Orang dewasa saja bisa bingung jika disuguhi banyak pilihan, begitu pun anak-anak dengan mainannya. Yuk, simak infonya di sini!

 

Lebih Sedikit Mainannya, Lebih Banyak Manfaatnya

Pernah kan, merasa kewalahan karena banyak banget pilihan di depan mata? Atau, Mums merasa sulit fokus ketika begitu banyak tab yang terbuka di window laptop? Nah, begitu pula yang dirasakan si Kecil jika disuguhi terlalu banyak mainan di hadapannya. Hal ini, ternyata malah bisa menumpulkan kreativitasnya, lho! 

 

Pada kenyataannya, anak-anak secara alami pandai bermain dan menggunakan imajinasinya. Tetapi, terlalu banyak mainan justru akan mengalihkan perhatiannya dan mencegah ia menggunakan dan mengembangkan kreativitas serta imajinasinya. 

 

Sebaliknya, ketika anak-anak memiliki lebih sedikit mainan, ia mampu menemukan cara untuk menggunakannya dengan cara yang kreatif. Ia pun menggunakan imajinasi dan akal untuk menciptakan kesenangannya sendiri. Proses inilah yang membantu anak-anak lebih mampu mengembangkan dan menumbuhkan kreativitas serta keterampilan imajinatifnya.

 

Lho, kok bisa sedikit mainan bisa memicu kreativitasnya? Jika Mums perhatikan, mainan yang terbatas justru membuat si Kecil memutar otak agar bisa menggunakan mainannya dengan berbagai cara, lho. Misal, ia membangun kota dari mainan balok, lalu menggunakan balok yang sama untuk dijadikan panci sup dan bermain masak-masakan. Kemudian, balok-balok tersebut menjadi rumah untuk boneka kecilnya. Bisa terlihat kan, dari satu mainan bisa dimainkan dalam berbagai cara.

 

Sebuah penelitian di Jerman juga bisa menjadi contoh yang bagus tentang kemampuan alami anak-anak untuk menjadi kreatif dan banyak akal ketika bermain. Dalam penelitian tersebut, sebuah Taman Kanak-Kanak setuju untuk mengambil semua mainan yang ada di kelas. Setelah itu, anak-anak dengan cepat mulai menggunakan imajinasi dan kreativitas mereka untuk membuat permainan, bermain, dan bersenang-senang. Semua itu bisa mereka lakukan bahkan tanpa mainan sama sekali!

 

Sebagai info, terdapat dua jenis mainan, yaitu:

1. Mainan terbuka (open-ended toys)

Mainan jenis ini cenderung paling banyak dimainkan karena mendukung permainan fisik, kreatif, dan/atau imajinatif, sehingga bersifat serbaguna. Si Kecil dapat memainkannya dengan berbagai cara dari berbagai usia. Contohnya: struktur panjat, kostum, bola, Play-Doh, perlengkapan seni, LEGO klasik, dan balok.

 

 

2. Mainan tertutup atau tetap (close-ended toys)

Mainan jenis ini biasanya hanya memiliki satu fungsi, dan seringkali merupakan mainan yang dapat diselesaikan atau dikuasai. Untuk bayi, contohnya seperti mainan tarik (fungsi tunggal) atau penyortir bentuk (selesai dan dikuasai). Untuk anak-anak yang lebih besar, contohnya teka-teki atau kit LEGO pesawat ruang angkasa. Mainan tertutup bisa bagus untuk membangun perhatian dan penyelesaian tugas mengajar, tetapi biasanya memiliki titik akhir atau pengalaman bermain yang lebih singkat. Sebagian besar mainan close-ended dapat dimainkan lagi, tetapi si Kecil akan menyelesaikannya atau bosan dan perlu beralih ke sesuatu yang lain.

 

Baca juga: Ketahui 7 Penyebab Pil KB Gagal Mencegah Kehamilan

 

 

 

Yuk, Mulai Pilah dan Membereskan Mainan!

Selain memberikan manfaat signifikan untuk kecerdasan si Kecil, memiliki sedikit mainan tentu punya keuntungan lain, baik untuk Mums dan si Kecil, antara lain:

  • Lebih ringkas dan menghemat waktu untuk membereskan rumah.
  • Menghemat uang, karena si Kecil ingin memiliki mainan bukan karena jenisnya, tapi karena fungsinya.
  • Baik untuk kesehatan fisik dan mental, karena rumah tidak terlalu sumpek dengan barang.

 

Daftar manfaat memiliki sedikit mainan di atas, tentu bisa bisa terus bertambah sesuai pengalaman Mums, karena nyatanya tidak ada ruginya untuk membatasi jumlah barang dan mainan di rumah. Nah kalau sudah begitu, yuk mulai membereskan mainan si Kecil dengan langkah berikut ini:

 

 

  • Perhatikan & catat

 

Awasi si Kecil bermain selama seminggu. Catat mainan mana yang paling sering dimainkan dan paling lama dimainkan. Perhatikan mainan mana yang diabaikan. Apakah mainan tersebut diabaikan karena sudah tidak sesuai usia si Kecil? Apakah karena butuh baterai baru? Apakah karena sudah rusak atau ada bagian yang hilang?

 

 

Baca juga: Inilah yang Dirasakan Janin saat Mums Bercinta

 

 

  • Sortir mainan

 

Kumpulkan semua mainan dan bagi ke dalam kategori disimpan, didonasikan, atau dibuang. Ajak si Kecil untuk ikut terlibat dalam proses ini, sehingga ia tahu benar mainan mana yang ingin ia tetap mainkan, yang boleh diberikan kepada orang lain yang lebih membutuhkan, serta yang kondisinya sudah tidak baik sehingga perlu dibuang. Untuk mainan yang akan disimpan oleh si Kecil, sediakan tempat secukupnya agar ia bisa membayangkan seberapa besar kapasitas ruang yang ia punya.

 

 

  • Rapikan mainan yang sudah disortir

 

Setelah menyortir, mainan yang dipilih si Kecil dibagi per kategori. Pembagian kategori bisa disesuaikan dengan jenisnya, misal mobil-mobilan, mainan balok, dan mainan hewan. Atau, bisa pula dibagi dalam dua kategori besar, misal berdasarkan ukurannya, seperti mainan besar atau mainan kecil.

 

 

  • Rotasi mainan secara berkala

 

Jika memungkinkan dan memiliki ruang yang cukup di rumah, Mums bisa menyimpan setengah dari mainan si Kecil, kemudian putar setiap beberapa bulan. Cara ini bisa membuat si Kecil merasa seperti mereka memiliki banyak mainan baru.

 

Jika cara ini dijalankan secara konsisten, Mums sekaligus melatih si Kecil untuk fokus dan lebih hemat, lho. Banyak ya, manfaatnya! Selamat mencoba. (IS)

 

Baca juga: Ini Keterampilan yang Perlu Dimiliki Anak Sebelum Masuk TK!

 

Referensi:

Modern Minimalism. How to Declutter Toys

The Humbled Home Maker. Reasons to Declutter Kids Toys

Simple Families. Benefits Fewer Toys