Apakah Kamu sering buang air besar? Apakah Kamu enjoy ketika sedang buang air besar? Pengalaman kebiasaan buang air besar setiap orang tentu saja berbeda-beda. Saya ingat teman saya yang bercerita tentang kebiasaannya yang selalu buang air besar setelah makan besar.

 

Jadi dalam satu hari, teman saya bisa buang air besar 2-3 kali. Menurut saya, memiliki pencernaan yang lancar merupakan hal yang sangat enak karena perut pun terasa enteng dan ‘bersih’. Saya sendiri tidak memiliki pola pencernaan yang lancar seperti itu.

 

Sejujurnya, saya buang air besar hanya dua sampai tiga hari sekali. Memang terkadang perut dapat terasa penuh dan begah, apalagi keseharian saya sebagai food blogger yang mengharuskan saya untuk mengonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup sering.

 

Padahal saya sudah minum air yang cukup, makan buah-buahan setiap hari untuk atasi sembelit, makan cukup serat, serta mengonsumsi sayuran yang cukup. Namun ternyata faktor-faktor tersebut tidak cukup untuk melancarkan pencernaan saya.

 

Sebenarnya saya tidak terganggu karena memang ini adalah pola pencernaan saya pada umumnya, namun alangkah baiknya jika bisa berubah menjadi teratur setiap hari, bukan? Sebenarnya seseorang bisa dikatakan mengalami tanda-tanda sembelit atau konstipasi jika ia memang memerlukan waktu yang lebih lama dari pola pencernaan biasanya, tidak melulu harus tidak bisa buang air besar setiap hari.

 

Sebagian besar konstipasi merupakan konstipasi fungsional, berarti tidak memiliki penyebab pasti yang signifikan, namun memang beberapa konstipasi dapat memberikan gejala yang khas. Misalnya, demam selama lebih dari 5 hari yang dibarengi dengan gejala pencernaan dan konstipasi memungkinkan adanya arah ke demam tifoid.

 

Bagaimana cara mengetahui ada tanda-tanda konstipasi fungsional?

Seseorang dapat dikatakan mengalami konstipasi fungsional jika mengalami dua atau lebih gejala sembelit di bawah ini (untuk usia di atas 4 tahun):

  1. Kurang atau sama dengan 2 kali buang air besar per minggu.
  2. Minimal satu episode tidak bisa menahan pipis per minggu.
  3. Riwayat nyeri atau susah untuk buang air besar.
  4. Teraba kotoran yang mengeras di daerah anus.
  5. Riwayat tinja yang besar sampai dapat menghambat kloset

 

Sebenarnya efek jangka pendek dari konstipasi ini umumnya berupa rasa tidak nyaman sampai nyeri di daerah perut. Kotoran yang menekan kantung kencing sehingga biasanya dapat memberikan gejala berupa tidak bisa menahan pipis.

 

Untuk jangka panjang konstipasi biasanya lebih berpengaruh ke psikis seseorang apalagi jika seseorang harus bergantung pada penggunaan obat-obatan. Jika Anda mengalami hal di atas mungkin dapat melakukan konsultasi lebih jauh dengan dokter.

 

Biasanya akan diberikan edukasi tentang perubahan gaya hidup seperti aktivitas fisik, konsumsi buah, sayur, makanan berserat, serta minum air mineral yang banyak. Selain itu, dapat dibantu dengan mengganti posisi buang air besar dengan cara memberikan pijakan kaki jika kita menggunakan kloset duduk (sehingga posisinya menjadi semi jongkok).

 

Jika perlu, dapat diberikan terapi tambahan berupa laksatif. Saya sendiri tidak terganggu dengan pola pencernaan saya yang sekarang karena saya sudah mencoba dengan gaya hidup yang sehat dan ternyata pola pencernaan saya memang seperti itu.

 

Jadi daripada Anda menduga-duga apa yang terjadi pada tubuh Anda, sebaiknya jika terjadi sesuatu yang tidak baik pada tubuh langsung memeriksakan diri ke dokter. Semoga sharing tentang konstipasi ini bermanfaat. Bagaimana dengan pengalamanmu?