Dismenore (dysmenorrhea) berasal dari bahasa Yunani, yang berarti 'sulit, nyeri, atau abnormal'. Kata meno sendiri berarti 'bulan' dan rrhea berarti 'aliran'. Dismenore dalam bahasa Indonesia berarti 'nyeri pada saat menstruasi'. Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi selama haid. Rasa nyeri timbul bersamaan dengan permulaan haid dan berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari, hingga mencapai puncak nyeri. Dismenore terbagi menjadi dismenore primer dan sek under.

 

Dismenore sering diklasifikasikan menjadi ringan, sedang, atau berat, berdasarkan intensitas relatif nyeri. Nyeri tersebut dapat berdampak pada kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Multidimensional Scoring of Andersch and Milsom mengklasifikasikan nyeri dismenore sebagai berikut:

  1. Dismenore ringan didefinisikan sebagai nyeri haid tanpa adanya pembatasan aktivitas. Tidak diperlukan penggunaan analgetik dan tidak ada keluhan.
  2. Dismenore sedang didefinisikan sebagai nyeri haid yang memengaruhi aktivitas sehari-hari, dengan kebutuhan analgetik untuk menghilangkan rasa sakit dan terdapat beberapa keluhan.
  3. Dismenore berat didefinisikan sebagai nyeri haid dengan keterbatasan parah pada aktivitas sehari-hari, respons analgetik untuk menghilangkan rasa sakit minimal, dan adanya keluhan, seperti muntah, pingsan, dan lain sebagainya.
Baca juga: Kok Nyeri Perut Hebat Sebelum Menstruasi, Ya?

 

Tanda dan Gejala Dismenore

Beberapa gejala yang dialami wanita adalah mual, pusing, sakit kepala ringan, diare, kembung, perubahan mood, rasa nyeri seperti menusuk atau mencengkeram pada perut bagian bawah, rasa nyeri yang berlangsung terus-menerus, serta rasa nyeri yang menjalar hingga ke punggung bagian bawah dan paha.

 

Penyebabnya Tergantung dengan Jenisnya

Pada tipe dismenore primer, nyeri menstruasi disebabkan oleh suatu proses fisiologis yang normal. Nyeri tersebut disebabkan oleh jumlah hormon prostaglandin yang meningkat, yaitu suatu hormon yang membuat uterus berkontraksi saat menstruasi dan melahirkan.

 

Sedangkan nyeri menstruasi pada kasus dismenore sekunder disebabkan oleh faktor non-fisiologis di luar kondisi normal siklus menstruasi, seperti endometriosis, fibroid, adenomyosis, kista ovarium, atau tumor pada rahim.

Baca juga: Diabetes Menyebabkan Menstruasi Tidak Teratur, Benarkah?

 

Penanganan Dismenore

  1. Kompres perut. Kamu dapat mengompres perut dan punggung bawah menggunakan bantal pemanas. Ada pula yang melakukan relaksasi dengan cara berendam di dalam air hangat untuk mengatasi nyeri menstruasi.
  2. Olahraga ringan. Olahraga yang bisa membantu Kamu meringankan nyeri haid adalah jalan kaki. Jalan kaki dapat membuat otot bergerak, sehingga meningkatkan denyut jantung. Kamu bisa melakukannya selama 30 menit secara teratur.
  3. Mengonsumsi makanan sehat. Perbanyak makanan yang mengandung kalsium, magnesium, vitamin D, vitamin E, dan omega 3. Konsumsi buah dan sayur aneka warna, ikan, labu, serta makanan yang banyak mengandung protein nabati.
  4. Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi.
  5. Menghindari minuman beralkohol, kafein, dan berkadar gula tinggi.
  6. Menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit. Pijatlah bagian yang sakit dengan gerakan melingkar yang ringan.
  7. Lakukan posisi menungging, sehingga rahim tergantung ke bawah.
  8. Tarik napas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.
  9. Obat-obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter. Boleh minum analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat, asal dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari.
Baca juga: Serba-serbi Menstruasi Pertama

 

Arti Warna Menstruasi - guesehat.com

 

DAFTAR PUSTAKA

Diewkvand Moghadam A and Khosravi A. Comparison of Verbal Multidimensional Scoring system (VMS) with Visual Analogue Score (VAS) for evaluating of Shirazi Thymus Vulgaris on menstrual pain. JPBMS, 2012.

Latthe P, Champaneris R, Khan K. Dysmenorrhea. American Family Physician. 2012; 85(4):386-7.

Madhubala C, Jyoti K. Relation between dismenorrhea and body index in adolescents with rural versus urban variation. The Journal of Obstetrics and Gynecology of India. 2012;62(4):442-5.

Proverawati, A dan Misaroh, S.2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika.