Kontrol gula darah yang baik pada penderita diabetes mempunyai tujuan utama, yaitu untuk mengurangi risiko komplikasi jangka panjang penyakit. Salah satu faktor yang berperan penting dalam menghasilkan kontrol gula darah yang baik adalah kepatuhan pasien terhadap pengobatan yang dianjurkan, termasuk kepatuhan terhadap penggunaan insulin sebagai terapi lini pertama.

 

Beberapa survei menunjukkan bahwa setidaknya 30 persen pasien diabetes tidak berhasil menggunakan insulin seperti yang diresepkan. Sedangkan 20 persen pasien lainnya sengaja tidak mematuhi aturan terapi insulin yang diberikan kepada mereka.

 

Resistensi terhadap terapi insulin di antara pasien dan tenaga medis menjadi masalah utama, salah satunya seperti yang dipaparkan pada studi Diabetes Attitudes, Wishes, and Needs (DAWN).

Baca juga: Tips untuk Orang Tua dengan Anak Penderita Diabetes Tipe 1

 

Kendala dalam pengobatan diabetes dengan injeksi insulin dapat diklasifikasikan berdasarkan 3 sumber, yaitu dari pasien, tenaga medis, dan sistem perawatan kesehatan yang berlaku di suatu negara. Ketiga sumber tersebut akan digambarkan dengan lebih detail di bawah ini.

 

1. Pasien

Penyebab utama terjadinya ketidakpatuhan terhadap terapi insulin terkadang berasal dari pasien sendiri. Penghalang ini dapat dikelompokkan lagi menjadi 4 faktor, yaitu faktor psikologi, gaya hidup, keterbatasan fisik atau mental, dan masalah finansial.

 

Resistensi pasien terhadap terapi insulin yang disebabkan oleh faktor psikologi dikenal dengan istilah psychological insulin resistance (PIR). PIR dipengaruhi oleh kepercayaan dan pengetahuan pasien mengenai penyakit diabetes dan insulin, persepsi negatif pasien terhadap penggunaan insulin (misalnya ketakutan akan efek samping dan komplikasi penggunaan insulin, perlunya adaptasi terhadap gaya hidup, batasan-batasan yang perlu dilakukan karena penggunaan insulin), serta stigma sosial yang muncul.

 

Banyak pasien beranggapan bahwa terapi insulin merupakan cermin kegagalan mereka dalam mempertahankan pola hidup sehat. Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa insulin digunakan pada tahap akhir penyakit diabetes.

 

Dokter dan tenaga medis dapat membantu pasien menghilangkan anggapan tersebut dengan memberikan penjelasan bahwa penyakit diabetes, khususnya DM tipe 2, merupakan penyakit yang bersifat progresif. Jadi, insulin memang akan dibutuhkan pada satu waktu tertentu.

 

Ada pula pasien yang berpendapat bahwa penggunaan insulin akan menyebabkan efek samping, seperti hipoglikemia dan meningkatnya berat badan. Untuk mengatasinya, pasien perlu diberikan edukasi sedini mungkin mengenai penanganan risiko terjadinya hipoglikemia.

 

Biasanya, para pengguna insulin disarankan untuk membawa setidaknya 15 gr karbohidrat untuk dimakan atau diminum. Ini untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu terjadi reaksi hipoglikemia. Sementara itu, diet dan aktivitas fisik dapat membantu mengurangi terjadinya kenaikan berat badan akibat penggunaan insulin.

 

Pemikiran bahwa terapi insulin akan merepotkan dan tidak nyaman, serta ketakutan terhadap rasa nyeri akibat penggunaan jarum suntik juga umum ditemukan pada pasien diabetes. Selain itu, penggunaan vial dan suntikan dalam pengobatan dengan insulin dapat memberikan konotasi negatif bagi sebagian besar orang. Misalnya, ditakutkan akan muncul anggapan adanya penyakit yang sangat parah atau kecanduan obat-obatan.

 

Hal inilah yang kerap menimbulkan rasa malu bagi pengguna insulin, terutama jika harus menggunakan obat tersebut di tempat umum. Sehingga pada akhirnya berdampak pada kepatuhan pasien dalam menggunakan insulin.

Baca juga: Diet untuk Penderita Diabetes

 

Kurangnya informasi berkaitan dengan penggunaan insulin yang mudah diakses merupakan penghalang utama bagi pasien dengan gangguan penglihatan. Informasi untuk pasien mengenai penggunaan insulin sebaiknya tersedia dalam bentuk visual maupun audio, yang mudah dimengerti oleh pasien. Selain itu, media tersebut dapat memudahkan dokter atau tenaga medis lain untuk memberikan edukasi mengenai cara penggunaan insulin kepada pasien diabetes.

 

Faktor finansial adalah faktor penghalang lain, khususnya pada pasien yang menggunakan asuransi kesehatan namun tidak mencakup biaya pengobatan dengan insulin. Namun, penggunaan pen insulin lebih efisien dan ekonomis dibandingkan dengan penggunaan suntikan. Jadi, diharapkan ini dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap penggunaan insulin.

 

2. Tenaga medis

Ada beberapa hal yang menghalangi dokter untuk memulai terapi dengan insulin. Di antaranya adalah kepercayaan mereka terhadap pengobatan itu sendiri. Beberapa dokter beranggapan bahwa terapi dengan insulin kurang efektif, karena dapat menyebabkan efek samping, seperti meningkatkan berat badan, risiko hipoglikemia dan lain-lain.

 

Mereka juga memandang bahwa terapi dengan insulin akan menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa sakit, sehingga pasien pada akhirnya tidak mematuhi penggunaan insulin yang diberikan.

 

Kurangnya sumber daya manusia yang dapat memfasilitasi pengawasan terhadap kepatuhan pasien dalam menggunakan terapi dengan insulin juga merupakan salah satu hambatan yang dihadapi dari segi tenaga medis.

 

3. Sistem perawatan kesehatan

Keterbatasan dalam sistem perawatan kesehatan juga menyebabkan penghalang dalam meningkatkan kepatuhan pasien terhadap penggunaan insulin. Kurangnya edukasi mengenai terapi dengan insulin yang ditujukan bagi para perawat dan dokter umum merupakan salah satu keterbatasan yang dihadapi oleh banyak negara.

 

Masalah lainnya adalah kurangnya praktik tindak lanjut (follow-up) yang dilakukan oleh pasien pada sistem perawatan kesehatan, beban kerja tenaga medis yang terlalu tinggi, dan penggunaan sumber daya yang belum maksimal.

 

Bagaimana agar penderita diabetes mau menggunakan insulin secara teratur?

Ketakutan pasien dalam menggunakan insulin memang menjadi penyebab utama penolakan terhadap terapi insulin pada penangan diabetes melitus. Salah satu strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketakutan tersebut adalah dengan memberikan edukasi mengenai penggunaan insulin.

 

Petugas medis (dokter, apoteker, perawat) yang terlibat dalam penanganan pasien diabetes, bisa mengoptimalkan informasi seputar penggunaan insulin sebagai terapi yang efektif pada pasien diabetes melitus. Misalnya saja pemberian informasi kemudahan menggunakan insulin, penggunaan insulin dengan alat insulin pen tidak sakit, serta manfaat klinis yang bisa didapatkan jika pasien menggunakan insulin.

 

Cara pemberian edukasi bisa bermacam-macam, baik secara verbal maupun dalam bentuk visual melalui brosur, yang bisa disampaikan secara rutin kepada pasien diabetes. Kegiatan-kegiatan kelompok penderita diabetes juga bisa dijadikan sarana untuk melakukan edukasi mengenai cara menggunakan insulin yang baik dan benar.

 

Selain itu, pelatihan dan informasi yang tepat mengenai penggunaan insulin juga bisa dilakukan terhadap keluarga pasien. Hal ini agar keluarga atau orang-orang terdekat juga dapat membantu pasien dalam menggunakan insulin. (Team Medical/AS)

Baca juga: Pengaruh Diabetes pada Kesuburan Pria