Kamu apakah salah satu yang selalu bersin-bersin dan hidung meler setiap pagi atau malah hari padahal tidak sedang flu. Bisa jadi Kamu mengalami alergi rinitis. Penyebabnya adalah alergen, bisa berupa udara dingin, debu, atau serbuk bunga. Alergen merupakan semuaa hal yang dapat memicu reaksi alergi. Rinitis alergi atau dikenal juga dengan hay fever memiliki respon alergi berupa berbagai gejala yang menyerang hidung. Rinitis alergi berkembang saat sistem kekebalan tubuh seseorang menjadi lebih sensitif dan merespons secara berlebihan terhadap sesuatu yang ada di lingkungan. Meski dikenal juga dengan hay fever, namun alergi ini tidak akan menyebabkan Kamu demam. 

 

Menurut American College of Allergy, Asthma & Immunology, rinitis alergi dibedakan menjadi 2 bentuk yang berbeda, yaitu seasonal allergic rhinitis dan perennial allergic rhinitis. Gejala dari seasonal allergic rhinitis ini terjadi saat musim semi, musim panas, dan awal musim gugur dan biasanya disebabkan oleh spora jamur ataupun serbuk sari dari rumput. Sedangkan, perennial allergic rhinitis disebabkan oleh tungau debu, bulu hewan, kecoak, ataupun jamur yang bisa terjadi sepanjang tahun.

 

Baca juga: Benarkah Stres Memperparah Alergi?

 

Gejala

Alergen seperti serbuk sari rumput dan pohon, bulu hewan peliharaan, tungau debu, jamur, asap rokok, parfum, dan knalpot diesel dapat menjadi pemicu gejala hay fever. Adapun gejala yang paling umum dari hay fever meliputi:

  • Hidung berair atau tersumbat
  • Mata, mulut, atau kulit yang terasa gatal
  • Bersin-bersin
  • Kelelahan yang sering kali disebabkan karena kualitas tidur yang buruk akibat dari hidung yang tersumbat

 

Karena gejala tadi, penderita rinitis umumnya mengeluhkan sulit berkonsentrasi, tidak bisa fokus, sehingga sulit mengambil keputusan. Pada gejala yang berlarut-larut, penderitanya mengeluhkan mudah marah atau tersinggung, kualitas tidur terganggu sehingga merasakan kelelahan. 

 

Jika Kamu memutuskan pergi ke klinik, biasanya dokter akan mencari tahu penyebab rhinitis alergi dari gaya hidup dan lingkungan sekitar Kamu. Kamu mungkin akan ditanya, apakah memiliki hewan peliharaan atau tidak, memiliki riwayat keluarga dengan kondisi medis tersebut, serta frekuensi dan tingkat keparahan dari gejala yang Kamu alami. 

 

Jika perlu Kamu diminta melalukan beberapa pemeriksaan, seperti endoskopi hidung, tes pernapasan melalui hidung, (nasal inspiratory flow test), atau jika diperlukan melakukan pemeriksaan darah untuk melihat kadar imunoglobin E (IgE) dan tes tusuk kulit untuk mengetahui jenis alergen.

 

Baca juga: Kamu Pilek atau Alergi? 

 

Hindari Alergen adalah Pencegahan Terbaik

Kamu bisa melakukan beberapa cara untuk terhindar dari rinitis alergi, salah satunya adalah menghindari alergen. Jika Kamu alergi serbuk bunga atau debu, cobalah hindari kontak dengan lebih banyak berada di dalam ruangan agar tidak terkena paparan serbuk sari tanaman dan debu yang tertiup oleh angin. Gunakan kacamata atau kacamata hitam saat berada di luar ruangan untuk meminimalkan jumlah debu yang masuk ke mata.

 

Biarkan jendela tetap tertutup dan pastikan AC dalam keadaan bersih. Pastikan kondisi dalam rumah selalu bersih, dengan rajin menyapu dan mengepel lantai. Jika kamu juga alergi bulu binatang, cucilah tangan segera setelah mengelus hewan dan jauhkan hewan peliharaan dari kamar tidur.

 

Baca juga: Pengobatan Mandiri sebagai Cara Mengatasi Alergi

 

Pengobatan alergi

Metode pengobatan rinitis alergi berbeda-beda pada setiap penderita. Perbedaan ini pun tergantung pada tingkat keparahan gejala. Rinitis alergi tidak dapat disembuhkan, namun gejalanya bisa dikendalikan. Adapun pengobatan yang bisa dilakukan untuk menangani rinitis alergi, yaitu:

  • Antihistamin atau dekongestan. Antihistamin merupakan obat yang paling umum digunakan untuk mengatasi rinitis alergi. Obat ini bekerja dengan menghalau pembentukan histamin dalam tubuh sehingga tidak timbul reaksi alergi berlebihan. Dengan begitu gejala seperti bersin-bersin, hidung berair, mata gatal, terbakar, dan merah, serta kulit gatal dan eksem dapat dikurangi. Sedangkan, dekongestan digunakan untuk meringankan penyumbatan hidung akibat jaringan hidung bengkak.
  • Tetes mata dan semprotan hidung. Selain antihistamin dan dekongestan, Kamu bisa mencoba obat tetes mata dan semprotan hidung untuk meredakan gejala yang ditimbulkan dari rinitis alergi.
  • Imunoterapi dapat direkomendasikan untuk orang yang tidak merespons dengan baik terhadap obat-obatan. Imunoterapi bisa sangat efektif dalam mengendalikan gejala alergi, namun tidak dapat meredakan gejala yang disebabkan oleh rinitis nonalergi. Imunoterapi pun tersedia dalam bentuk suntikan maupun tablet sublingual (di bawah lidah).

 

Pengobatan rinitis alergi tergantung pada kondisi Kamu. Jika tidak parah, memang dapat dikelola dengan obat-obatan. Meski begitu, saat mengalami gejala, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanangan yang tepat ya, Gengs! (TI/AY)

 

 

 

Sumber:

American College of Allergy, Ashtma & Immunology. (2018). Allergic Rhinitis. [online]. Akses 29 November 2018.