Diabetes bisa menyebabkan nyeri sendi melalui berbagai cara, termasuk dengan cara merusak sendi atau saraf. Termasuk, kaitannya dengan artritis. Tidak heran jika nyeri sendi pada penderita diabetes itu merupakan masalah yang umum dijumpai.

 

Lama kelamaan, diabetes yang tidak dikontrol bisa memengaruhi otot dan tulang, hingga menyebabkan nyeri sendi, kerusakan saraf, dan gejala lainnya. Selain itu, menurut Arthritis Foundation, penderita diabetes memiliki risiko dua kali lipat terkena artritis.

 

Untuk tahu informasi lengkap tentang nyeri sendi pada penderita diabetes beserta penyebab dan cara mengatasinya, baca penjelasan ini!

 

Baca juga: Studi: Inilah Profesi Paling Berisiko Diabetes!

 

Apa Penyebab Nyeri Sendi pada Penderit Diabetes?

Diabetes adalah penyakit kronis yang menyebabkan masalah pada regulasi insulin dan gula darah. Insulin adalah hormon yang mengantarkan gula darah ke sel-sel tubuh. Kalau seseorang sering memiliki kadar gula darah tinggi dan tidak melakukan pengobatan, maka bisa menyebabkan banyak masalah kesehatan lainnya.

 

Ada dua jenis diabetes. Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun, dimana pankreas tidak memproduksi insulin. Sementara itu, diabetes tipe 2 adalah penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup. Diabetes tipe 2 menyebabkan resistensi insulin dimana hormon insulin tidak berfungsi secara efektif hingga dapat menyebabkan penurunan produksi insulin di dalam tubuh.

 

Berikut adalah beberapa penyebab nyeri sendi pada penderita diabetes:

 

1. Gangguan Muskuloskeletal

Jika kontrol gula darah tidak efektif, diabetes bisa menyebabkan gangguan pada sistem muskuloskeletal (tulang, sendi, dan jaringan pendukungnya). Organ paling sering mengalami masalah adalah sendi. Ketika sendi mengalami kerusakan, bantalan sendi juga tidak akan bisa bekerja efektif lagi. Alhasil, tulang bisa saling bergesekan, sehingga menyebabkan inflamasi, kekakuan, dan nyeri sendi.

 

Kerusakan sendi menyebabkan gangguan pergerakan sendi dan rasa nyeri, termasuk pada penderita diabetes. Diabetes juga bisa menyebabkan perubahan pada saraf dan pembuluh darah kecil.

 

Ada beberapa gangguan saraf dan sendi yang sering menyerang penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2. Masalah sendi ini biasanya berhubungan dengan lama dan kontrol diabetes. Gangguan yang dimaksud termasuk:

  • Sindrom carpal tunnel
  • Kontraktur dupuytren
  • Trigger finger (tangan kaku)

 

Beberapa penderita diabetes juga mengalami penebalan kulit di jari tangan bersamaan dengan berkurangnya mobilitas di dalam sendinya. Penderita diabetes juga bisa mengalami sakit pada bahu akibat radang pada tendon (tendonitis).

 

2. Kerusakan Sendi Charcot

Sendi charcot, atau yang biasa disebut artropati neurogenik, disebabkan oleh kerusakan saraf akibat diabetes. Istilah medis dari kerusakan saraf akibat diabetes adalah neuropati diabetes.

 

Neuropati diabetes bisa menyebabkan mati rasa di ekstremitas, seperti kaki dan pergelangan kaki. Lama kelamaan, Diabestfriends bisa mengalami mati rasa kehilangan sensasi pada anggota tubuh tersebut.

 

Akibat kondisi tersebut, Diabestfriends mudah mengalami cedera atau luka pada kaki tanpa menyadari tingkat keparahan kerusakannya. Cedera atau ketegangan otot bisa menyebabkan tekanan pada sendi kaki.

 

Suplai darah yang menurun dan faktor lainnya lama kelamaan juga bisa menyebabkan kerusakan sendi. Pada beberapa kasus, penderita diabetes bisa mencegah kerusakan ini.

 

Berikut beberapa gejala sendi charcot yang perlu diwaspadai:

  • Pembengkakan atau kemerahan
  • Mati rasa
  • Nyeri sendi
  • Bagian tubuh yang terkena dampaknya terasa panas jika disentuh
  • Perubahan pada penampilan kaki

 

Jadi, nyeri sendi pada penderita diabetes bisa disebabkan oleh sendi charcot. Kalau penyakit ini menyebabkan rasa sakit, hindari menggunakan kaki yang bermasalah hingga benar-benar sembuh. Kalau kakinya mati rasa, biasanya dokter akan merekomendasikan untuk menggunakan alat bantu cast pelindung kaki.

 

Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes Minum Obat Herbal?

 

Hubungan Diabetes dan Artritis

Penderita diabetes memiliki risiko dua kali lipat terkena artritis. Namun, risikonya mungkin berbeda-beda pada setiap orang, tergantung dari jenis diabetesnya, tipe 1 atau tipe 2.

 

Hubungan Artritis Reumatoid dan Diabetes Tipe 1

Baik artritis reumatoid maupun diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun. Ini artinya, pada kedua penyakit ini, sistem imun menyerang bagian tubuh yang sehat. Pada artritis reumatoid, sistem imun menyerang jaringan sendi, sehingga menyebabkan pembengkakan, nyeri, dan kelainan bentuk. Pada diabetes tipe 1, sistem imun menyerag pankreas, sehingga menghentikan produksi insulin.

 

Baik artritis reumatoid maupun diabetes tipe 1 menyebabkan inflamasi. Beberapa pertanda penting inflamasi, termasuk kadar protein C-reaktif dan interleukin-6, umumnya tinggi pada orang yang memiliki penyakit-penyakit ini.

 

Intinya, memiliki satu penyakit autoimuin meningkatkan risiko penyakit automimun lainnya. Inilah alasan kenapa penderita diabetes tipe 1 sering terkena artritis reumatoid.

 

Hubungan Diabetes Tipe 2 dan Osteoartritis

Tidak seperti diabetes tipe 1, diabetes tipe 2 sangat berkaitan dengan kelebihan berat badan. Mengalami kelebihan berat badan atau obesitas juga bisa meningkatkan risiko terkena osteoartritis. Pasalnya, berat badan meningkatkan tekanan dan stres pada sendi, khususnya pada tubuh bagian bawah.

 

Seseorang bisa menurunkan risikonya terkena diabetes tipe 2 dan artritis reumatoid dengan menjaga berat badan sehat, yaitu lewat konsumsi diet sehat serta olahraga rutin. 

 

Jika Diabestfriends terkena osteoartritis, menjaga berat badan bisa meredakan gejalanya. Menurut Arthritis Foundation, menurunkan 7 kg bisa meredakan nyeri lutut akibat osteoartritis secara signifikan. Selain itu, pada penderita diabetes tipe 2, menurunkan 5 - 10 persen dari berat badan total bisa menurunkan kadar gula darah secara signifikan. 

 

Pengobatan Nyeri Sendi pada Penderita Diabetes

Mengonsumsi obat anti inflamasi seperti ibuprofen seringkali bisa meredakan nyeri sendi dan pembengkakannya. Namun, Diabestfriends perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum minum obat apapun.

 

Kalau nyeri sendi dan gejala lainnya belum juga berkurang, konsultasikan dengan dokter tentang pilihan pengobatan. Beberapa orang bisa sembuh dengan ortotik, obat oral, perubahan gaya hidup, dan kombinasi ketiganya.

 

Diabetes tipe 1 dan tipe 2 memiliki penyebab dan pengobatan yang berbeda. Penderita diabetes tipe 1 biasanya membutuhkan bentuk insulin tertentu untuk mengontrol kadar gula darahnya.

 

Penderita diabetes tipe 2 juga bisa membutuhkan insulin. Namun, banyak pula yang hanya mengonsumsi obat oral untuk meningkatkan respon insulin terhadap gula darah.

 

Baik penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2 harus menjaga diet sehari-hari dan rutin berolahraga. Mencapai dan menjaga berat badan sehat juga memberikan manfaat tambahan pada penderita diabetes tipe 2. Menerima pengobatan sejak dini bisa mencegah penderita diabetes dari komplikasinya, termasuk kerusakan sendi.

 

Baca juga: Daftar Sayur dan Buah untuk Penderita Diabetes

 

Jadi, nyeri sendi pada penderita diabetes itu umum dan bisa saja terjadi jika kadar gula darahnya tidak terkontrol. Nyeri sendi pada penderita diabetes bisa disebabkan oleh masalah pada sistem muskuloskeletal dam sistem saraf.

 

Nyeri sendi pada penderita diabetes juga bisa terjadi jika penyakit kronik tersebut menyebabkan artritis. Untuk mengobati nyeri sendi pada penderita diabetes, harus melalui saran dokter. 

 

Sumber:

Medical News Today. How can diabetes cause joint pain?.

Arthritis Foundation. Arthritis & Diabetes.