Cepat atau lambat, diabetes akan mendatangkan komplikasi berbahaya, jika kadar gula darah tidak dikendalikan. Semakin buruk diabetes dikelola, semakin cepat komplikasi diabetes melitus muncul. Komplikasi diabetes melitus bisa menyerang semua organ tubuh, dari ujung kepala hingga ujung jari kaki.



Diabestfriend harus sangat disiplin mengendalikan gula darah, dan melakukan cek HbA1c secara rutin. Usahakan nilainya sesuai target yang ditetapkan dokter. Jika memang dua hal ini tidak bisa dilakukan, kenali gejala-gejala komplikasi sedini mungkin sebelum komplikasi memburuk dan menyebabkan kualitas hidup turun. Bahkan yang paling diatkutkan yakni kematian dini.

 

Baca juga: Gangguan Toleransi Glukosa, Gejala Awal Diabetes yang Bisa Disembuhkan!

 

Komplikasi Diabetes Melitus 

Berikut ini adalah komplikasi diabetes melitus yang paling sering ditemukan, dan menjadi penyebab kesakitan dan kematian tertinggi pada penderita diabetes:

1. Penyakit Jantung dan Stroke

Diabetes merupakan salah satu penyebab utama penyakit jantung dan stroke. Kadar gula darah yang dibiarkan selalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan di pembuluh darah, seperti terjadinya pengapuran, inflamasi, dan penebalan pembuluh darah sehingga menyempit dan mengganggu aliran darah.

 

Jika sumbatan terjadi pada pembuluh darah yang menuju jantung, bisa menyebabkan penyakit jantung. Namun jika sumbatan terjadi pada pembuluh darah yang menuju ke otak, dapat menyebabkan stroke.

 

Diabetes juga kerap diikuti dengan hipertensi dan kolesterol tinggi, yang semakin memperbesar risiko serangan jantung dan stroke. Oleh karena itu penderita diabetes harus mengendalikan gula darah hingga angka normal,cek tekanan darah dan kadar kolesterol secara bersamaan dan rutin.

 

2. Kerusakan Ginjal (Cuci Darah)

Diabetes juga menjadi salah satu penyebab utama gagal ginjal. Penyakit ginjal kronis yang mengarah pada gagal ginjal membutuhkan terapi cuci darah atau hemodialisis seumur hidup.

Diabetes dapat merusak pembuluh darah arteri di dalam tubuh, baik pembuluh darah besar maupun kecil. Di ginjal banyak sekali pembuluh darah kecil yang ikut rusak akibat diabetes. Karena ginjal bertugas menyaring darah, maka jika terjadi kerusakan maka satu-satunya cara adalah dengan hemodialisis, atau transplantasi ginjal.

 

Baca juga: Prosedur Cuci Darah Bagi yang Terdiagnosis Gagal Ginjal



3. Luka Diabetes (Biasanya di Kaki)

Luka diabetes, terutama di kaki, terjadi akibat kerusakan saraf dan pembuluh darah di kaki. Komplikasi ini umumnya dialami penderita diabetes yang tidak mengontrol kadar gula darahnya, dan memiliki faktor risiko lain misalnya merokok.

Luka diabetes disebabkan kadar gula yang tinggi menyebabkan luka sulit sembuh dan memudahkan terjadinya infeksi. Selain itu, kerusakan saraf menyebabkan pasien tidak merasakan adanya luka di kaki. Lama kelamaan, luka tersebut menjadi infeksi yang meluas dan membusuk, dan tak jarang harus diselesaikan dengan amputasi.



4. Hipoglikemia

Hipoglikemia termasuk salah satu komplikasi diabetes melitus yang sering sekali dialami. Hipoglikemia adalah kadar gula darah yang sangat rendah. Gejalanya adalah lemas, gemetar, hingga hilang kesadaran. Kondisi ini sangat berbahaya dan harus segera ditangani.

Hipoglikemia disebabkan karena makan terlalu sedikit atau penggunaan obat diabetes (terutama insulin) dengan dosis terlalu tinggi, atau olahraga berlebihan dalam kondisi perut kosong.

 

Penanganan hipoglikemia adalah dengan memberikan gula atau glukosa, misalnya teh manis atau camilan yang mengandung gula. Hipoglikemia yang tidak segera ditangani dapat membahayakan karena membuat penderita diabetes koma, bahkan meninggal dunia.

 

Komplikasi Diabetes Melitus Lainnya

Selain komplikasi diabetes tadi, masih banyak komplikasi yang dapat dialami penyandang diabetes. Inilah beberapa di antaranya:

- Kebutaan. Diabetes yang tidak terkontrol bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah pada retina dan menyebabkan kebutaan. Komplikasi ini sering disebut retinopati diabetes.

- Impoten. Pria dengan diabetes juga berisiko mengalami impoten. Penyebabnya adalah kerusakan pembuluh darah di penis. Diperkirakan sekitar 35% hingga 75% pria yang memiliki diabetes mengalami disfungsi ereksi atau impoten.

- Gigi goyang atau tanggal. Diabetes meningkatkan risiko infeksi di gusi. Gusi adalah penyangga gigi. Jika terjadi infeksi maka gigi menjadi goyang dan tanggal.

- Koma ketoasidosis diabetik. Ini adalah komplikasi yang serius serta merupakan kondisi darurat pada diabetes. Jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan kematian.

Koma ketoasidosis diabetes terjadi akibat gula darah terlalu tinggi dan kurangnya hormon isnulin sehingga tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi. Pembakaran lemak menghasilkan keton, yaitu asam dalam darah.

 

Gejala ketoasidosis adalah:

  • kadar gula darah tinggi (> 250 mg/dl)

  • Terdapat keton di urine

  • Nafas berbau aseton

  • Makin banyak kencing sehingga timbul kekurangan cairan tubuh.

  • Mual, muntah, dan sakit perut

  • Sesak napas (napas cepat dan dalam)

  • Badan lemas dan akhirnya pingsan

Pencetus ketoasidosis adalah innfeksi, stres atau taruma. Penghentian insulin atau menurunkan dosis insulin juga bisa menyebabkan ketoasidosis.


Baca juga: Waspada Ketoasidosis, Komplikasi Diabetes yang Bisa Merenggut Nyawa

 

Cara Mencegah Komplikasi Diabetes Melitus

Semua komplikasi tadi tidak harus terjadi jika penyandang diabetes mampu mengendalikan gula darah selalu normal. Kunci mengenalikan kadar gula darah adalah melakukan hal-hal beirkut ini:

1. Perencanaan Makan

Penderita diabetes sering beranggapan bahwa mereka harus pantang berbagai jenis makanan. Makanan yang dikonsumsi pun harus bebas gula sehingga tidak enak. Padahl itu tidak sepenuhnya benar.

 

Penderita diabetes bisa makan seperti orang tanpa diabetes, hanya saja jenis dan porsinya diatur. Jenis makanan yang dianjurkan adalah makanan sehat dan memiliki gizi seimbang. Artinya sama saja dengan jenis makanan yang dianjurkan untuk semua orang.

 

Pengaturan makan untuk penderita diabetes adalah taat pada 3J ( Jumlah, Jenis, dan Jadwal makan):

  • Makanlah secara teratur (makan pagi, siang, malam, dan makanan kecil atau camilan di antara waktu makan).

  • Jika menggunakan obat diabetes atau insulin, gunakan obat terseut di sekitar waktu makan atau sesuai anjuran dokter.

  • Hubungi dokter atau ahli gizi atau ahli diaet untuk menyusun diet yang sesuai bagi Kamu dan keluarga.

 

Baca juga: Resep Labu Kuning untuk Diabetes, Enak dan Sehat

 

2. Melakukan Olahraga atau Aktivitas Fisik

Olahraga sangat penting dalam pengelolaan gula darah. Manfaat olahraga untuk membantu menurunkan gula darah tidak akan efektif jika dilakukan sesekali saja. Oleh karena itu harus dilakukan secara teratur dan terus menerus. Jika belum bisa melakukan olahraga secara teratur, minimal lakukan aktivitas fisik di rumah.

 

Sebelum melakukan olahraga, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui kondisi fisik dan olahraga yang sesuai. Aturan olahraga bagi penderita diabetes adalah makan 1-2 jam sebelum berolahraga, apalagi bagi pengguna insulin. Jangan pernah berolahraga dalam kondisi perut kosong.

 

Jenis olahraga yang dianjurkan adalah jalan kaki, senam diabetes, berenang, bersepeda, atau sepeda statis. Mulailah dengan gerakan lambat lalu ditingkatkan secara bertahap. Durasi olahraga disesuaikan dengan kondisi fisik, biasanya 30-60 menit setiap kali. Latihan sebaiknya dilakukan paling sedikit 3 kali seminggu.

 

Manfaat olahraga bagi penderita diabetes adalah

  • meningkatkan kebugaran

  • dapat menurunkan berat badan

  • menurunkan kemungkinan terjadinya komplikasi

  • mencegak kegemukan karena gemuk sangat identik dengan banyak penyakit.

 

3. Minum Obat Teratur

Bila pengaturan makan dan olahraga sudah dilakukan sesuai anjuran tetapi hasilnya belum memuaskan, dokter akan memberikan obat diabetes yang cocok bagi masing-masing pasien. Ada banyak jenis obat diabetes dengan cara kerja yang berbeda, olah karena itu sebaiknya tanyakan ke dokter sebelum minum obat. Obat-obatan diabetes tidak diminum untuk mengganti pengaturan makan dan olahraga, tetapi ketiganya harus dilakukan bersama-sama.

 

4. Edukasi Berkelanjutan

Agar pengobatan optimal, penyandang diabetes harus mengerti dan memahami apa itu diabetes dan bagaimana mengelolanya. Karena itu penting bagi pasien dan keluarganya untuk mendapatkan edukasi terus menerus tentang diabetes.

 

Edukasi diberikan sesuai tingkat pemahaman pasien diabetes. Setidaknya dengan memahami apa yang harus dilakukan dalam menghadapi berbagai keadaan penting. Penderita diabetes juga bisa mandiri dan tidak tergantung sepenuhnya dengan keluarga.

 

Baca juga: Minimnya Edukasi, Terapi Diabetes dengan Insulin Kurang Diminati

 

5. Jangan merokok

Merokok adalah hal yang harus dihindari penderita diabetes. Merokok dapat meningkatkan gula darah dan melemahkan kemampuan tubuh untuk merespons insulin. Faktanya, orang dengan diabetes yang merokok, tiga kali lebih berisiko meninggal karena penyakit jantung atau stroke daripada mereka yang tidak merokok.

 

6. Rajin kontrol ke dokter

Rencanakan untuk mengunjungi dokter minimal setiap tiga bulan, kecuali jika dokter menyarankan lebih sering. Saat berkunjung, dokter akan memeriksa berat badan, tekanan darah, apakah ada luka di kaki dan kondisi mata pasien. Dokter juga akan memeriksa ginjal, kadar kolesterol, dan kadar A1C (kadar gula rata-rata selama 2-3 bulan terakhir).

 

7. Kunjungi dokter mata dan dokter gigi setidaknya setahun sekali

Dokter mata dapat menemukan masalah penglihatan lebih awal dan membantu mencegahnya menjadi lebih buruk. Beri tahu dokter mata bahwa Kamu menderita diabetes. Jangan lupa juga untuk mengunjungi dokter gigi. Diabetes meningkatkan risiko gigi berlubang dan penyakit gusi, jadi pastikan untuk mengunjungi dokter gigi setiap enam bulan. Di rumah lakukan sikat gigi teratur dan membersihkan gigi dengan benang secara teratur.

 

8. Menjaga dan merawat kaki

- Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dan di air.

  • Periksa kaki setiap hari dan dilaporkan pada dokter apabila kulit terkelupas, kemerahan, atau luka.- 
  • Periksa alas kaki dari benda asing sebelum memakainya.
  • Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih, tidak basah, dan mengoleskan krim pelembab pada kulit kaki yang kering.
  • Potong kuku secara teratur.
  • Keringkan kaki dan sela-sela jari kaki secara teratur setelah dari kamar mandi.
  • Gunakan kaos kaki dari bahan katun yang tidak menyebabkan lipatan pada ujung jari kaki.
  • Kalau ada kalus atau mata ikan, tipiskan secara teratur.
  • Jika sudah ada kelainan bentuk kaki, gunakan alas kaki yang dibuat khusus.
  • Sepatu tidak boleh terlalu sempit atau longgar, jangan gunakan hal tinggi.
  • Hindari penggunaan bantal atau botol berisi air panas/batu untuk menghangatkan kaki.

 

Jika semua itu dilakukan maka risiko komplikasi diabetes akan menurun. Jangan lupa kenali kondisi emergensi. Jika Kamu merasa tidak enak badan, atau sesuatu yang tampaknya tidak beres di badan Kamu, segera hubungi dokter. 

 

Rencanakan untuk mengunjungi dokter minimal setiap tiga bulan, kecuali jika dokter menyarankan lebih sering. Saat berkunjung, dokter akan memeriksa berat badan, tekanan darah, apakah ada luka di kaki dan kondisi mata pasien. Dokter juga akan memeriksa ginjal, kadar kolesterol, dan kadar A1C (kadar gula rata-rata selama 2-3 bulan terakhir).

 

 Baca juga: Mencegah Neuropati, Kerusakan Saraf Penderita Diabetes

 

 

Referensi:

Diabetes UK. The Big Three Diabetes Signs.

Healthline. 2019. What Are the 3 P’s of Diabetes?

Mayo Clinic. 2019. Diabetes symptoms: When diabetes symptoms are a concern.

Mayo Clinic. 2018. Erectile dysfunction and diabetes.

Diabetes UK. Genital Itchiness.

Diabeteseducator.org. 7 self care behaviors reducing-risks