Selain menyebabkan peningkatan kasus demam berdarah, musim hujan juga perlu diwaspadai dengan kemunculan penyakit chikungunya. Penyakit ini juga disebabkan virus melalui gigitan nyamuk Aedes. Dulu, chikungunya hanya ditemukan di Afrika. Tetapi saat ini sudah menyebar ke seluruh dunia, terutama negara tropis.

 

Infeksi virus chikungunya menyebabkan gejala seperti sakit kepala hebat, kemerahan di kulit, dan yang paling khas adalah nyeri di otot dan sendi hingga penderitanya lumpuh sementara. Umumnya gejala ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu paling lama dua minggu. Tetapi pada sebagian kasus, nyeri dan kelumpuhan sementara ini menjadi menetap sampai berbulan-bulan. Kenapa bisa terjadi dan kira-kira apa penyebabnya?

 

Baca juga: Waspada, Radang Sendi Dapat Menghambat Aktivitas Sehari-hari!


Apakah Chikungunya Termasuk Penyakit Kronis?

Sebagian besar pasien yang terkena virus chikungunya dapat pulih sepenuhnya, dengan gejala akan hilang dalam tiga hingga 10 hari. Tetapi pada sebagian orang, gejala bisa berlangsungselama berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. 

Meskipun begitu, kematian akibat komplikasi chikungunya sangat jarang terjadi. Virus chikungunya yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah, kebanyakan terjadi pada orang usia lanjut yang memiliki penyakit kronis lainnya, misalnya penyakit jantung dan diabetes.

Baca juga: Hati-hati, Telur Nyamuk Aedes aegypti dapat Bertahan Berbulan-bulan dalam Kondisi Kering!
 

Kemungkinan Chikungunya Artritis

Jika Kamu baru saja pulih dari episode demam chikungunya tetapi mengalami nyeri terus menerus di persendian, bahkan sampai berbulalan-bulan, kemungkinan Kamu mengalami chikungunya artritis, Gengs! Kondisi ini dikenal juga sebagai Post Viral Arthropathy. 

Meskipun kondisi ini bisa disembuhkan, tetapi dapat membuat penderitanya sangat khawatir. Pada tahap kronis, peradangan sendi berlanjut selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Gejala dapat dirasakan terus menerus atau hilang timbul.

 

Penderitanya akan mengalami gangguan dalam aktivitas sehari-hari, kesulitan bergerak hingga penurunan kualitas hidup yang signifikan. Sebuah penelitian yang dilakukan ketika terjadi endemi chikungunya di Kolombia, menemukan sekitar 25% pasien terus mengalami nyeri sendi hingga 20 bulan pasca infeksi.

 


Fakta Nyamuk dan Virus-virusnya - Guesehat

 

Apa Penyebab Chikungunya Artritis?

Sampai saat ini penyebab chikungunya artritis belum diketahui dengan pasti. Namun diduga, bukan virus chikungunya penyebabnya. Karena dalam pemeriksaan cairan sendi pasien yang mengalami artritis pasca infeksi chikungunya, tidak ditemukan bukti virus chikungunya.

 

Dalam penelitian lain baru-baru ini yang melibatkan 140 pasien yang terinfeksi virus chikungunya, ditemukan bahwa merokok dan jenis kelamin wanita menjadi faktor risiko utama untuk nyeri sendi yang parah pada fase akut dan kronis pasca infeksi chikungunya. 

 

Kedua faktor risiko ini tampaknya mirip dengan faktor risiko penyakit rheumatoid arthritis (RA). Maka menurut ahli, pengobatan untuk chikungunya artritis ini pun sama dengan rematik artritis pada umumnya, meskipun mungkin lebih terbatas. RA adalah salah satu penyakit autoimun dan kebanyakan menyerang wanita. Penyakit ini merusak persendian, dan apabila tidak dihentikan perkembangan penyakitnya, dapat menyebabkan kecacatan. RA umumnya diawali dengan kaku sendi, terutama di sensi-sendi dan jari tangan. 

 

Baca juga: Wabah DBD karena Nyamuk Aedes Zaman Now Semakin Bandel! 

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Kamu atau ada keluarga Kamu yang terkena chikungunya dan gejala tidak sembuh setelah dua minggu, sebaiknya segera cek ke dokter. Dokter akan melakukan cek darah secara lengkap untuk menentukan apakah Kamu mengalami chikunginya artriris, atau penyakit lainnya.


Karena dari berbagai penelitian yang pernah dilakukan, virus chikungunya dapat memicu artritis melalui jalur autoimun. Diduga virus chikungunya akan merangsang pelepasan imunomodulator yang menyebabkan chikungunya arthritis. Selain itu jika Kamu berisiko, sebaiknya cegah terkena gigitan nyamuk Aedes. Caranya tunda pergi ke daerah endemik dan gunakan pelindung agar tidak digigit nyamuk. (AY)

 

 

 

Sumber:

Mayo Clinic, What is Chikunginya Fever

CDC, Symptoms, Diagnosis, & Treatments Ckikungunya Virus

Rheumatologyadvisor.com, What Rheumatology Should Know About Chikungunya Virus