Tidak ada yang lebih menyenangkan bagi seorang ibu ketika melihat si Kecil bisa buang air sendiri di toilet. Yeay! Rasanya pasti lega sekali ya, Mums! Semua trik dan pendekatan yang Mums gunakan untuk mengenalkan dan melatih keseluruhan proses dari potty training berhasil Si Kecil praktikkan. Apalagi jika Mums melewati perjuangan hebat hanya untuk melatih Si Kecil buang air sendiri.

 

Saat mengenalkan potty training, tentunya tiap anak menunjukkan respons yang berbeda. Ada anak yang membutuhkan waktu hampir setahun untuk mengerti konsep dari potty training. Ada pula anak yang hanya membutuhkan waktu kurang dari seminggu untuk langsung paham dan mempraktikannya. Lalu, apa ya yang menjadi penyebabnya? Ternyata, memang ada lho faktor penentu agar Si Kecil berhasil melakukan potty training. Simak penjelasannya lebih lanjut ya, Mums!

 

Baca juga: Toilet Training pada Balita 

 

Hal yang Harus Mums Ketahui agar Anak Lancar Potty Training

Apa faktor yang paling menentukan keberhasilan anak untuk cepat bisa menguasai potty training? Jawabannya adalah waktu. Dilansir dari Baby Center, beberapa anak sudah mulai mengembangkan keterampilan fisik dan kognitif yang dibutuhkan untuk berlatih potty training sejak usia 18 sampai 24 bulan. Meski begitu, ada pula yang belum siap sampai mereka berumur 3 atau 4 tahun. Kesiapan ini biasanya terjadi sedikit lebih lambat pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

 

Faktor psikologis anak juga sangat berpengaruh pada waktu yang dibutuhkan setiap anak untuk memahami proses potty training. Seorang psikolog dari Yale Child Study Center, Yale University, Jodie M. Ambrosino, PhD., mengungkapkan, ”Secara psikologis, melatih anak untuk buang air kecil dan buang air besar di toilet sudah dapat dilakukan sejak anak berusia 18 hingga 24 bulan. Tentu pengaplikasian kepada tiap anak berbeda-beda. Tergantung pada kesiapan mereka.”

 

Inilah alasan utama yang menjelaskan mengapa ada anak yang berbakat untuk menerapkan potty training hanya dalam waktu beberapa hari, sementara bagi yang lain prosesnya bisa memakan waktu sekitar 1 tahun atau lebih.

 

Para dokter juga memiliki opini tersendiri. Menurut mereka, jika orang tua mulai mengajarkan  potty training sejak usia 2 tahun, prosesnya baru akan rampung dan diterapkan oleh anak pada usia 3 tahun.

 

Sebaliknya, jika Mums baru mulai mengenalkan potty training pada usia 3 tahun, Mums akan melihat hasilnya pada usia 3 tahun juga. Mengapa bisa demikian? Hal ini dikarenakan sebagian anak membutuhkan waktu 3-6 bulan untuk menerapkan proses potty training. Waktu pembelajaran yang dibutuhkan bisa lebih cepat jika Mums mengajarkannya pada momen yang tepat.

 

Denise Aloisio, seorang dokter perkembangan perilaku anak di Neptune, New Jersey, Amerika Serikat mengatakan, ”Jika insting seorang ibu berhasil menangkap momen kesiapan anak-anak, maka proses mengajarkan potty training mungkin hanya memakan waktu 1 bulan. Namun jika ibu melewatkan sinyal atau tidak menunggu timing kesiapan dari anak untuk belajar potty training, prosesnya bisa menyita waktu hingga 6 bulan atau lebih."

 

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengajarkan Toilet Training pada Anak?

 

Tanda Kesiapan Anak untuk Potty Training

Rupanya, Mums bisa lho mendeteksi sinyal-sinyal yang ditunjukkan oleh Si Kecil terkait tentang kesiapannya untuk mempelajari potty training. Berikut adalah tanda-tandanya:

  • Si Kecil bisa menahan diri untuk tidak buang air kecil setidaknya 2 jam. Ini menunjukkan bahwa otot kandung kemihnya sudah berkembang untuk menyimpan urine.
  • Si Kecil dapat mengenali sinyal dari dalam dirinya untuk segera pergi ke toilet sebelum buang air kecil. Fase ini mungkin diwarnai oleh gelagat si Kecil yang kerap memegang bagian bawah perut sambil berujar, “Aduh, aku mau pipis, Ma!” sebelum berlari menuju kamar mandi.
  • Si Kecil sudah bisa menarik bajunya ke atas dan ke bawah sendiri.
  • Si Kecil sudah bisa menunjukkan keinginan untuk mandiri serta sudah ada ketertarikan darinya untuk meniru kebiasaan orang lain di kamar mandi.

 

Tips Potty Training untuk Si Kecil

  • Pilihlah waktu dan situasi yang kondusif untuk mengajarkan potty training di rumah. Mums bisa mulai mengajarkan hal ini kepada Si Kecil saat kondisi rumah sedang lengang. Sebaiknya, Mums sudah selesai melatih potty training sebelum Si Kecil mulai bersekolah. Hal ini dikarenakan hampir semua instansi pendidikan mewajibkan anak sudah bisa buang air sendiri saat memasuki usia sekolah, meskipun anak yang bersekolah di Kelompok Bermain atau Taman Kanak-Kanak pasti memiliki guru pendamping untuk menemaninya pergi ke toilet selama di sekolah.
  • Mulailah menyuruh si Kecil untuk pergi ke toilet setelah ia sarapan atau sebelum mandi.  Kemudian secara bertahap, tingkatkan frekuensi pergi ke toilet tersebut lebih dari beberapa kali dalam sehari.
  • Pujilah si Kecil atas kesuksesannya. Hargailah upayanya untuk lebih mandiri dalam menyelesaikan proses buang air kecil dan buang air besar.
  • Jika ada sedikit kekacauan yang terjadi selama proses potty training, bersihkan dan sikapilah hal tersebut dengan tenang dan sabar. Sarankan kepada si Kecil untuk mencobanya lagi kali berikutnya.
  • Perhatikan selalu perubahan postur tubuh, gerak-gerik, atau ekspresi wajah si Kecil saat ia harus pergi ke toilet.
  • Jangan terburu-buru untuk menekan tombol flush. Cobalah menyuruh si Kecil untuk berinisiatif melakukan hal tersebut. Dia mungkin bangga dan jadi tambah semangat latihan lho Mums jika melakukannya sendiri.
  • Berhati-hatilah untuk tidak terlalu memaksa si Kecil lekas paham. Sebisa mungkin, tahanlah diri dan hindari aksi mengomel jika perkembangan potty training si Kecil berjalan kurang lancar. Tentunya kita tidak ingin memadamkan semangat dan antusiasmenya dalam mencerna proses potty training yang tengah Mums ajarkan.

 

Potty training hanyalah sekelumit kecil dari tahapan tumbuh kembang dan pelajaran disiplin yang akan si Kecil lewati. Mums menjadi bagian terpenting dari proses ini. Pada masa-masa awal mengenalkan potty training kepada anak, Mums mungkin tidak terbayang bagaimana cara Si Kecil mengatasinya. Tenang saja ya Mums, segala sesuatu ada waktunya. Dalam waktu dekat, Si Kecil pasti bisa menerapkan potty training sendiri dengan konsisten. (TA/AS)

 

Baca juga: Amati Selalu Perkembangan dan Psikologis Anak