'Kok dia marah-marah terus sih? Darah tinggi kali, ya?'. Mungkin Geng Sehat sering mendengar kalimat tersebut, ketika menghadapi orang yang sering marah. Apa benar orang yang suka marah-marah otomatis memiliki darah tinggi atau sebaliknya, orang yang darah tinggi sudah pasti suka marah-marah?

 

Kita seringkali mendengar miskonsepsi hubungan antara hipertensi dan amarah. Hipertensi dan amarah memang saling berhubungan. Namun, bukan berarti orang yang menderita hipertensi jadi lebih mudah merasa marah.

 

Pada umumnya, amarah dan stres memang memicu peningkatan tekanan darah untuk beberapa saat atau jangka pendek. Namun, bisakah amarah dan stres menyebabkan tekanan darah tinggi jangka panjang? Berikut penjelasan lengkapnya, dikutip dari portal Mayo Clinic!

 

Baca juga: Kendalikan Hipertensi dengan Cara Ini

 

 

Hubungan amarah, stres dengan kenaikan tekanan darah

Tubuh memproduksi lonjakan hormon ketika Kamu sedang berada di situasi membuat stres, termasuk ketika sedang marah. Hormon-hormon tersebut akan meningkatkan tekanan darah selama beberapa saat, sehingga menyebabkan jantung berdetak lebih kencang dan pembuluh darah menyempit. 

 

Tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa rasa marah dan stres bisa menyebabkan tekanan darah tinggi jangka panjang. Penelitian hanya bisa membuktikkan kebiasaan seperti terlalu banyak mengonsumsi alkohol, diet tinggi kalori, dan kurang tidur yang bisa menyebabkan tekanan darah jangka panjang atau permanen.

 

Namun ada pula penelitian yang menunjukkan bahwa stres dan amarah, sama halnya dengan gangguan kecemasan, depresi, dan kesepian dapat menimbulkan penyakit jantung. Namun, belum ada tidak penelitian yang bisa membuktikan bahwa hal tersebut memengaruhi tekanan darah tinggi. Ada kemungkinan bahwa hormon-hormon yang dilepaskan tubuh saat Kamu sedang marah dan stres emosional bisa merusak arteri, sehingga menyebabkan penyakit jantung.

 

 

 

Apakah marah dan tekanan darah naik untuk sementara, tidak berbahaya?

Meskipun hanya menaikkan tekanan darah sesaat, namun marah-marah berlebihan sangat tidak dianjurkan. Hal ini karena kenaikan tekanan darah mendadak juga bisa merusak pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di jantung dan ginjal. Jadi efeknya sama dengan hipertensi secara umum. Apalagi jika marah-marah dan stres berlangung terus menerus.

 

Lebih berbahaya lagi nih, kalau setelah marah-marah, dilanjutkan dengan merokok, minum alkohol, atau mengonsumsi makanan tidak sehat, maka hal tersebut juga akan meningkatkan risiko penyakit kronis selain tekanan darah tinggi. Misalnya serangan jantung, dan stroke.

 

Baca juga: Yuk, Lebih Mengenal Hipertensi!

 

 

Tips mengendalikan amarah

Begitu stres mereda, memang tekanan darah akan turun dengan sendirinya. Namun stres yang kerap terjadi, atau terus menerus juga tidak baik. Oleh karena itu, penting mengelola amarah dan stres dengan perilaku yang lebih positif, sehingga tidak menimbullkan efek merugikan dalam jangka panjang. Berikut beberapa cara yang bisa Kamu lakukan untuk mengatasi amarah dan stres:

Kurangi Aktivitas: Kalau Kamu selalu merasa terburu-buru, coba kurangi aktivitas yang terlalu menyita waktu namun tidak terlalu penting. Kurangi frekuensi aktivitas tersebut atau tinggalkan sama sekali.

Rileks dan atur napas: Kalau Kamu sedang marah, coba diam sejenak, tenangkan pikiran dengan menarik napas dalam-dalam, kemudian keluarkan perlahan-lahan. Hal tersebut dapat membantu Kamu merasa rileks.

Olahraga: Aktivitas fisik juga bisa meredakan stres dan memudahkan Kamu mengendalikan amarah. Namun, kalau Kamu sudah memiliki hipertensi, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu untuk memilih jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh.

Belajar Yoga dan Meditasi: Yoga dan meditasi tidak hanya bisa menguatkan tubuh dan merileksasi diri, namun juga bisa menurunkan tekanan darah dan mempermudah Kamu mengatasi amarah.

Tidur yang Cukup: Kurang tidur bisa membuat Kamu jadi lebih mudah marah.

 

Baca juga: Penderita Hipertensi, Hindari 5 Jenis Olahraga Ini!

 

Stres moderat baik untukk tubuh, namun jika berlebihan dan frekuensinya sangat sering hingga menyebabkan Kamu menjadi orang yang pemarah, ada baiknya Kamu belajar manajemen amarah. Meskipun marah tidak secara langsung menyebabkan hipertensi, tetapi kenaikan tekanan darah mendadak bisa menyebabkan kondisi serius, terutama kalau Kamu memiliki masalah kesehatan lain seperti masalah jantung atau ginjal. (UH/AY)