Menjadi orangtua, apalagi orangtua yang baik, bukanlah hal yang mudah. Butuh kerja sama antara suami dan istri, kesabaran, cinta, serta dedikasi yang tinggi agar bisa merawat dan membesarkan anak. Kepribadian yang baik juga tidak bisa dimiliki dari hasil belajar satu malam saja. Karenanya, orangtua perlu menerapkan pola asuh yang tepat sejak dini, agar anak sudah berperilaku baik sejak kecil hingga ia kelak dewasa.

Menurut Laurence Steinberd, PhD., dalam bukunya The Ten Basic Princeples of Good Parenting, supaya anak tumbuh dengan kepribadian yang baik, orangtua harus membekalinya dengan rasa empati, kejujuran, kepercayaan diri, kebaikan, kerja sama, dan keceriaan. Orangtua juga perlu membangun rasa penasaran, motivasi, maupun hasrat untuk mencapai sesuatu dalam diri anak. Dengan begitu, anak pun akan jauh dari rasa cemas, depresi, masalah makan, perilaku antisosial, dan penggunaan alkohol serta obat-obatan terlarang.

Bila pola asuh yang diterapkan tidak tepat, maka bisa jadi orangtua tidak memiliki hubungan yang baik dengan anak. Alhasil, anak pun tidak akan mendengarkan kata-kata orangtuanya. Coba saja pikirkan hubungan antara orang dewasa. Jika Mums memiliki hubungan yang baik dengan seseorang, maka Mums cenderung akan lebih memercayainya, mendengarkan opininya, dan setuju dengannya, bukan? Namun jika Mums tidak menyukai orang tersebut, apapun yang ia katakan atau lakukan, Mums pasti tidak akan memedulikannya.

Baca juga: Ini Dampak Jika Orang Tua Memaksakan Kehendak Anak

 

Dilansir melalui WebMD, Steinberg pun merekomendasikan 10 prinsip bagaimana menghadapi anak-anak, yang bisa diterapkan oleh para orangtua, guru, dan pengasuh.

 1. Apa yang Orangtua Lakukan Sangat Berarti

“Ini adalah salah satu prinsip yang paling penting. Pasalnya, anak-anak melihat dan mencontoh orang dewasa di sekitarnya, terutama orangtuanya. Jadi, jangan langsung bereaksi terhadap sesuatu, melainkan tanyakan dalam diri dan pertimbangkan secara matang terlebih dahulu sebelum merespons apapun,” saran Steinberg.

 

2. Jangan Terlalu Mencintai Anak

Kalau Mums berpikir memanjakan anak hanyalah membelikan atau memenuhi segala keinginannya, maka ubah pemikiran tersebut. Mencintai anak secara berlebihan ternyata merupakan salah satu tindakan memanjakan anak. Karena terlalu mencintai anak, orangtua secara tidak sadar cenderung tutup mata dengan perilaku buruk sang anak, tidak mendisiplinkannya secara serius, serta menyalahkan orang lain ketika ekspektasi yang diterima tidak sesuai harapannya.

 

3. Jangan Terlalu Ikut Campur dalam Kehidupan Anak

Menjadi orangtua yang baik membutuhkan waktu dan kerja keras. Mums pun perlu selalu ada untuk anak, baik secara mental maupun fisik. Tetapi ada untuk anak bukan berarti Mums lah yang mengerjakan pekerjaan rumah anak atau marah-marah jika anak mendapatkan hukuman di sekolah atas kesalahannya. Ini justru tidak membuat anak belajar menghadapi masalahnya sendiri.

 

4. Terapkan Pola Asuh yang Tepat

Pola asuh yang Mums terapkan saat ini kepada anak belum tentu cocok 2 tahun lagi. Begitu pula dengan pola asuh si kakak, belum tentu cocok diterapkan kepada si adik. Setiap anak punya karakternya masing-masing. Selain itu, usia anak juga memengaruhi bagaimana Mums memperlakukannya.

 

5. Susun dan Buat Aturan

Jika Mums tidak bisa mengendalikan perilaku anak sejak ia masih kecil, maka ia akan mengalami kesulitan mengendalikan dirinya ketika beranjak dewasa. Mums tentu tidak mungkin kan selalu merongrongnya dengan pertanyaan ia sedang bersama siapa, siapa saja teman-temannya, sudah makan atau belum, dan lain-lain? Jadi dengan menetapkan aturan, anak akan belajar untuk melakukan aturan-aturan tersebut dengan sendirinya.

Baca juga: Temukan Manfaat Mendengarkan Musik Bagi Perkembangan Anak!

 

6. Tingkatkan Kemandirian Anak

Dengan mengembangkan kemandirian anak, ia pun akan memiliki sistem pengendalian diri yang baik, yang berguna bagi masa depannya kelak. Sayangnya, banyak orangtua yang menyalahartikan rasa mandiri anak sebagai pemberontakan dan ketidaktaatan. Padahal, ketika anak ingin melakukan segala sesuatunya sendiri adalah sesuatu yang natural dalam fase kehidupan.

 

7. Konsisten

Jika aturan yang diterapkan berbeda-beda dan tidak bisa diprediksi, atau hanya berlaku sementara lalu Mums melupakannya, maka ini sebuah kesalahan. Mendisiplinkan anak butuh konsistensi. Mums harus bijaksana dalam menerapkan aturan, supaya anak mengerti dan tidak bingung.

 

8. Hindari Mendisiplinkan Anak dengan Kasar

Menurut Ruby Natale PhD, PsyD., professor of clinical pediatrics di University of Miami Medical School, hubungan antara orangtua dengan anak akan merefleksikan perilaku dari sang anak. “Karena di masa kecil orang-orang menerima disiplin yang keras dari orangtuanya, mereka pun melakukan taktik yang sama kepada anak-anak mereka,” ujarnya.

Walau tidak terjadi pada semua orangtua, namun ada orangtua ketika menghadapi masalah anak tidak menurut atau melakukan kesalahan, maka hukuman berupa dipukul, dicubit, atau melontarkan kata-kata kasar kerap terjadi. Padahal, hal tersebut tidak boleh dilakukan.

Steinberg menuliskan dalam bukunya, anak-anak yang terbiasa dipukul cenderung suka berkelahi dengan anak-anak yang lainnya. Mereka juga biasanya akan mem-bully dan menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah.

 

9. Jelaskan Aturan dan Keputusan Kepada Anak

Ingatlah bahwa anak tidak memiliki prioritas, penilaian, dan pengalaman seperti yang Mums sudah alami. Jadi, jangan heran jika mereka akan menanyakan banyak hal kepada orangtuanya, termasuk apa kesalahannya sampai ia mendapatkan hukuman. Ketika Mums melarang atau meminta anak untuk melakukan sesuatu, maupun ketika harus mendisiplinkannya, terangkanlah apa alasannya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak. Dengan begitu, ia pun akan mengerti segala keputusan yang Mums ambil.

 

10. Perlakukan Anak dengan Rasa Hormat

Cara terbaik untuk dihormati oleh anak adalah dengan memperlakukannya secara hormat. “Mums harus memberikan anak perlakuan yang sama dengan orang lain. Berbicaralah kepadanya dengan sopan, hormati pendapat dan keputusannya, berlaku baik, serta senangkan hatinya sesuai dengan kemampuan dan kondisi. Anak pun tentunya akan memperlakukan orangtua dan orang-orang di sekitarnya dengan rasa hormat pula.

 

Ternyata tidak hanya anak yang harus belajar berperilaku baik, orangtua pun perlu belajar untuk menjadi orangtua yang baik. Selamat belajar, Mums dan Dads!

 

Baca juga: Anak Pemarah? Ini Cara Ajarkan Mengendalikan Emosi