Ada sejumlah manfaat kesehatan yang terkenal dari menyusui, salah satunya si Kecil akan berisiko rendah mengalami infeksi. Di satu sisi, Mums juga diuntungkan dan memiliki penurunan risiko kanker payudara. Selain itu, bayi yang disusui juga berisiko lebih rendah untuk mengalami obesitas.

 

Namun, tahukah Mums kalau sebuah penelitian terkini melaporkan bahwa manfaat ASI juga memberi andil yang sangat baik terhadap perkembangan karakter si Kecil? Simak yuk penjelasan selengkapnya, agar Mums semakin bersemangat untuk menyusui!

Baca juga: Mau Sukses Menyusui? Ikuti 10 Panduan WHO Ini!

 

Kapan si Kecil Siap MPASI?

 

Studi tentang Manfaat ASI terhadap Tumbuh Kembang si Kecil

Menyusui selama empat bulan atau lebih, sangat berkaitan dengan perkembangan perilaku yang lebih positif pada anak-anak di usia 5 tahun. Demikian hasil studi di Universitas Oxford, sebagaimana dilansir dari ScienceDaily. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Disease in Childhood ini menambah jajaran bukti dari manfaat pemberian ASI.

 

Bekerja sama dengan University of Essex, University College London, dan University of York, para peneliti dari University of Oxford, menyelidiki hubungan antara durasi menyusui dan perilaku anak pada usia 5 tahun.

 

"Kami menemukan bahwa anak-anak yang disusui setidaknya selama empat bulan, cenderung tidak mengalami masalah perilaku pada usia 5 tahun," ujar Maria Quigley dari Unit Epidemiologi Perinatal Nasional di Universitas Oxford, selaku pimpinan riset.

 

“Uniknya, hasil pengamatan ini bukan disimpulkan berdasarkan manfaat nutrisi yang terkandung dalam ASI saja, melainkan juga dari sejumlah faktor lainnya,” lanjut Maria. Para peneliti Oxford mendata lebih dari 9.500 ibu dan bayi dari berbagai latar belakang pendidikan, status ekonomi, hingga etnis.

 

Penelitian yang berlangsung selama 12 bulan ini memberi kesempatan kepada peneliti untuk mengetahui apakah si Ibu memutuskan untuk menyusui anaknya atau tidak. Dan peneliti juga memantau berapa lama masa menyusui yang dilakukan oleh setiap partisipan.

 

Kemudian, pihak peneliti pun menggabungkan data ini dengan hasil kuisioner standar yang digunakan untuk mengidentifikasi perkembangan perilaku dari setiap anak hingga mereka berusia 5 tahun. Analisis pun disesuaikan dengan latar belakang profil dari setiap ibu. Setelah masa riset selesai, para peneliti pun tetap melakukan kunjungan wawancara lanjutan setiap 1 atau 2 tahun sekali terhadap seluruh partisipan.

 

Hasilnya, anak-anak yang disusui setidaknya selama empat bulan pertama memiliki risiko sekitar 30% lebih rendah untuk mengalami masalah perilaku pada usia lima tahun. Sementara sekitar 16,1% dari bayi yang diberi susu formula (530 dari 3.292 bayi) diketahui memiliki sejumlah perilaku yang bermasalah pada usia 5 tahun. Peneliti mencatat, perilaku-perilaku tersebut di antaranya tingkat emosi dan kecemasan yang tinggi, kecenderungan untuk berbohong, berulah hiperaktif, serta sulit untuk bersosialisasi dengan anak-anak lain, baik secara perseorangan maupun secara kelompok.

 

Berdasarkan penemuan tersebut, peneliti pun berasumsi bahwa ada 3 hal yang menjadi penyebabnya, yaitu:

  • ASI sangat kaya akan sejumlah besar asam lemak tak jenuh. Diperkirakan, kandungan nutrisi inilah yang menjadi faktor penting untuk menstimulasi pertumbuhan hormon, meningkatkan perkembangan neurologis dan sistem saraf, serta mendukung pembelajaran perilaku pada anak-anak.
  • Kontak fisik yang intens antara ibu dan anak selama menyusui berperan paling utama untuk menciptakan lebih banyak komunikasi serta interaksi positif bagi Mums dan si Kecil.
  • ASI memberikan daya tahan tubuh yang baik, sehingga anak terhindar dari risiko penularan penyakit. Pada akhirnya, dampak positif dari kesehatan fisik yang memadai ini menciptakan kondisi psikologis yang lebih stabil pula untuk si Kecil
Baca juga: Kenali Manfaat Fenugreek Sebagai Booster ASI 

 

“Faktanya, di luar sana masih banyak ibu menyusui yang memperjuangkan hak mereka. Sayangnya, mereka tidak mendapatkan dukungan yang semestinya. Dengan adanya studi ini, diharapkan semakin banyak dukungan yang diberikan terhadap Ibu untuk menyusui selama yang mereka butuhkan,” pungkas Maria Quigley.

 

Peter Kinderman, profesor psikologi klinis di Universitas Liverpool, yang tidak terlibat dalam penelitian ikut menambahkan, "Inilah temuan yang semakin membuktikan pentingnya menyusui. Tidak hanya untuk kesehatan fisik, tetapi juga untuk perkembangan psikologis anak serta lekatnya ikatan positif antara si Kecil dan orang tua.” (TA/AS)

Baca juga: Ibu Menyusui Minum Kopi, Boleh atau Tidak?