Mungkin Diabestfriends ada yang berusia muda dan masih ingin memiliki atau menambah keturunan. Muncullah pertanyaan, apakah diabetes menyebabkan infertilitas? Diabestfriends perlu mengetahui bagaimana diabetes memengaruhi fertilitas atau kesuburan. Berikut penjelasannya, apakah diabetes menyebabkan infertilitas!

 

Baca juga: Manfaat Jahe untuk Kesehatan, Salah Satunya Menurunkan Gula Darah
 

Apakah Diabetes Menyebabkan Infertilitas?

Diabetes tipe 1 dan tipe 2 seringkali berhubungan dengan kelebihan berat badan dan memiliki PCOS (sindrom polikistik ovarium), dan bisa memengaruhi kesempatan Diabestfriends untuk bisa hamil.

 

Satu penelitian menemukan masalah pada ovulasi merupakan penyebab utama infertilitas atau ketidaksuburan pada wanita. Ovulasi merupakan proses pelepasan sel telur ke dalam tuba falopi.

 

Diabetes tipe 2 seringkali berhubungan dengan PCOS. PCOS sendiri bisa memengaruhi pertumbuhan dan produksi sel telur secara negatif, sehingga mengganggu ovulasi. 

 

Diabetes tipe 1 dan tipe 2 juga bisa menyebabkan menstruasi tidak teratur. Hal ini bisa terjadi jika ovarium tidak memproduksi sel telur secara rutin. Menstruasi yang tidak teratur bisa menimbulkan dampak negatif pada kesempatan Diabestfriends untuk bisa hamil.

 

Selain itu, diabetes juga bisa memengaruhi kesuburan atau fertilitas pria secara negatif. Pasalnya, diabetes bisa menyebabkan kerusakan saraf, sehingga menyebabkan pria sulit mempertahankan ereksi. 

 

Hal ini bisa menyebabkan Diabestfriends lebih sulit untuk berhubungan intim, dan otomatis konsepsi atau kehamilan juga sulit terjadi. Diabetes juga bisa menyebabkan kurangnya ejakulasi, serta gangguan pada kuantitas dan kualitas sperma, seperti kemampuan gerak atau motilitas sperma yang rendah. 

 

Kalau Diabestfriends sedang berupaya untuk hamil, penting menjaga agar kadar gula darah stabil dan terkontrol sebelum hamil. Hal ini bisa membantu menurunkan masalah kesuburan dan meningkatkan kesempatan Diabestfriends untuk bisa hamil dan memiliki bayi yang sehat. 

 

Diabestfriends harus melakukan pemantauan kadar gula darah secara rutin sejak sebelum hamil, saat sudah hamil,  dan saat proses persalinan. Selain demi kepentingan program hamil, melakukan pemantauan gula darah baik untuk kelangsungan hidup Diabestfriends secara keseluruhan sebagai penderita diabetes. 

 

Baca juga: Skrining Kekurangan Hormon Testosteron pada Penyakit Kencing Manis (Diabetes)
 

Pengobatan Diabetes

Pengobatan diabetes penting dilakukan sejak sebelum hamil, atau bahkan saat hamil dan setelah melahirkan. Mengontrol diabetes bisa membantu Diabestfriends menurunkan risiko komplikasi. 

 

Baik itu diabetes tipe 1, tipe 2, ataupun diabetes gestasional, penting memantau kadar gula darah. Saat sudah hamil, kadar gula darah Diabestfriends yang umumnya disarankan adalah:

  • 95 mg/dl atau kurang, sebelum waktu makan
  • 140 mg/dl atau kurang, satu jam setelah makan
  • 120 mg/dl atau kurang, dua jam setelah makan

 

Ada banyak perubahan gaya hidup yang bisa Diabestfriends jalani untuk membantu mengontrol kadar gula darah:

  • Mengonsumsi makanan sehat. Pilihan yang baik di antaranya whole grains, lemak sehat, protein tanpa lemak, dan makanan yang rendah gula.
  • Olahraga rutin: olahraga rutin bisa membantu melawan resistensi insulin. Coba tanyakan dokter, olahraga apa yang aman untuk Diabestfriends yang sedang promil. 
  • Lakukan pemantauan kadar gula darah secara rutin: karena kehamilan meningkatkan kebutuhan energi tubuh, kadar gula darah bisa berubah dengan cepat. Coba lakukan pengecekan kadar gula darah secara rutin. Hal ini penting untuk menyesuaikan asupan makanan, olahraga, dan pengobatan sesuai dengan hasil tes gula darah tersebut. 

 

Baca juga: Meski Serba Dibatasi, Makanan ini Aman untuk Penderita Diabetes dengan Gangguan Ginjal

 


Sumber:

Very Well Health. What to Know About Diabetes and Pregnancy. Mei 2022.
Centers for Disease Control and Prevention. National Diabetes Statistics Report 2020.
Zehravi M, Maqbool M, Ara I. Polycystic ovary syndrome and infertility: an update. Int J Adolesc Med Health. 2021;34(2):1-9. doi: 10.1515/ijamh-2021-0073. PMID: 34293835.