Tahun 2020 baru mencapai setengah jalan, namun sudah ada berbagai hal yang terjadi mengisi pertengahan awal tahun ini. Salah satu hal yang akhir-akhir masih dibicarakan adalah adanya tagar #blacklivesmatter, di mana terjadi adanya kematian seorang African American akibat penangkapan dirinya oleh polisi. 

 

Tagar #blacklivesmatter dimulai dari suatu kejadian di Amerika Serikat. Seseorang bernama George Floyd, ditangkap oleh karena kecurigaan menggunakan uang palsu di sebuah toko. Pada saat penangkapan George Floyd terjadi, polisi menekan leher George Floyd dengan lututnya, dan tidak melepaskannya saat George mengatakan bahwa ia tidak bisa bernapas.

 

Penekanan dan menahan lutut di leher itu terjadi selama sekitar 8 menit, yang mengakibatkan George Floyd meninggal di tempat. Penekanan lutut juga tetap terjadi pada saat George Floyd didapatkan tidak bergerak dan tidak sadar. Setelah itu, George Floyd kemudian dinyatakan meninggal di rumah sakit.

 

Baca juga: Sesak Napas Akibat Asma 

 

 

Apa itu Asfiksia?

Hasil autopsi yang dilakukan pada George Floyd pun memberikan beberapa hasil yang kontroversial. Autopsi dapat dilakukan untuk melakukan pemeriksaan dalam dan mengetahui penyebab kematian seseorang. Salah satu sebab yang diyakini sebagai penyebab kematian George Floyd adalah asfiksia, yaitu keadaan kekurangan oksigen yang bisa menyebabkan penurunan kesadaran, atau bahkan sampai dengan kematian.

 

Hasil autopsi sendiri mengatakan bahwa terdapat hal lain yg ditemukan di dalam tubuh George Floyd, yaitu adanya penggunaan obat psikotropika, adanya infeksi atau riwayat infeksi Covid 19 dengan keadaan yang asimptomatik atau tidak bergejala, dan riwayat tekanan darah tinggi. Namun dikatakan beberapa keadaan tersebut bukan menjadi penyebab kematian.

 

Asfiksia merupakan keadaan kekurangan oksigen yang bisa menyebabkan penurunan kesadaran, sampai dengan keadaan mengancam nyawa. Kondisi asfiksia bisa terjadi pada posisi terjerat, tercekik, sehingga udara tidak bisa masuk ke saluran pernapasan dan menyebabkan kekurangan kadar oksigen.

 

Penyebab Asfiksia

Ada beberapa penyebab asfiksia, mulai dari kondisi medis hingga karena komplikasi persalinan pada bayi. Inilah beberapa penyebab asfiksia:

 

1. Kondisi medis

Asfiksia bisa terjadi pada saat terjadi kejang, asma yang mengancam nyawa, dan spasme atau kekakuan pada laring.

 

2. Makanan

Asfiksia juga bisa terjadi karena aspirasi, yaitu adanya cairan atau makanan atau zat yang masuk ke saluran pernapasan, di mana seharusnya saluran pernapasan hanya berisi udara. Asfiksia makanan ini menjadi salah satu sebab mengapa kita tidak boleh memberikan makanan pada bayi sebelum waktunya, karena risiko asfiksia masih besar.

 

3. Proses persalinan

Asfiksia juga bisa terjadi pada bayi baru lahir, ketika ada gangguan masuknya oksigen untuk pernapasan bayi tersebut.  Contoh asfiksia pada bayi bisa terjadi akibat adanya kelainan atau gangguan pada tali pusat, maupun proses persalinan yang lama dan panjang.

 

4.Tekanan pada dinding dada

Asfiksia kompresi bisa terjadi saat adanya tekanan di dinding dada seseorang, sehingga menyulitkan seseorang untuk mengembangkan dada untuk mengambil napas.

 

5. Obat-obat tertentu

Selain itu, obat dan zat tertentu juga bisa menyebabkan asfiksia. Jenis obat yang bisa menyebabkan asfiksia adalah opioid, di mana bisa mengganggu refleks pernapasan, dan zat yang bisa menyebabkan asfiksia adalah karbon monoksida dan sianida.

 

Baca juga: Ketahui Penyebab dan Dampak Hipoksia pada Bayi Baru Lahir
 

Apa yang Harus Dilakukan ketika Seseorang Mengalami Asfiksia?

Jika orang tersebut berada di fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan akan memberikan pertolongan pertama bantuan hidup untuk memperbaiki jalan napas dengan berbagai cara. Bisa diberikan bantuan napas dengan alat, sampai dengan melakukan pompa jantung ( resusitasi jantung paru) jika sistem pernapasan dan pompa jantung orang tersebut berhenti.

 

Jika korban asfiksia berada di luar fasilitas kesehatan, baiknya segera memanggil pertolongan medis, dan tetap lakukan pompa jantung paru sesuai dengan bantuan hidup dasar. Pertolongan pertama adalah dengan memosisikan leher korban agar saluran udara terbuka. Lakukan pompa jantung paru apabila korban tidak bernapas dan tidak teraba denyut nadi di daerah leher.

 

Baca juga: Ada Banyak Penyebab Sesak Napas, Bukan Hanya Penyakit Paru