Pernahkah Kamu sakit dan kemudian harus mendapatkan obat dengan cara disuntik? Buat sebagian orang, hal ini menjadi momok tersendiri yang menimbulkan keengganan. Pasalnya, penyuntikan memang identik dengan rasa sakit. Bayangkan saja, ada jarum yang ‘merobek’ jaringan tubuh kita! Sementara itu bagi yang lainnya, memasukkan obat melalui suntikan adalah hal yang biasa-biasa saja.

 

Pemberian obat dengan cara disuntik, atau juga disebut injeksi, memang menjadi pilihan dalam beberapa kondisi pasien. Misalnya, pada pasien yang tidak bisa atau kesulitan menelan obat-obatan lewat mulut dan kondisi pasien tidak sadarkan diri.

 

Baca juga: Dengan Obat Generik Berlogo, Semua Orang Berhak Sehat

 

Pemberian obat secara injeksi atau suntik juga dipilih jika diinginkan respons kerja obat yang lebih cepat. Memang efek kerja obat melalui suntikan secara umum akan lebih cepat terjadi jika dibandingkan dengan obat yang diberikan lewat mulut atau diminum. Tapi, tahukah Kamu bahwa di balik pemberian berbagai obat-obatan secara suntik, ada berbagai fakta menarik yang di dalamnya?

 

1. Obat suntik dapat diberikan lewat berbagai cara.

Jika Kamu pernah disuntik, mungkin Kamu memperhatikan bahwa terkadang dokter atau perawat menyuntikkan obat ke berbagai tempat di tubuh. Ada yang disuntikan di pembuluh darah di tangan, di lengan atas, bahkan di bokong!

 

Tentunya pemilihan tempat menyuntik ini bukanlah karena iseng semata, namun ada alasannya. Ada beberapa rute atau jalan masuk obat suntik. Tiga rute yang paling umum digunakan yaitu intravena, intramuskular, dan subkutan. Nah, rute pemberian inilah yang turut menentukan di bagian tubuh manakah penyuntikan akan dilakukan!

 

Pada pemberian obat dengan rute intravena, obat akan disuntik ke dalam pembuluh darah vena. Jadi, tempat penyuntikan yang dipilih adalah pembuluh darah yang ada di lengan maupun tungkai. Biasanya obat diberikan melalui rute intravena untuk memperoleh efek kerja yang cepat.

 

Hal ini karena obat langsung masuk ke dalam pembuluh darah, sehingga dapat langsung beredar ke seluruh tubuh, terutama menuju ke tempat kerjanya. Hanya obat dengan ukuran molekul kecil saja yang bisa diberikan melaluirute ini, karena jika ukuran molekulnya besar dapat menyumbat peredaran darah.

Baca juga: Obat yang Berdampak Negatif pada Kesuburan Wanita

 

Cara kedua yaitu intramuskular, biasa digunakan untuk menyuntikkan hampir semua jenis vaksin dan obat-obatan tertentu yang tidak bisa disuntik melalui intravena, misalnya karena obat tersebut mengiritasi pembuluh darah. Sesuai namanya, pada cara ini obat akan disuntik ke dalam otot.

 

Nantinya, dari lapisan otot obat akan terabsorpsi ke dalam pembuluh darah secara perlahan. Jika Kamu disuntik dengan rute ini, tempat penyuntikan yang dipilih adalah lengan atas, bokong, ataupun paha.

 

Cara penyuntikan lainnya adalah secara subkutan. Dengan cara ini, obat akan disuntik ke lapisan antara kulit dan otot. Biasanya obat yang diberikan lewat cara ini adalah obat dengan ukuran molekul besar, seperti produk protein. Rute subkutan juga digunakan untuk pemberian insulin sebagai pengobatan diabetes melitus. Tempat penyuntikan yang digunakan untuk rute subkutan antara lain di daerah perut dan paha.

 

2. Tersedia juga dalam bentuk serbuk.

Jika Kamu berpikir bahwa obat suntik selalu berbentuk larutan, ternyata tidak juga lho! Ada juga obat suntik dalam bentuk serbuk. Lalu bagaimana cara menyuntikkan obat dalam bentuk serbuk? Ya, dengan dilarutkan terlebih dahulu sesaat sebelum disuntikkan, menggunakan pelarut yang sesuai.

 

Beberapa obat, contohnya antibiotik, diproduksi dalam bentuk serbuk karena molekul obatnya tidak dapat bertahan lama dalam air. Sehingga agar kualitas obat tetap terjaga, dibuatlah dalam bentuk serbuk yang baru dilarutkan ketika akan digunakan.

 

3. Semua obat suntik harus steril.

Sebagai apoteker, saya berpendapat bahwa obat-obat suntik alias injeksi memiliki proses produksi yang bisa dibilang rumit! Banyak sekali persyaratan yang harus dipenuhi, salah satu yang paling utama adalah sterilitas.

 

Ya, obat-obatan injeksi haruslah steril, yaitu bebas dari paparan mikroba seperti bakteri dan jamur pada batas tertentu. Hal ini disebabkan obat akan langsung masuk ke dalam pembuluh darah. Jika ada paparan mikroba, dapat timbul kondisi infeksi yang berat dan membahayakan hidup!

 

Di pabrik obat, ada berbagai pilihan cara untuk membuat obat menjadi steril. Proses pembuatannya memerlukan ruangan dan alat yang khusus. Bahkan orang-orang yang berperan dalam proses produksi obat steril ini harus menggunakan baju berlapis dan tertutup layaknya astronot!

 

4. Obat suntik harus bebas partikel ukuran tertentu.

Selain harus steril, obat suntik atau injeksi juga memiliki syarat harus bebas partikel berukuran tertentu. Hal ini karena obat akan masuk ke dalam pembuluh darah. Bayangkan jika ada partikel berukuran besar yang turut serta masuk ke dalam pembuluh darah, maka dapat terjadi penyumbatan aliran darah! Untuk memastikan hal ini tidak terjadi, pada akhir produksi semua obat suntik yang dihasilkan akan terlebih dahulu diuji dengan cara tertentu untuk memastikan bebas partikel

 

Ternyata ada banyak sekali ya fakta menarik di balik sebuah obat suntik atau injeksi! Mulai dari cara produksinya yang memiliki banyak sekali persyaratan, hingga tempat dan cara penyuntikannya yang beragam. Salam sehat!

Baca juga: Obat Ampuh Sembuhkan Masuk Angin