Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang disebabkan adanya penyumbatan aliran darah di dalam pembuluh darah arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang menyuplai darah ke jantung. Karena sangat berbahaya, Geng Sehat harus tahu gejala jantung koroner dan apa penyebab jantung koroner. Penderita diabetes pun harus waspada karena sangat berisiko!

 

Penyakit jantung koroner adalah jenis penyakit jantung yang paling umum. Selain itu, penyakit ini juga termasuk salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Serangan jantung umumnya disebabkan oleh penyakit jantung koroner yang tidak diobati.

 

Untuk tahu lebih jauh tentang gejala jantung koroner serta penyebab jantung koroner, berikut penjelasan lengkapnya!

 

Baca juga: Penyakit Jantung Rematik Bisa Berawal dari Radang Tenggorokan

 

Gejala Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner menyebabkan jantung tidak menerima suplai darah yang cukup. Hal tersebut menimbulkan sejumlah gejala. Gejala jantung koroner yang paling umum adalah angina (nyeri dada).

 

Nyeri dada pada gejala jantung koroner sering disertai gejala lain yaitu:

  • Napas terasa berat
  • Sesak napas
  • Sensasi terbakar pada dada

 

Gejala jantung koroner tersebut seringkali disalah artikan sebagai gejala heartburn atau gangguan lambung. Untuk membedakannya gejala penyakit jantung koroner selalu disertai nyeri yang menjalar ke lengan atau bahu, napas pendek dan membaik saat istirahat, berkeringat dan pusing.

 

Kamu bisa mengalami lebih banyak gejala jantung koroner ketika aliran darah semakin terbatas. Kalau penyumbatannya sudah menghalangi alirannya secara total, otot jantung mulai mati. Inilah yang disebut serangan jantung.

 

Jadi, jangan mengabaikan gejalan jantung koroner seperti yang disebutkan di atas, khususnya jika gejala yang Kamu rasakan sangat parah atau berlangsung hingga lebih dari lima menit. Kalau mengalami gejala jantung koroner seperti yang disebutkan di atas, segera ke rumah sakit. Pasalnya, penyakit jantung koroner membutuhkan penanganan medis secepat mungkin.

 

Gejala Jantung Koroner pada Wanita

Wanita bisa mengalami gejala jantung koroner seperti yang disebutkan di atas. Namun, wanita juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala jantung koroner lainnya, seperti:

  • Mual
  • Muntah
  • Nyeri punggung
  • Nyeri rahang
  • Sesak napas tanpa merasakan nyeri dada

 

Umumnya, pria memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung ketimbang wanita. Namun, wanita yang sudah berusia 70 tahun atau lebih memiliki risiko yang sama terkena penyakit jantung seperti pria.

 

Sementara itu, akibat pengurangan aliran darah ke jantung, wanita juga bisa mengalami gejala jantung koroner ini:

  • Sering merasa kelelahan
  • Mengalami ritme jantung yang tidak normal (aritmia)
  • Tidak bisa memompa darah yang dibutuhkan tubuh

 

Gejala jantung koroner tersebut  biasanya baru bisa terdeteksi ketika dokter melakukan pemeriksaan lebih jauh untuk menentukan diagnosisnya.

 

Baca juga: Murah dan Mudah Didapatkan, Berikut Ini Makanan Sehat untuk Jantung

 

Faktor Risiko dan Penyebab Jantung Koroner

Selain mengetahu gejala jantung koroner, Kamu juga perlu memahami faktor risiko dan penyebab jantung koroner. Dengan mengetahui penyebab jantung koroner, Kamu bisa melakukan pencegahan dan menurunkan risiko terkena penyakit ini.

 

Faktor risiko jantung koroner yang utama adalah:

  • Tekanan darah tinggi
  • Kadar kolesterol darah yang tinggi
  • Merokok
  • Mengalami resistensi insulin, diabetes, atau hiperglikemia
  • Obesitas
  • Gaya hidup tidak aktif
  • Kebiasaan makan yang tidak sehat
  • Sleep apnea
  • Mengalami stres emosional
  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Riwayat preeklampsia saat hamil

 

Selain penyebab jantung koroner, risiko terkena penyakit ini juga akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Sebenarnya, usia saja sudah menjadi faktor risiko jantung koroner. Pria yang sudah berusia 45 tahun sudah memiliki peningkatan faktor risiko penyakit jantung koroner. Sementara itu, wanita berusia 55 tahun sudah mengalami peningkatan faktor risiko.

 

Riwayat keluarga juga bisa menjadi penyebab jantung koroner. Risiko Kamu terkena penyakit ini semakin tinggi jika ada keluarga yang memiliki jantung koroner.

 

Sementara itu, penyebab jantung koroner yang paling umum adalah kerusakan pada dinding pembuluh darah akibat penumpukan plak di dalam arteri. Kondisi ini disebut aterosklerosis. Kondisi ini menyebabkan menurunnya aliran darah, khususnya ketika arterinya tersumbat.

 

Empat pembuluh darah arteri koroner yang utama terletak di permukaan jantung:

  • Arteri koroner kanan utama
  • Arteri koroner kiri utama
  • Arteri koroner sirkumfleksa kiri
  • Arteri descending anterior kiri

 

Keempat arteri tersebut membawa oksigen dan darah yang kaya akan nutrisi ke jantung. Jantung adalah otot yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Menurut Cleveland Clinic, jantung yang sehat memompa sekitar 3000 galon darah ke seluruh tubuh setiap hari.

 

Sama seperti organ atau otot lain, jantung Kamu harus menerima suplai darah yang cukup untuk bisa berfungsi dengan baik. Jika terjadi penurunan aliran darah ke jantung, maka bisa menyebabkan gejala jantung koroner.

 

Diagnosis Penyakit Jantung Koroner

Untuk diagnosis penyakit jantung koroner, dokter harus mengecek riwayat medis Kamu. Selain itu, Kamu juga harus melakukan pemeriksaan fisik dan tes kesehatan lainnya. Tes kesehatan yang dimaksud diantarnya:

  • Elektrokardiogram: tes ini mengecek sinyal elektrik yang melalui jantung. Tes ini membantu dokter menentukan apakah Kamu pernah mengalami serangan jantung.
  • Ekokardiogram: tes ini menggunakan gelombang ultrasound untuk membentuk gambaran jantung Kamu. Hasil dari tes ini menentukan apakah beberapa hal di dalam jantung berfungsi dengan baik.
  • Tes Stres: tes ini mengukur stres pada jantung selama melakukan aktivitas fisik dan saat istirahat. Tes ini mengecek aktivitas elektrik jantung ketika Kamu lari di treadmill. 
  • Kateterisasi jantung: saat prosedur ini, dokter akan memasukkan kateter ke dalam arteri koroner melalui arteri di selangkangan atau lengan bawah. Tes ini untuk menentukkan apakah ada penyumbatan di arteri.
  • CT scan jantung: dokter menggunakan tes ini untuk mengecek kadar kalsium di dalam arteri.

 

Pengobatan Penyakit Jantung Koroner

Untuk bisa mencegah Kamu perlu tahu penyebab jantung koroner serta faktor risikonya. Untuk mengobatinya sedini mungkin, Kamu perlu tahu gejala jantung koroner.

Untuk pengobatannya sendiri tergantung dari kondisi kesehatan Kamu saat terdiagnosis serta faktor risikonya. Sebagai contoh, dokter mungkin akan memberikan pengobatan terapi untuk mengobati kolesterol tinggi atau tekanan darah tinggi. 

Selain itu, perubahan gaya hidup juga bisa risiko Kamu terkena penyakit jantung dan stroke. Contoh perubahan  gaya hidup yang dilakukan adalah:

  • Berhenti merokok
  • Mengurangi konsumsi alkohol
  • Olahraga teratur
  • Menurunkan berat badan menjadi normal
  • Mengonsumsi makanan sehat (rendah lemak dan rendah sodium)

 

Perkembangan penyakit jantung koroner berbeda-beda pada setiap penderitanya. Kamu memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mencegah kerusakan parah pada jantung jika pengobatan dan perubahan gaya hidup dilakukan sedini mungkin.

 

Khusus untuk penderita diabetes, penyebab kematian pada penderita diabetes umumnya karena penyakit jantung. Diabestfriend harus mewaspadai gejala jantung koroner dan penyebab jantung koroner dengan cara mengendalikan gula darah dan kolesterol. Kalau sudah terdiagnosis, Kamu harus mengikuti instruksi dokter. Konsumsi obat dan lakukan perubahan gaya hidup sesuai rekomendasi dokter. 

 

Baca juga: 7 Tanda Kerusakan Jantung, Awas yang Ke-4 Sangat Serius!

 

Sumber:

Health Line. What Is Coronary Artery Disease?. Januari 2018.

Cleveland Clinic. Coronary artery disease. 2017.

U.S. Department of Health & Human Services. What is coronary heart disease?.

Sharma K. Coronary artery disease in women. 2013.