Beberapa teman saya yang bukan dari dunia medis terkadang mengeluh tentang lamanya waktu menunggu saat berobat ke dokter tertentu. Sebagian besar dari mereka mempertanyakan apa yang dilakukan para dokkter sebelum poliklinik dibuka. Sejujurnya saya sendiri juga sering mengalami hal tersebut.

 

Saat mengunjungi dokter untuk berkonsultasi di tempat praktiknya, sering kali saya harus menunggu lama. Salah seorang dokter bedah terkemuka memulai jam praktiknya pukul 21.00, di saat mungkin teman-teman spesialis lain sudah menutup polinya.

 

Saya tidak bisa berkomentar, karena saya tahu kehidupan dokter spesialis, khususnya dokter yang memegang pisau bedah dan tindakan di meja operasi. Mereka sangat sibuk dan memiliki jadwal operasi tidak menentu. Saya berusaha untuk menjelaskan ini kepada orang tua saya yang saat itu menemani, tetapi tidak semua orang dapat menerima alasan itu.

 

Pernah dalam satu kesempatan, teman saya akan kontrol dengan dokter spesialis yang sedang bekerja bersama saya. Ia bertanya kenapa harus menunggu lama di poliklinik selama hampir 1-2 jam. Padahal, saat itu saya dan dokter spesialis itu sedang menangani pasien yang lebih gawat di ruang perawatan lain dan tidak bisa ditinggalkan. Jadi, bukan tanpa alasan bila perawat mengatakan dokter masih ada operasi atau pasien lain.

Baca juga: Pentingnya Memilih Dokter Anak yang Tepat
 

Sebenarnya, apa sih yang mereka lakukan?

Walaupun saya sendiri berprofesi sebagai dokter, bukan berarti saya berpihak kepada teman sejawat tanpa alasan yang jelas. Sebagian besar dokter spesialis yang bekerja bersama saya sudah memulai harinya sejak pagi hari.

 

Sejak pagi, mereka sudah datang untuk mengunjungi pasien yang dirawat, melakukan operasi, atau tiba-tiba ada jadwal operasi emergency yang harus dilakukan sesegera mungkin. Alhasil, para dokter tersebut menjadi telat untuk memulai polikliniknya.

 

Jarang sekali teman-teman dokter spesialis yang memulai harinya saat matahari sudah tinggi. Kemungkinan untuk praktik di dua rumah sakit saja menyebabkan mereka menjadi sangat sibuk dan bolak-balik merawat pasien-pasien itu.

Baca juga: Bayi Demam, Apakah Harus Langsung Dibawa ke Dokter?
 

Lalu, bagaimana saat sedang menunggu di poliklinik dan pasiennya gawat?

Yes, salah satu teman yang merasa tidak puas menanyakan hal tersebut kepada saya. Poliklinik diperuntukkan untuk pasien dengan keadaan yang stabil, nyeri yang masih tertahankan, dan tanpa kegawatdaruratan.

 

Di poliklinik tersebut, akan dibantu oleh perawat, yang jika memang diperlukan, untuk menilai kegawatdaruratan yang ada. Namun jika ada kasus kegawatdaruratan, seperti perdarahan yang banyak, pasien yang pingsan dengan tekanan darah tidak stabil, dehidrasi, atau kejang, ini menjadi porsi unit gawat darurat untuk memberikan pertolongan pertama. Hal tersebut merupakan kompetensi semua dokter umum. Jadi, pasien yang memang dinilai dapat menunggu serta tidak terancam nyawanya dinilai bisa menunggu poliklinik dokter tersebut.

 

Maka dari itu, bukan dengan tanpa alasan para dokter ini telat. Banyak teman-teman dokter spesialis, yang merupakan guru-guru saya, sering kali mengorbankan kehidupan dengan keluarganya untuk mengurus pasien di rumah sakit.

Baca juga: 7 Hal yang Penting Dimiliki oleh Dokter
 

Tidak terhitung berapa banyak acara keluarga yang dilewatkan untuk menghabiskan waktu di rumah sakit. Namun, perlu diingat bahwa para dokter tersebut juga memilki keluarga dan kehidupan pribadi, yang menyebabkan mereka tidak bisa selalu standby di rumah sakit atau sigap membalas chat pasien. We do have a life