Semakin maraknya pilihan jenis telur ayam di pasaran sering kali membuat kita bingung. Telur ayam negeri, telur ayam kampung, telur omega, telur organik, free range, bahkan telur vegetarian. Semuanya sama-sama telur ayam, tetapi harganya bisa terpaut jauh sekali. Kali ini kita khusus akan membahas mengenai telur omega, apakah lebih baik dibandingkan telur ayam negeri biasa, dan apakah sebanding dengan harganya?

 

Omega-3 sendiri merupakan salah satu jenis asam lemak tidak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acid/PUFA) yang sifatnya esensial atau tidak dapat diproduksi oleh tubuh, sehingga harus didapatkan dari makanan. Omega-3 dibagi lagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

  • Asam lemak eikosapentaoat (Eicosapentanoic Acid/EPA), berfungsi menghasilkan senyawa eikosanoat dalam tubuh yang berperan dalam menjaga kekebalan tubuh dan mengendalikan peradangan.
  • Asam lemak dokosaheksanoat (Docosahexanoic acid/DHA), komponen utama dalam pertumbuhan dan perkembangan otak. Tidak hanya dibutuhkan oleh anak-anak, tetapi juga pada lansia untuk mencegah kerusakan otak seperti demensia.
  • Asam alfa-linolenat (Alpha-linolenic acid/ALA), sumber energi dan dapat dibentuk menjadi EPA dan DHA.

 

Baca juga: Benarkah Telur Biang Keladi Kolesterol Tinggi dan Penyakit Jantung?

 

Karena omega-3 memang asam lemak, maka ini didapatkan dari sumber lemak. Salah satunya kuning telur. Telur yang dilabeli ‘mengandung omega-3’ memang mengandung asam lemak ini, yang selalu dikaitkan dengan kesehatan. Namun, kita sebagai konsumen perlu lebih kritis lagi mengenai berapa jumlah kandungan omega-3 di dalamnya dan asam lemak yang mana yang ditambahkan ke dalam telur?

 

Manfaat Sarapan Telur - GueSehat.com

 

Telur dapat difortifikasi dengan ketiga jenis asam lemak di atas, yaitu EPA dan DHA yang banyak didapatkan pada ikan sarden, salmon, dan trout, juga ALA yang lebih banyak dari sumber nabati, seperti flaxseed, chiaseed, walnut, canola, dan produk minyaknya.

 

Telur omega-3 dihasilkan dari ayam yang diberikan makanan yang mengandung flaxseed. Ketika ayam mencerna flaxseed yang kaya akan ALA, sebagian diubah menjadi DHA dan keduanya masuk ke dalam kuning telur.

 

 

Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes Makan Telur? 

 

Tiap butir telur omega-3 mengandung 340 mg ALA dan 75-100 mg DHA. Ada peternak yang juga menambahkan minyak ikan ke dalam pakan ayam untuk meningkatkan kandungan DHA dalam kuning telur yang dihasilkan, sampai 130 mg DHA per butirnya. 

 

Sampai saat ini, belum ada rekomendasi asupan DHA dan EPA. Banyak pakar menyarankan asupan 1.000 mg DHA dan EPA (gabungan keduanya) untuk kesehatan jantung. Tidak banyak peran telur omega-3 dalam memenuhi kebutuhan ini.

 

Memang, kita dapat meningkatkan konsumsi telur omega-3 setiap kali makan. Namun, jangan lupakan sumbangan kolesterol yang terkandung dalam telur. Setiap butir telur mengandung 195 mg kolesterol (untuk telur ukuran besar). Padahal, asupan kolesterol harian disarankan tidak melebihi 300 mg perharinya.

 

Untuk memenuhi kebutuhan DHA dan EPA, saya tetap menyarankan konsumsi ikan laut sebagai sumber DHA dan EPA. Bayangkan, 1 potong ikan salmon (170 gr) mengandung 3.600 mg DHA dan EPA. Geng Sehat cukup mengonsumsi 2 potong per minggunya untuk mendapatkan rata-rata 1.000 mg DHA dan EPA per harinya.

 

Walaupun demikian, telur omega merupakan sumber ALA yang cukup baik. Disarankan mengonsumsi 1.100 mg ALA per hari untuk wanita dewasa dan 1.600 mg untuk pria dewasa. Tiap butir telur omega menyumbangkan 20-30% kebutuhan ALA per hari.

 

Jadi, bagaimana? Menurut saya, tidak ada yang salahnya kalau Geng Sehat mau mengonsumsi telur omega-3 yang harganya sering kali berkali lipat dibanding telur biasa. Namun, tidaklah bijak jika hanya mengandalkan telur ini untuk memenuhi kebutuhan DHA dan EPA kita. Sebaiknya, tetap kombinasikan dengan ikan laut dan kacang-kacangan untuk mencukupi kebutuhan tubuh. (AS)

 

Baca juga: Cara Mengatasi Alergi Telur pada si Kecil