Ketika seseorang dinyatakan diabetes, tidak ada yang bisa dilakukan kecuali mengelola diabetes agar tidak bertambah berat dan menyebabkan komplikasi. Diabetes adalah kondisi yang tidak datang dalam semalam. Diabetes berkembang bertahun-tahun sebelumnya, tanpa Kamu sadari. Diawali dari kondisi yang disebut gangguan toleransi glukosa.

 

Ketika Kamu melakukan tes gula darah untuk mendapatkan diagnosis pasti diabetes, apakah Kamu sudah mengalami gejala tertentu? Misalnya sering kencing, selalu haus dan lapar, mudah lelah yang merupakan gejala utama diabetes. Jika iya, artinya kemungkinan besar Kamu memang diabetes dan itu sudah terlambat.

 

Mengingat diabetes ini bukan penyakit yang bisa disembuhkan, maka satu-satunya cara adalah mencegahnya! Pencegahan penting terutama bagi yang berisiko, yakni memiliki riwayat keturunan diabetes, kegemukan, jarang beraktivitas fisik, dan diet tidak sehat.

 

Bagaimana mencegahnya? Lakukan aksi dengan melakukan tes gula darah dan pastikan Kamu tidak mengalami IGT atau Impaired Glucose Tolerance. Apa itu IGT?

 

Baca juga: Peringati Hari Diabetes Sedunia, Berikut Ini Fakta Diabetes dalam Angka!

 

Pentingnya Temukan Kasus Sangat Dini Diabetes

Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD-KEMD, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan pakar dan klinisi diabetes menjelaskan bahwa deteksi awal, bahkan sangat awal, penting untuk mencegah semakin tingginya angka penderita diabetes di dunia.

 

Menurut prof. Sidartawan. 90% kasus diabetes tipe 2 adalah diwariskan. Artinya, mudah saja menemukan orang yang berisiko dan merekalah yang harus menyadari dan memantau terus kondisinya.

 

Selebihnya orang yang meskipun tidak memiliki riwayat diabetes namun berisiko tinggi yaitu orang yang obesitas, diet tidak sehat, kurang olahraga dan aktivitas fisik, usia makin tua, dan memiliki hipertensi. Mereka ini, harus selalu cek gula darah berkala dan mengubah gaya hidup sebelum terjadi gangguan toleransi glukosa atau IGT.



“Gangguan toleransi glukosa atau IGT adalah kondisi di mana insulin mulai tidak efektif mengelola gula. Ketika sesorang mengalami IGT, maka sangat berisiko menjadi diabetes, apalagi disertai faktor risiko lainnya,” jelas Prof. Sidartawan saat peluncuran Kampanye #LindungiKeluargadariDiabetes yang diinisiasi oleh MSD Indonesia, di Jakarta (26/11).

 

Baca juga: Cara Mencegah dan Mengelola Diabetes dengan Mudah!

 

Cara Mendeteksi Gangguan Toleransi Glukosa

Cek atau tes gula darah sewaktu atau tes gula darah puasa, menurut Prof. Sidartawan, tidak bisa dijadikan patokan diagnosis diabetes atau prediabetes. Tes standar untuk mendeteksi diabetes atau prediabetes adalah dengan melakukan tes gula darah di klinik. Bagaimana caranya?

 

Kamu harus ke klinik atau rumah sakit. Kemudian Kamu akan diminta minum cairan glukosa 75 gram. Setelah itu dokter atau perawat akan menunggu 2 jam sebelum dilakukan tes gula darah. Setelah 2 jam gula darah Kamu akan diukur. Inilah beberapa kemungkinan hasilnya:

 

1. Normal

Jika kadar gula darah 2 jam setelah minum larutan gula di bawah 140 mg/dl bisa dipastikan Kamu sehat dan tidak diabetes atau pre diabetes. Meksipun begitu, sebaiknya lakukan kembali tes gula darah ini secara berkala sesuai anjuran dokter. Semakin berisiko, umumnya frekuensi pemeriksaan semakin sering dilakukan.

 

2. Gangguan toleransi glukosa (IGT)

Inilah yang dicari. Kamu dinyatakan Impaired Glucose Tolerance (IGT) jika kadar gula darah 2 jam setelah minum larutan gula berada di kisran antara 140 hingga 199 mg/dL. Awas ini adalah gejala diabetes yang sangat dini, karena menunjukkan tubuh Kamu mulai kesulitan mengelola glukosa.

 

 

3. Diabetes

Untuk diagnosis diabetes, tidak cukup dilakukan sekali pemeriksaan gula darah. Namun jika hasil tes cairan glukosa ini hasilnya di atas 200 mg/dl, kemungkinan Kamu diabetes. Seseorang dinyatakan menderita diabetes jika kadar gula darah puasa 126 mg/dl atau lebih, dan gula darah sesudah makan (di luar gula darah puasa) 200 mg/dl atau lebih, dan HbA1c lebih dari 6,5%.

 

Baca juga: HbA1c Lebih dari 9% Sebaiknya Mulai Terapi Insulin

 

Mencegah IGT Menjadi Diabetes

Kamu dinyatakan mengalami gangguan toleransi glukosa? Jangan panik. masih ada kesempatan memperbaiki diri sehingga tubuh Kamu kembali normla. Lakukan perubahan gaya hidup segera dengan berolahraga rutin minimal 3 kali seminggu, mengubah pola diet lebih sehat. Yakni memperbanyak sayuran dan membatasi karbohidrat dan gula. 

 

Saat ini berdasarkan data Riset Dasar Rumah Tangga 2018, jumah orang dengan gangguan toleransi glukosa jauh lebih banyak daripada penyandang diabetes. Maka jika tidak dilakukan pencegahan, akan terjadi ledakan diabetes dalam 10-20 tahun ke depan. "Kalo tidak diintervensi hampir pasti akan jadi penderita diabetes. IGT itu bisa diperbiki sehingga bisa normal lagi dan tidak menjadi diabetes," ujar Prof. Sidartawan. 

 

Baca juga: Olahraga Menurunkan Gula Darah. Jenis Olahraganya Seperti Apa?