Pernahkah Kamu mendengar istilah dismenore? Kondisi ini merupakan nyeri perut hebat menjelang menstruasi. Lho, bukannya itu merupakan salah satu gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome), ya? Eits, ternyata berbeda!

 

Apa Perbedaan Gejala PMS dan Dismenore?

Gejala PMS berbeda dengan dismenore. Untuk dismenore, Kamu akan mengalami nyeri yang tumpul, berdenyut, atau kejang di sekitar perut bagian bawah, lalu menyebar ke punggung bawah dan paha. Beberapa wanita juga dapat mengalami mual dan muntah, berkeringat, serta pusing.

 

Sedangkan gejala PMS adalah sebagai berikut:

  • Gejala fisik: Perut kembung, kepekaan payudara, sakit kepala, sembelit atau diare, kelelahan, berjerawat, kenaikan berat badan karena retensi urine, dan penurunan toleransi terhadap suara dan cahaya.

  • Gejala perilaku dan emosi: Ketegangan, kecemasan, menangis, naik-turunnya suasana hati, kemarahan, nafsu makan meningkat, insomnia, dan sulit berkonsentrasi.

Baca juga: Diabetes Menyebabkan Menstruasi Tidak Teratur, Benarkah?

 

PMS mulai muncul 14 hari atau lebih setelah hari pertama dari siklus haid terakhir. PMS berakhir 4-7 hari setelah periode haid berakhir. Walaupun gejala PMS dan dismenore banyak, hanya beberapa gejala yang dapat dialami oleh seorang wanita. Jenis dan beratnya gejala sangat bervariasi pada masing-masing orang.

 

Bagaimana cara mengatasinya?

Setiap wanita perlu menangani PMS atau dismenore sesuai kondisi tubuh masing-masing. Ada beberapa hal yang direkomendasikan, yaitu:

  • Istirahat dan tidur yang cukup.

  • Olahraga rutin untuk membantu mengurangi ketegangan saraf dan kecemasan, seperti berjalan dan aerobik selama 30 menit, 3-5 kali setiap minggu.

  • Hindari stres dan gunakan bantal pemanas (heating pad). Memijat di sekitar perut juga dapat meredakan nyeri dan menurunkan gejala dismenore.

  • Obat OTC atau obat bebas dapat membantu untuk mengontrol dan mencegah nyeri atau kram perut. Untuk nyeri ringan, konsumsi parasetamol. Sedangkan untuk nyeri intensitas sedang, konsumsi antiinflamasi nonsteroid (AINS). Obat AINS yang tidak memerlukan resep adalah ibuprofen, naproxen sodium, atau ketoprofen.

Baca juga: Mau Berhubungan Intim Walau Sedang Menstruasi? Pakai Alat Ini!

 

Minumlah obat sebelum nyerinya semakin sulit untuk dikontrol. Pengobatan ini dapat diberikan 1-2 hari sebelum haid dan dilanjutkan hingga 1-2 hari selama haid.

  • Minum banyak air atau jus untuk mengatasi kembung dan retensi air. Hindari minuman bersoda, berkafein, dan beralkohol.

  • Konsumsi makanan dengan nutrisi seimbang. Perbanyak konsumsi gandum, sayur, buah-buahan, serta kurangi atau hindari mengonsumsi garam dan gula.

  • Pertimbangkan penggunaan suplemen yang mengandung magnesium, seng, vitamin A, E, dan B6 untuk meringankan gejala PMS.

  • Konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala PMS dan dismenore yang berat, atau jika pengobatan sendiri tidak berhasil.

 

Gejala PMS dan dismenore dapat dicegah. Beratnya gejala yang mungkin muncul juga dapat diturunkan dengan melakukan perubahan gaya hidup. Aktivitas kerja dan kegiatan sehari-hari saat haid tidak lagi terganggu jika tahu cara mengatasinya. PMS dan dismenore? Sudah lupa, tuh! wink (Team Medical/AS)

Baca juga: Tips Cepat Hamil untuk Wanita yang Jadwal Menstruasinya Tidak Teratur