Tanggal 14 November, kita memperingati Hari Diabetes Sedunia. Ada 10,4 juta penduduk Indonesia yang sudah terdiagnosis diabetes. Angka sebenarnya tentu jauh lebih banyak, mengingat 2 dari 3 penderita diabetes tidak tahu bahwa dirinya mengidap diabetes.

 

Di Jakarta, dari 7 juta penduduknya, sekitar 260.000 adalah penyandang diabetes. Lagi-lagi ini angka yang tidak menggambarkan jumlah yang sebenarnya. Belum lagi jika penderita prediabetes juga diperhitungkan, tentu angkanya akan jauh lebih tinggi.

 

Memeriksa kadar gula darah menjadi program penting mendeteksi penderita baru diabetes. Oleh karena itu dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia, Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta, membuka kegiatan Posbindu di institusi, yakni di Universitas Yarsi, Jakarta.

 

Menurut dr. Dwi Octavia T. L., M.Epid, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes DKI Jakarta, ini adalah Posbindu di institusi yang pertama. Mengangkat tema “Posbindu Goes to Campus,” mengajak civitas akademika Universitas Yarsi untuk melakukan cek kesehatan mulai dari tes tekanan darah dan hipertensi. Acara ini didukung Novo Nordisk dengan program Cities Changing Diabetes.

 

Nah apa saja trik mencegah diabetes, meskipun sudah didagnosis prediabetes? 

 

Baca juga: Sambut Hari Diabetes Sedunia, Ayok Cek Gula Darah!

 

Perubahan Gaya Hidup Mencegah Diabetes

Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD, Ph.D, dari Perkeni Jaya menjelaskan, mengubah gaya hidup adalah strategi paling penting dalam mencegah diabetes maupun prediabetes.

 

Pada kelompok prediabetes yang tidak melakukan intervensi apapun, maka setiap 5 tahun, seperempatnya akan menjadi diabetes. “Dengan intervensi gaya hidup, bisa menurunkan risiko diabetes 25%. Bandingkan dengan intervensi menggunakan obat-obatan yang hanya bisa menurunkan risiko 10-15%,” jelas dr. Dicky

 

Perubahan gaya hidup seperti apa yang dimaksud? Dua yang paling penting adalah menjaga pola makan dan aktif bergerak. dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO dari Perwakilan Pusat Kedokteran Olahraga Indonesia menjelaskan, olahraga dan diet adalah obat diabetes yang sebenarnya.

 

Penelitian, lanjut dr. Wishnu, membuktikan bahwa dengan olahraga berdurasi singkat, cukup 15 menit satu kali sesi namun dilakukan beberapa kali dalam sehari dapat memberikan efek pada penurunan gula darah. Tetapi bukan sembarang olahraga ya Diabestfriend!

 

Menurut dr. Wishnu, aktivitas fisik yang bisa menurunkan kadar gula darah adalah olahraga yang memiliki tempo dan gerakan cepat. Jadi bukan sekadar olahraga peregangan.  “Peregangan hanya untuk mengatasi ketegangan otot. Tetapi bagi penyandang diabetes tidak cukup. Harus gerakan yang lebih aktif untuk bisa menurunkan gula darah,” jelasnya.

 

Baca juga: 5 Jenis Olahraga untuk Memulai Gaya Hidup Sehat

 

Olahraga Menurunkan Kadar Gula Darah dan Nilai HbA1c

Tidak perlu menyewa pelatih profesional untuk memulai olahraga. Pada dasarnya, olahraga bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, bahkan di tempat kerja. Bagi penderita diabetes, yang penting olahraga yang dipilih memiliki tempo cepat dan dilakukan 3-7 kali seminggu, dengan durasi setiap hari 30 menit.

 

“Semua olahraga jenis aerobik memenuhi kriteria olahraga yang bisa menurunkan kadar gula darah. Misalnya berjalan cepat, bersepeda, senam, dan jogging,” jelas dr. Wishnu.

 

Apa dampak olahraga teratur bagi penderita diabetes? Menurut penelitian, aktivitas sehat dan rutin ini akan berdampak langsung pada hasil pemeriksaan Hba1c, yaitu rata-rata kadar gula darah dalam 3 bulan terakhir. 

 

Penurunan HbA1c dengan olahraga berkisar 0,5 sampai hampir 2%. Nilai Hba1c turun artinya bisa mengurangi risiko komplikasi diabetes dan menurunkan dosis obat antidiabetes. Nah Diabestfriend, tunggu apalagi? Ayo olahraga dan bergerak!

 

Baca juga: HbA1c Lebih dari 9% Sebaiknya Mulai Terapi Insulin