Penyanyi dan komposer Melly Goeslaw membagikan kabar gembira. Usaha kerasnya menurunkan berat badan berhasil. Melalui unggahannya di media sosial,  Melly mengabarkan berat badannya turun 12 kg dalam sebulan. Efeknya, gula darahnya pun stabil. Ibu dua anak ini bahkan dengan bangga mengucapkan selamat tinggal pada diabetes.

 

“Alhamdulillah, gak putus putus bersyukur atas kondisi aku yang sekarang, gak nyangka tangan bisa jadi kempesan, kemeja ini akhirnya bisa dipakai dengan nyaman,” ujarnya melalui aku Instagram melly_goeslaw pada 11 Agustus lalu.

 

“Gaiiis aku udah turun 12 kg dalam 27 hari yeaaaay Alhamdulillah, aku happy, mas @antohhoed happy, anak anak happy, gula darah ku stabil terus , bye bye diabet. Semoga aku bisa terus sehat, kurus bonusnya amiiin amiin amiiiin,” lanjut Melly.

 

Pencipta lagu Ayat-ayat Cinta ini tak lupa berterima kasih kepada dokter yang mengoperasinya di sebuah rumah sakit di bilangan Jakarta Selatan. Ya, Melly Goeslaw beberapa waktu lalu memang menjalani operasi bariatrik atau “potong lambung” untuk masalah berat badannya. Apa sih operasi bariatrik ini dan manfaatnya untuk penderita diabetes?

 

Baca juga: Tips Terhindar dari Obesitas dengan Intermitten Fasting

 

Operasi Bariatrik untuk Terapi Diabetes Tipe 2

Operasi bariatrik adalah upaya penurunan berat badan yang cukup ekstrem, di mana sebagian lambung dipotong agar asupan makanan dapat dikurangi. Meski terdengar menyeramkan, operasi ini bisa dilakukan dengan cara minimal invasif, jadi tidak memerlukan pembedahan yang besar.

 

Operasi bariatrik selain dilakukan untuk menurunkan berat badan, juga bisa sebagai upaya terapi diabetes tipe 2. Diabestfriends sudah tahu bahwa penurunan berat badan adalah salah satu pengelolaan diabetes yang efektif.

 

Berat badan yang ideal dapat memudahkan mengontrol kadar gula dalam darah. Orang dengan kelebihan berat badan, atau oebsitas, lebih berisiko mengalami diabetes. Bahkan, orang yang obesitas berat memiliki risiko 10 kali lipat terkena penyakit ini.

 

Makanan yang tinggi lemak dan karbohidrat akan meningkatkan asam lemak dalam darah dan penumpukan lipid (lemak) di hati dan otot. Hal ini akan meningkatkan resistensi insulin dan peradangan. Seiring waktu, pankreas berhenti membuat cukup insulin. Terjadilah diabetes.

 

Ketika diet dan upaya penurunan berat badan lainnya tidak membuahkan hasil, maka operasi bariatrik bisa menjadi solusi. Ada beberapa jenis operasi bariatrik, namun intinya adalah bagaimana membuat asupan makanan bisa dikurangi secara signifikan.

 

Baca juga: Mencegah Obesitas, Perhatikan Porsi dan Jenis Makanan

 

Siapa yang memenuhi syarat untuk operasi bariatrik?

Tidak semua orang direkomendasikan melakukan operasi bariatrik. Bagi yang masih bisa menjalani diet penurunan berat badan, lebih baik dilakukan dengan alami tanpa operasi.

 

Biasanya, operasi bariatrik dilakukan pada orang-orang berikut:

- Berat badan lebih dari 100 kg, jauh melebihi berat badan ideal.

- Memiliki Indeks Massa Tubuh (BMI) lebih dari 40.

- Memiliki BMI lebih dari 35 namun memiliki kondisi kesehatan yang tidak bagus, misalnya ada tekanan darah tinggi atau diabetes yang terkait dengan kelebihan berat badan.

- Pasien yang sudah melakukan diet ketat, olahraga, dan pengobatan obesitas lain yang diawasi dokter namun berat badan sulit turun.

 

Baca juga: Obesitas Pintu Masuk untuk Diabetes

 

Orang dengan Diabetes yang Dianjurkan Operasi Bariatrik

Bagi penderita diabetes tipe 2, operasi bariatrik bisa menjadi pilihan terapi jika BMI 35 atau lebih, dan memiliki penyakit lain yang berhubungan dengan kelebihan berat badan. Orang ini juga belum mampu mencapai gula darah puasa normal (kurang dari 125 mg/dl atau HbA1c kurang dari 7 persen).

 

Dalam beberapa kasus diabetes yang tidak terkontrol dengan baik, pasien mungkin memenuhi syarat untuk operasi bariatrik bahkan jika BMInya masih di bawah 35.

 

Mayoritas pasien akan mengalami penurunan berat badan 50 sampai 80% dari kelebihan berat badan selama 18-24 bulan setelah operasi. Namun, efek penurunan gula darah akan dapat langsung terjadi, biasanya dalam beberapa hari setelah operasi.

 

Orang yang menjalani operasi bariatrik bahkan mampu mengurangi atau berhenti mengonsumsi obat diabetes sama sekali. Sekitar 33% pasien diabetes yang menjalani operasi bariatrik, tidak memerlukan obat diabetes setelah operasi. Dalam 2 tahun operasi, total 85% pasien tidak memerlukan pengobatan. Diabetes mereka dalam status remisi.

 

Sembuh total dari diabetes dapat terjadi pada orang yang belum lama terdiagnosis diabetes, biasanya kurang dari lima tahun. Mereka juga belum memerlukan obat antidiabetes sebelumnya. Semakin banyak turun berat badan yang dicapai setelah operasi, maka kemungkinan remisi total dari diabetes semakin terbuka.

 

Manfaat operasi bariatrik pun tidak berhenti sampai di sini. Biasanya penurunan berat badan akan diikuti oleh tekanan darah tinggi dan kolesterol jahat yang juga turun.

 

Baca juga: Gemuk dan Gula Darah Sulit Turun, Coba Bedah Bariatrik!

 

 

 

Referensi:

Clevelandclinic.org. Weight Loss Surgery