Perhatian seorang ibu di bulan-bulan awal pasca-persalinan pasti tertuju pada sang Bayi, termasuk soal buang air besar. Untuk urusan yang satu ini, Mums pasti pernah terkesiap kaget melihat variasi warna feses dalam popok si Kecil. Hal yang ada di pikiran Mums pasti seputar, “Jika warna dan teksturnya seperti ini, apakah BAB-nya normal, ya?” Rasa cemas bercampur bingung semacam itu tentulah wajar. Mums masih beradaptasi dengan rutinitas keseharian si Kecil. Ada beberapa hal yang memang harus kita pahami tentang hal ini.

 

Sebagai contoh, Mums tidak perlu khawatir jika pada hari-hari pertama kelahirannya, si Kecil tidak buang air besar setiap hari. Kondisi ini normal ya, Mums. Frekuensi buang air besar bayi yang baru lahir memang berbeda-beda. Ada bayi yang buang air besar setiap 2 atau 3 hari sekali atau 4-5 hari sekali. Pasalnya, bayi yang baru lahir umumnya hanya mengonsumsi ASI atau susu formula.

 

Pilihan antara ASI eksklusif atau susu formula juga mengakibatkan pola buang air besar yang berbeda pada bayi. Selain itu, perkembangan sistem pencernaannya masih belum sempurna. Inilah yang menyebabkan frekuensi BAB-nya belum berjalan rutin setiap hari.

 

Saat si Kecil sudah bisa menikmati MPASI yang kaya akan kandungan serat dari buah dan sayur, pola buang air besarnya akan lebih teratur. Telusuri lebih lanjut yuk, untuk mengetahui pola buang air besar dan arti di balik warna feses bayi!

Baca juga: 3 Buah untuk Melancarkan Buang Air Besar
 

Pola Buang Air Besar antara ASI Eksklusif dan Susu Formula

Jika si Kecil mendapatkan ASI eksklusif, maka Mums akan menemukan keunikan pada pola buang air besarnya. Bayi dengan ASI eksklusif, umumnya tidak buang air besar setiap hari. Dilansir dari lancarasi.net, beberapa bayi yang mengonsumsi ASI buang air setiap 3 hingga 5 hari sekali. Bahkan, ada bayi yang membutuhkan waktu lebih dari seminggu untuk mengalami kontraksi BAB.

 

Sementara untuk bayi yang diberi susu formula, umumnya mereka buang air besar setiap hari. Kenapa bisa demikian? Perbedaan pola buang air besar ini dikarenakan komposisi susu formula lebih sulit dicerna dan cenderung meninggalkan banyak sisa di usus bayi.

 

Bayi ASI lebih jarang BAB karena pergerakan ususnya lebih lambat. Hal ini terjadi karena ASI sangat mudah dicerna, sehingga hampir seluruhnya diserap oleh tubuh dan hanya meninggalkan sedikit sisa di usus. Bila feses telah terkumpul cukup banyak di muara usus besar, rangsangan untuk BAB baru terjadi. Pola BAB yang jarang ini tidak perlu dicemaskan selama bayi tampak nyaman, tidak kesakitan, dan feses yang dikeluarkan tidak keras.

Baca juga: Penyebab dan Cara Mencegah Diare

 

Mengenal Tipe-tipe Feses Bayi

Frekuensi buang air besar bukanlah hal yang harus dicemaskan. Selama si Kecil rutin buang air besar minimal 2 hingga 3 kali seminggu, fesesnya tidak keras, dan ia tidak gelisah, Mums tidak ada alasan untuk khawatir. Hal yang lebih penting untuk Mums perhatikan adalah warna dan tekstur feses si Kecil. Kenali dengan baik, karena ada fakta kesehatan yang tersembunyi dari setiap jenis feses bayi.

 

Feses bayi yang baru lahir

Feses bayi yang baru lahir biasanya disebut meconium. Berwarna hijau kehitaman, lengket, tetapi tidak berbau. Meconium tersusun dari sel-sel kulit, amniotic fluid, serta beberapa zat yang ikut terproses di dalam rahim.

 

Feses ketika bayi memasuki masa transisi

Ketika si Kecil berumur 2 hingga 4 hari, Mums akan mendapati kotorannya mulai berubah warna menjadi sedikit lebih terang, yakni seperti warna hijau militer serta tidak selengket yang dulu. Feses tersebut menunjukkan sang Buah Hati sedang melalui masa transisi, ketika tubuhnya sudah mulai mampu mencerna ASI maupun susu formula. Hal tersebut juga memberi tanda bahwa sistem pencernaannya berjalan lancar.

 

Feses bayi yang mengonsumsi ASI eksklusif

Saat si Kecil sudah mulai terbiasa dengan ASI yang dikonsumsi, fesesnya akan tampak berwarna kuning agak kehijauan. Karena teksturnya creamy dan agak cair, jangan buru-buru menyimpulkan adanya gejala diare pada si Kecil ya, Mums.

 

Feses dari bayi yang diberi ASI eksklusif dipengaruhi pula oleh asupan makanan ibunya dan berapa lama ia biasa menyusu. Asalkan tidak ada gelagat aneh yang ditunjukkan oleh si Kecil, maka semuanya berjalan normal.

 

Feses bayi yang mengonsumsi susu formula

Feses yang keluar dari proses mengonsumsi susu formula cenderung berwarna cokelat dengan tekstur seperti pasta lunak. Bau fesesnya agak sedikit lebih tajam dari bau feses bayi yang mengonsumsi ASI. Namun, baunya tidak setajam bau feses bayi yang sudah menerima MPASI.

 

Feses bayi yang sudah makan MPASI

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, feses bayi yang sudah menerima MPASI tidak hanya berbau lebih tajam, tetapi juga berwarna kecokelatan. Apalagi bila si Kecil tetap diberikan ASI.

 

Feses bayi yang sering menerima asupan zat besi

Bila Mums sering memberikan MPASI yang terbuat dari buah dan sayur dengan kandungan zat besi tinggi, maka jangan kaget ya Mums dengan warna kehitaman pada feses si Kecil. Hal ini normal. Namun, bagaimana jika Mums menemukan feses berwarna hitam padahal asupan zat besi sangat jarang diberikan pada si Kecil? Bisa jadi hal ini disebakan bayi jarang mengonsumsi air putih. Segera konsultasikan kepada dokter anak untuk memastikan ia tidak menderita gangguan pencernaan tertentu.

 

Waspadai gejala diare dan konstipasi pada si Kecil. Segera hubungi dokter anak, karena kedua gangguan buang air besar ini berisiko menimbulkan luka yang mengkhawatirkan bagi kesehatan si Kecil. Dengan mengonsultasikannya kepada dokter anak, Mums bisa mengetahui apakah si Kecil menderita alergi makanan ataupun zat tertentu. (TA/AS)

Baca juga: Food Blogger Mengalami Konstipasi