Ketika lutut terasa nyeri hingga bergerak dan berjalan saja sulit, tentu kita tidak akan diam saja. Bergerak, berjalan, dan berpindah tempat adalah aktivitas sehari-hari yang mustahil dibatasi, apalagi bagi mereka yang masih aktif. Nah nyeri lutut merupakan penyebab kedua pasien datang ke ruang praktik dokter untuk mencari pengobatan nyeri lutut yang paling ampuh. 

 

Meski dapat sembuh dengan sendirinya, banyak kasus nyeri lutut yang menetap dan jika tidak diobati dengan segera sehingga dapat menghambat aktivitas penderitanya. Selain nyeri yang mengganggu, penderita umumnya juga mengalami sejumlah gejala lain seperti bengkak, kemerahan, dan kaku atau sulit untuk digerakkan.

 

Ternyata nyeri lutut ini bisa diobati tanpa operasi. Bagaimana prosedur pengobatan nyeri lutut tanpa operasi?

 

Baca juga: Cara Mencegah Radang Sendi, Teruslah Bergerak!

 

Prosedur Pengobatan Nyeri Lutut Tanpa Operasi

Dipaparkan oleh dr. Ibrahim Agung, SpKFR, dari klinik Patella Jakarta, penyebab nyeri lutut antara lain cedera, masalah mekanis, radang sendi, dan lainnya. Selain cedera pada salah satu ligamennya (anterior cruciate ligament/ACL), ada juga cedera akibat ada masalah pada komponen penyangga lututseperti tendon, tulang rawan, dan kantong cairans endi (bursa).

 

Nyeri lutut ini juga bisa disebabkan bursitis yaitu peradangan atau pembengkakan bursa. Kemudian bilaada gangguan mekanis,misalnya iliotibial band syndrome (ITBS), sering dialami oleh para pelari.

 

Sebagian besar penderita nyeri lutut menolak untuk dilakukan operasi, namun masih ingin terbebas dari rasa nyeri. “Untuk nyeri yang diakibatkan osteoartritis, hampir semua orang akan mengalami karena terjadi seiring proses penuaan sendi lutut akan rusak dan aus sehingga menimbulkan paradangan dan rasa nyeri,” ujar dr. Ibrahhim di Jakarta, Sabtu (14/12).

 

Baca juga: Penyebab Nyeri Sendi pada Penderita Diabetes dan Cara Mengatasinya

 

Teknologi PRP

Penanganan nyeri lutut ini dapat dilakukan dengan beberapa metode, yang salah satunya adalah injeksi dengan Platelet-Rich Plasma (PRP) yang memiliki prinsip kerja regenerasi. Prinsip regenerasi ini dapat dikatakan dapat ‘memudakan’ kembali sendi yang sudah menua.

 

Terapi PRP telah meluas selama beberapa dekade terakhir dan penerapannya tidak dibatasi pada kasus cedera muskuloskeletal akibat olahraga saja namun juga pada kasus degeneratif tulang rawan dan sendi seperti OA.

 

PRP dilakukan dengan cara mengambil darah dari pasien, dengan jarum spuit yang berisi antikoagulan. Tujuannya agar darah yang diambil tidak membeku. Darah yang diambil sekitar 8-10 cc saja.

 

Darah ini kemudian dipisahkan komponen plasamanya saja. Proses pemisahan komponen darah disebut sentrifugasi dan nantinya akan menjadi dua lapisan, yang terdiri dari lapisan bawah (berisi darah merah) dan lapisan atas (berisi plasma). Lapisan atas inilah yang mengandung platelet yang kemudian disuntikkan ke dalam lutut pasien.

 

“PRP mengandung faktor pertumbuhan (growth factor) dan protein lain yang dapat merangsang terjadinya proses perbaikan (regenerasi) jaringan, sehingga dapat membantu penyembuhan/perbaikan jaringan yang rusak secara alamiah,” jelas dr. Ibrahim lebih lanjut.

 

PRP diberikan sebanyak tiga kali (satu kali per bulan) dan dilakukan evaluasi dalm waktu 6 bulan dan 12 bulan. Pasca-PRP juga perlu dipertimbangkan beberapa hal, antara lain pemakaian brace (bila perlu), dan melakukan latihan penguatan otot sesuai dengan rekomendasi dokter. Latihan ini juga dapat membantu memperbaiki kekuatan otot dan membantu memperlambat proses degenerasi sendi lebih lanjut.

 

Baca juga: Benarkan Olahraga Lari Buruk untuk Kesehatan Lutut?

 

 

Kegunaan PRP Lainnya

Teknologi PRP atau teknologi regeneratif ini merupakan metode terbaru sebagai solusi penuaan sendi dan kerusakan sendi. Manfaat PRP ini cukup beragam, antara lain membantu memperlambat/memperbaiki proses kerusakan jaringan tulang rawan (kartilago), membantu memperlambat perburukan OA, meningkatkan produksi cairan lubrikasi alami sendi, dan menstimulasi pembentukan jaringan tulang rawan yang baru.

 

PRP juga bermanfaat terhadap nyeri lutut yang diakibatkan oleh cedera yang diakibatkan oleh over-stretch, partial tear bahkan dalam kondisi complete rupture. Namun dalam kasus ini, PRP dikombinasikan dengan fisioterapi.

 

Menurut National Institute for Clinical Excellence (NICE), injeksi PRP untuk membantu mengatasi nyeri lutut akibat OA dapat dikatakan minim risiko. “Di klinik kami, berdasarkan testimoni, keberhasilannya cukup baik terutama di usia yang lebih muda.”

 

Selanjutnya, dr. Ibrahim mengatakan,”Hampir semua nyeri lutut dapat dituntaskan tanpa operasi. Namun semua tindakan perlu dan selalu dilakukan dengan USG-guided (terpandu USG), seperti yang kami lakukan di Klinik Patella ini. USG-guided ini digunakan untuk memastikan akurasi tindakan dan mencegah kerusakan pada struktur lain di sekitar lutut.”

 

Baca juga: Nyeri Sendi Berlanjut Pasca Chikungunya, Apa Penyebabnya?

 

 

 

 Sumber:

Seminar Awam tentang Nyeri Lutut di Lamina Pain and Spine Center, Sabtu, 14 Desember 2019.