Darah yang keluar saat wanita sedang hamil bisa menimbulkan perasaan takut dan khawatir. Arena normalnya, siklus menstruasi telah berhenti. Namun nyatanya, perdarahan yang terjadi saat hamil merupakan  hal yang umum terjadi, terutama selama trimester pertama. Dikutip dari Whattoexpect.com, 1 dari 5 atau 20% wanita hamil akan mengalami timbulnya bercak-bercak darah selama hamil dan kebanyak berakhir dengan kehamilan yang aman dan bayi yang sehat.

 

Namun, perdarahan juga terkadang menjadi beberapa tanda masalah yang serius. Seperti keguguran, kehamilan ektopik, dan lain-lain. Oleh karena itu, Mums wajib untuk memeriksakan diri untuk mengetahui penyebab pasti perdarahan yang dialami.

 

Perdarahan yang Normal

Kebanyakan perdarahan terjadi pada trimester pertama kehamilan atau saat kehamilan usia minggu 5-8. Jika keluar bercak darah setelah berhubungan seksual saat hamil, maka hal tersebut masih wajar. Darah yang keluar normalnya berwarna merah muda, merah tua sampai kecokelatan.

 

Perdarahan yang normal masih normal jika darah yang keluar berjumlah sedikit dan biasanya hanya berupa bercak atau sering disebut flek. Umumnya bercak darah tersebut seperti bercak darah yang biasa dialami wanita pada awal atau akhir masa menstruasi.

Baca juga: Kapan Sebaiknya Melakukan USG Kehamilan?

 

Perdarahan yang Tidak Normal

Berikut ini perdarahan yang patut Mums waspadai, tidak perlu mengalami seluruh tanda di bawah ini, salah satunya saja Mums alami, segera periksakan ya :

-Perdarahan yang normal tidak pernah berwarna merah terang dan berjumlah sangat banyak.

-Perdarahan diikuti dengan kram atau nyeri perut di bagian bawah.

-Timbul rasa seperti ingin mengejan.

-Perdarahan diikuti dengan ‘perasaan tidak hamil’ seperti tidak merasa mual, kembung, sakit di dada, tidak adanya aktivitas janin, dan lain-lain.

-Perdarahan diikuti perasaan gugup dan lelah, detak jantung tidak teratur, dan rasa tidak nyaman di panggul.

-Selain perdarahan, juga timbul rasa kontraksi padahal usia kehamilan belum 37 minggu.

 

Penyebab Perdarahan saat Hamil

Pada awal masa kehamilan atau di trimester pertama, penyebab perdarahan biasanya karena keguguran, kehamilan ektopik, dan kehamilan molar. Sdangkan, perdarahan pada usia kehamilan di akhir trimester ke-2 atau ke-3, penyebab perdarahan di antaranya:

-Plasenta Previa

Plasenta previa terjadi bila plasenta menutupi sebagian atau seluruh leher rahim. Plasenta akan melekat di bagian bawah, atau dekat mulut atau menutupi leher rahim. Biasanya masalah ini terdeteksi melalui pemeriksaan USG di trimester kedua. Perdarahan akibat plasenta previa ini akan membahayakan ibu dan sang bayi, oleh sebab itu biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi Caesar. Kondisi ini diderita oleh 0,5% dari kehamilan.

Baca juga : Mengenal Anestesi saat Persalinan

-Plasenta Abruptio

Plasenta abruptio merupakan pelepasan sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum waktunya yakni sebelum bayi Mums lahir. Dalam 1% kehamilan, kondisi ini bisa saja terjadi. Selain keluarnya bercak darah dari vagina, gejala lainnya adalah sakit perut dan nyeri punggung. Pelepasan plasenta akan membuat Mums dan bayi dalam bahaya karena jalur oksigen dan nutrisi terputus sehingga Mums mengalami perdarahan.

-Persalinan Prematur

Persalinan prematur ditandai dengan kontraksi pada rahim secara rutin diikuti dengan bukaan pada leher rahim yang terjadi di waktu masih sangat dini. Kelahiran prematur terjadi pada setelah minggu 20 sampai sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Kontraksi yang rutin terjadi diikuti dengan tekanan pada panggul dan punggung, nyeri perut terutama di bagian bawah dan kram.

 

Yang Harus dilakukan saat Muncul Bercak Darah atau Terjadi Perdarahan

Jika muncul bercak darah dari vagina, sebaiknya Mums menggunakan pembalut atau panty liners agar Mums bisa mengetahui perdarahan yang terjadi. Bagaimana warnanya, seperti apa bentuknya, serta seberapa banyak darah yang keluar. Lalu, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter Mums untuk mengetahui penyebab pasti perdarahan tersebut.

 

Pada saat pemeriksaan darah yang keluar akan diteliti jika memang diperlukan. Selain itu, dokter biasanya akan melakukan tes darah untuk memeriksa kadar hCG dan melakukan USG serta pemeriksaan leher rahim. Pada saat perdarahan terjadi, sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual untuk sementara waktu, ya Mums.

 

Munculnya bercak darah atau perdarahan selama hamil terutama di awal masa kehamilan merupakan hal yang umum. Namun, jika ada yang aneh pada perdarahan, misalnya tidak kunjung berhenti dan darah yang keluar banyak, pastikan agar Mums berkonsultasi. Yang utama adalah untuk memastikan agar semua baik-baik saja. (AR/OCH)