bahan alami yang berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi gejala selesma antara lain daun meniran, jinten hitam (habatussauda), dan jahe.

 

Jinten hitam sudah dikenal khasiatnya sebagai penyembuh segala penyakit di kalangan umat Muslim. Habbatussauda kaya akan nutrisi antara lain karbohidrat, protein, lemak serta vitamin A, B1, B6, C dan E. Jinten hitam ini termasuk dalam kelompok imunostimulan fitogenik dengan kandungan thymoquinone yang berfungsi membentuk dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

 

Meniran adalah herbal yang tumbuh liar dan sering ditemui di alam bebas. Meski begitu, meniran sangat populer sebagai obat herbal karena kandungan zat aktif phyllanthin dan flavonoid di dalamnya yang berfungsi sebagai imunostimulan atau mengoptimalkan fungsi pertahanan tubuh.

 

Sementara itu, jahe mengandung nutrisi yang cukup lengkap yaitu magnesium, vitamin C dan B6, fosfor, tembaga, besi dan kalsium. Minyak atsiri yang terdapat dalam jahe memberikan sensasi hangat ke seluruh tubuh, serta efektif meredakan masuk angin

 

Selain konsumsi herbal dan makanan bernutrisi tinggi, masyarakat juga dianjurkan untuk perbanyak minum air putih, tidur cukup, olahraga teratur, kurangi konsumsi gula berlebih, serta kelola stres agar daya tahan tubuh tetap terpelihara baik.

 

Baca juga: Yuk, Gunakan Tanaman Herbal untuk Perawatan Tubuh