Meskipun sebagian besar kasus alergi memang tidak mematikan, tetapi gejalanya sangat menggangu. Alergi yang paling umum dialami masyarakat Indonesia adalah alergi pilek dan gatal (biduran dan urtikaria). Berbeda dengan alergi di negara Barat yang lebih variatif, salah satunya alergi kacang dan serbuk sari yang lebih umum dijumpai.

 

Alergi rhinitis yang ditandai dengan bersin-bersih, hidung berair, tengggorokan bahkan mata gatal cukup sering ditemukan karena memiliki prevalensi hingga 53% di Indonesia. Artinya, 1 dari 2 orang setidaknya pernah mengalami gejala alergi rhinitis dengan keparahan berbeda. Pilek alergi paling sering ditemukan di usia produktif.

 

Sedangkan di Indonesia, prevalensi urtikaria atau gatal alergi belum diketahui pasti. Penelitian di Palembang tahun 2007 pada 3000 remaja usia 14-19 tahun, mendapatkan prevalensi urtikaria sebesar 42,78%. Sebanyak 15-20% manusia pernah mengalami episode urtikaria satu kali selama hidupnya.

 

Ada kabar gembira, kini Kamu bisa mengobati sendiri alergi dengan obat antihistamin yang sudah bisa dibeli bebas. Apa jenis obatnya?

 

 

Baca juga: Jangan Sepelekan 3 Jenis Alergi Makanan pada Anak yang Paling Sering Terjadi!

 

Membedakan Pilek Alergi dan Pilek karena Flu

Sebelum bicara pengobatan, kita perlu tahu alergi dan mekanismenya. Dijelaskan oleh Prof. Dr. apt. Zullies Ikawati selaku pharmacy expert, alergi merupakan reaksi hipersensitivitas terhadap alergen atau zat pemicu alergi.

 

Faktor risiko alergi sangat bermacam-macam, mulai dari keturunan atau genetik, faktor risiko di awal kehidupan, alergen dan polutan. “Alergi berdampak pada penurunan produktivitas, tidur terganggu sehingga mengalami kelelahan di siang hari, gangguan belajar dan berujung pada penurunan kemampuan kognitif,” jelas Prof. Zullies dalam acara virtual media launch Claritin, yang akan diselenggarakan Bayer pada Selasa, 12 Juli 2022.

 

Gejala alergi sangat khas, dan bisa dibedakan dengan gejala flu. Medical Lead Bayer Consumer Health dr. Riana Nirmala Wijaya, memaparkan, pilek dan bersin karena alergi pasti ditandai dengan gatal di hidung, mata, bahkan tenggorokan. Sedangkan pilek karena flu biasanya ada demam, sakit kepala, otot, serta sendi bisa linu-linu dan badan terasa lemah.

 

Sedangkan untuk gatal karena alergi, gejalanya juga sangat khas tidak seperti gatal pada kulit lainnya. Selain munculnya ruam dan flare mendadak, juga disertai dengan bentol, rasa gatal atau rasa panas.

 

Pengobatan alergi, baik rhinitis maupun urtikaria, yang paling utama adalah mengindari pencetusnya atau alergen. Setiap orang memiliki alergen berbeda-beda. Inilah pentingnya setiap penderita alergi mengenali pemicu alergi masing-masing.

 

Baca juga: Rinitis Kehamilan, Ini Cara Mengatasinya!

 

Swamedikasi Alergi dengan Antihistamin

Antihistamin adalah obat alergi untuk mengatasi gejala. Saat orang dengan alergi terpapar alergen, tubuh akan melepaskan senyawa histamin yang akan bekerja pada reseptornya sehingga menghasilkan gejala-gejala alergi: gatal, hidung tersumbat, kemerahan, dan sebagainya.

 

Untuk mengatasi alergi perlu obat yang dapat menghambat kerja histamin, yaitu antihistamin. Saat ini Kamu bisa mengobati sendiri gejala alergi dengan antihistamin atau melakukan swamedikasi.

 

Dijelaskan Prof. Zullies, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), swamedikasi adalah upaya pengobatan yang dilakukan secara mandiri untuk mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

 

Salah satu antihistamin yang sudah bisa untuk swamedikasi adalah Loratadine. Loratadine dari Bayer (Claritin) merupakan antihistamin generasi 2 yang tidak sangat sedikit menyebabkan efek samping mengantuk. Berdasarkan Peraturan Kemenkes (PMK No 3 Tahun 2021), Loratadine saat ini sudah bisa dibeli bebas karena bukan lagi masuk golongan obat keras.

 

Dengan swamedikasi ini, Kamu bisa stok antihistamin Loratadine di rumah. Jadi, kapanpun gejala alergi menyerang, bahkan di malam hari, Kamu bisa segera menemukan penawarannya. Memudahkan ya?

 

Baca juga: 4 Gejala Alergi yang Bisa Diatasi dengan Antihistamin