Diare dan disentri kerap disalahartikan sebagai jenis penyakit yang sama. Anggapan demikian, tentu sangatlah keliru. Karena faktanya, diare dan disentri merupakan dua kondisi klinis yang jauh berbeda. Meskipun diare dan disentri sama-sama disebabkan oleh infeksi, tetapi penyebab dan area yang terkena berbeda. Dilansir dari Microbiology Info, penyakit diare biasanya hanya menyerang usus halus. Sementara disentri, umumnya terjadi di usus besar.

 

Lalu bagaimana cara membedakan diare dan disentri sehingga jika Kamu atau keluarga dan anak-anak kita ada yang terkena, Kamu sudah paham bagaimana menanganinya.

 

Baca juga: Penyebab dan Cara Mencegah Diare

 

Perbedaan Penting Diare dan Disentri

 

1. Penyebab dan gejala

Banyak sekali penyebab diare, bisa karena intoleransi laktosa, alergi susu sapi, hingga rotavirus. Bakteri E.Coli yang didapatkan dari makanan yang tidak bersih atau air yang terkontaminasi feses juga bisa menyebabkan diare. Sedangkan penyebab disentri yang paling umum adalah air atau makanan yang terkontaminasi bakteri. E coli, Shigella, dan Salmonella. Ada pula disentri akibat amuba.

 

 

Diare menyerang usus halus di mana terjadi sirkulasi cairan tubuh, sehingga saat terjadi infeksi, hal ini pun akhirnya memengaruhi tekstur feses yang keluar dari usus halus, yaitu feses berair. Sementara disentri, ditandai dengan keluarnya feses berlendir atau bercampur darah. Ciri khas disentri adalah buang air besar cair disertai lendir atau darah. Jadi begitu feses Kamu mengandung lendir, Kamu patut curiga itu adalah disentri. Disentri biasanya disertai demam dan nyeri perut. 

 

Gejala disentri yang dibiarkan, dapat berakibat fatal. Pasalnya, patogen penyebab penyakit ini menyerang bagian sel epitel dari organ usus besar sehingga dapat menimbulkan ulserasi atau luka di usus besar serta komplikasi lainnya. Inilah sebabnya, penderita disentri tidak hanya rentan mengeluhkan rasa nyeri atau kram di bagian perut, melainkan juga mengalami demam selama 3-7 hari disertai mual dan muntah.

 

2. Komplikasi 

Diare maupun disentri yang tidak ditangani dapat berakibat fatal karena menyebabkan hilangnya cairan tubuh dan menyebabkan dehidrasi. Gejala dehidrasi berat pada penderita diare adalah mata cekung, jarang kencing, dan kulit jika ditekan timbul cekungan (tidak kenyal lagi). Pada kondisi dehidrasi sangat berat bisa menyebabkan kejang dan kematian. Disentri juga menyebabkan kerusakan usus besar bahkan prolaps anus. 

 

3. Pengobatan 

Karena disebabkan infeksi bakteri, pengobatan disentri membutuhkan antibiotik. Sedangkan untuk mengatasi dehidrasi, baik disentri maupun diare terapi wajib adalah rehidrasi oral atau infus dengan cairan elektrolit.  

 

Selain mengonsumsi obat, ada beberapa penanganan sederhana yang bisa dijadikan langkah tepat untuk mengantisipasi diare dan disentri dari rumah, diantaranya:

  • Minum banyak air putih.
  • Untuk sementara, hindarilah konsumsi minuman atau makanan yang mengandung bahan dasar susu.
  • Hindari makanan tinggi lemak, demi mempercepat proses penyembuhan.
 
Baca juga: Waspada, 8 Hal Ini Mengakibatkan Diare pada Bayi!

 

 

 

Pencegahan Disentri

Penularan penyakit disentri mudah terjadi, khususnya di lingkungan keluarga dengan sanitasi buruk. Untuk mencegah disentri dan diare, rajin cuci tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir serta sabun agar Kamu terhindar dari kuman penyakit. Meskipun sepele, selalu cuci dahulu bahan makanan hingga bersih sebelum diolah menjadi masakan. Begitu pula dengan buah-buahan serta sayuran.

 

Lingkungan rumah juga harus selalu bersih. Jika ada anggota keluarga yang mengalami diare atau disentri, sebaiknya jangan memakai peralatan mandi dan peralatan makan yang telah digunakan oleh anggota keluarga lain. Pisahkan pakaiannya dengan pakaian anggota keluarga lain. Penderita disentri dianjurkan untuk tidak keluar rumah, minimal hingga 48 jam, setelah periode masa inkubasi infeksi disentri berakhir.

 

Pada beberapa kasus, diare akan sembuh dengan sendirinya. Namun jangan abaikan diare pada anak-anak jika terjangkit gangguan pencernaan yang satu ini. Sedini mungkin, atasilah gejala diare. Karena diare yang  dibiarkan berlanjut parah, pada akhirnya dapat menjadi disentri. Kalau hal ini terjadi, maka penderitanya akan mudah mengalami sejumlah komplikasi kronis yang berdampak fatal (TA/AY)

 

Baca juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Saluran Pencernaan