Ibu yang tanggap adalah ibu yang selalu aktif dan cermat dalam memperhatikan segala perubahan yang terjadi kepada anaknya. Ia akan lebih mengetahui perkembangan anak dari usia dini hingga beranjak dewasa dibandingkan siapa pun. Terlepas dari hal tersebut, peran kedua orang tua dalam perkembangan anak sangatlah penting. Kedua pasangan harus bekerja sama memberikan suatu arahan yang baik, sehingga kelak anak tumbuh dengan mental dan pengetahuan yang baik.

 

Tanpa disadari, pola mendidik anak yang kita lakukan selama ini salah dan terlalu memaksakan kehendak atau kemauan kita sebagai orang tua. Ingatlah bahwa membutuhkan waktu untuk membuat anak menjadi sosok yang tangguh. Psikologis anak akan terganggu jika Mums melakukan hal-hal berikut.

 

1. Memaksa Anak Mengerjakan Sesuatu

Mungkin kita pernah mengalami hal ini. Jika tidak membantu orang tua, maka mereka akan marah dan memukul kita. Dari pelajaran ini, mulailah mengganti mind set (pemikiran) dengan lebih sederhana untuk meminta anak mengerjakan sesuatu tanpa menyuruhnya.

 

Secara tidak langsung, kita akan membangun kesadaran anak jauh lebih baik dan ini bagus untuk perkembangannya. Sebagai contoh, buatlah gambar atau foto dengan pesan I Love Family. Ini akan merangsang anak untuk saling membantu. Berikan pujian kepada anak setelah ia selesai membantu Mums. Sesekali, Mums juga bisa memberikan hadiah dengan menyiapkan makanan favoritnya sebagai apresiasi karena telah membantu.

 

2. Terobsesi dengan Kesuksesan

Anak adalah buah kesuksesan, ya tentu saja benar. Namun jika Mums melihat dari kesuksesan saja, Mums akan gagal mendidik anak. Obsesi ini akan memberikan tekanan psikologis kepadanya. Dalam perkembangannya, anak perlu waktu untuk menyesuaikan keinginannya. Orang tua yang pintar akan memperhatikan perkembangan bakat yang dimiliki anak. Jika keinginan anak mulai terlihat, maka di situlah dukungan orang tua harus difokuskan.

 

Mungkin orang tua ingin anaknya jadi ini dan itu. Tapi, siapa tahu anak yang didukung keinginannya bisa berhasil 2 kali lipat? Mental akan sangat diperlukan untuk perkembangan psikologis anak. Saat mengarahkan sikap berani, harusnya lebih dicondongkan ke arah yang lebih ringan.

Baca juga: Orang Tua Selingkuh, Ini Efeknya pada Anak

 

Seringlah memberikan contoh kepada anak agar berani berbuat sesuatu dan bertanggung jawab pada sesuatu yang dilakukannya. Hal ini akan membantu anak lebih percaya diri, bertanggung jawab, dan menghargai orang lain.

 

3. Berkata Jangan

Anak senang bereksplorasi. Dan kita tidak asing dengan kata yang satu ini, jangan dan jangan. Hal ini bisa memengaruhi psikologis anak dalam menentukan sesuatu. Anak akan menjadi terbiasa untuk mempertimbangkan sesuatu tanpa menentukan pilihan. Apalagi anak zaman sekarang lebih mudah baper dan tidak percaya diri.

Baca juga: 8 Tips Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak

 

Di samping itu, orang tua akan membatasi ruang gerak anak, sehingga ia tidak bisa mengeksplorasi lebih banyak apa yang ingin dilakukannya. Perlu digarisbawahi pada kutipan membatasi ruang gerak ini, yaitu pembatasan yang wajar agar anak bisa leluasa melakukan sesuatu, namun tetap pada arahan dan petunjuk orang tua.

 

4. Membandingkan

Siapa yang ingin dibandingkan? Saya sebagai anak sih enggak mau, ya. "Kamu bagaimana sih enggak pintar-pintar, tuh lihat dia pintar bisa dapat 10!" Mums, tolong stop hal seperti ini. Menghadapi anak harus super duper kreatif. Orang tua harus punya seribu satu cara untuk membuat anaknya pandai dan bersemangat.

 

Mulailah untuk tidak membandingkan anak dengan orang lain. Berikan pendekatan yang baik agar tidak menggangu psikologis anak. Sebagai contoh Mums bisa mengatakan, "Mama tidak masalah Kamu tidak dapat nilai 10. Kamu harus semangat, ya. Mama bangga Kamu sudah berusaha. Teruskan lagi ya yang terbaik."

 

Adem deh kalau begini waktu kita kecil dulu. Hehehe, curcol... So, ingat ya Mums. Berikan pendekatan kepada anak dengan baik tanpa menunjukkan kekecewaan kita kepadanya. Kendalikan emosi setiap menghadapi anak.

 

5. Tidak Tanggap saat Anak Murung

Anak bersikap aneh dan bertingkah tidak biasanya akan lebih mudah terganggu emosinya. Sikap murung yang ditunjukkan anak juga bisa menandakan tekanan emosional yang tinggi. Apabila hal tersebut sering terjadi kepada anak, maka kondisi psikologisnya mulai mengkhawatirkan.

 

Jika demikian, ajaklah anak berkreasi ke tempat terbuka. Berkunjung ke tempat wisata akan mengembalikan mood anak. Orang tua juga dapat memberikan kelonggaran 1 hari untuk ia melakukan apapun. Ini cukup diperlukan oleh anak untuk mengatasi rasa bosan atau tekanan yang dirasakannya.

 

Kasih sayang orang tua tiada tara. Belajarlah agar kita dapat dekat dengan anak mulai dari kecil hingga dewasa. Terkadang anak yang tumbuh dewasa akan cepat melupakan kita, jika sebagai orang tua kita terbilang galak dan cuek. Semoga kita bisa menjadi panutan dan tolak ukur anak di masa depannya kelak.

Baca juga: Cara Menyampaikan Pendidikan Seks kepada Anak