Munculnya bercak darah pada feses tentu menjadi tanda masalah kesehatan serius yang perlu segera ditangani, apalagi bila terjadi di masa kehamilan. Nah, agar Mums terhindar dari kondisi ini, yuk cari tahu apa saja penyebab feses berdarah selama hamil!

 

Baca juga: Waspadai Keluhan-keluhan Buang Air Besar Ini!
 

Penyebab Feses Berdarah Selama Hamil

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan munculnya darah pada feses selama kehamilan, antara lain:

 

1. Sembelit

Kebanyakan wanita mengalami sembelit saat hamil. Sembelit yang dialami bisa bersifat ringan bahkan parah, sehingga membuat momen buang air besar menjadi momen yang cukup traumatis.

 

Kurangnya konsumsi cairan dan juga serat menjadi alasan seorang ibu hamil mengalami sembelit. Oleh karena itu, untuk memastikan agar buang air besar Mums teratur dan lancar, usahakan untuk minum setidaknya 8-10 gelas air dalam sehari atau lebih.

 

Alasan lain yang dapat menyebabkan sembelit saat hamil adalah konsumsi obat selama kehamilan. Terkadang, vitamin dosis tinggi yang dikonsumsi cukup lama dapat menyebabkan sembelit dan menyulitkan Mums saat buang air besar. 

 

Jika Mums mengalami sembelit saat hamil, kondisi ini bisa menyebabkan masalah lebih lanjut, yang dapat berujung adanya darah pada feses. Beberap masalah tersebut meliputi:

 

a. Wasir

Selama bulan-bulan terakhir kehamilan, pembuluh darah di sekitar dubur bisa mengalami pembengkakan dan menyebabkan rasa sakit, yang kita kenal sebagai kondisi wasir atau ambeien (hemoroid)

 

Ketika Mums mengalami sembelit, Mums akan berjuang untuk mengejan saat buang air besar. Akibatnya, pembuluh darah akan menjadi lebih besar dan mulai berdarah. Dalam kondisi ini, maka sangat mungkin menemukan bercak darah pada feses.

 

Jika ternyata perdarahan pada feses disebabkan oleh wasir, dokter biasanya akan meminta Mums untuk lebih banyak minum dan mengonsumsi serat. Dokter juga akan meresepkan obat untuk membantu melunakkan feses, sehingga dapat mengurangi kebiasaan untuk mengejan saat buang air besar.

 

b. Fisura anal

Fisura anal adalah luka yang terbentuk pada kulit di sekitar area rektum. Dalam kebanyakan kasus, fisura anal memang terjadi karena sembelit. Saat sembelit, Mums harus mengejan lebih keras saat buang air besar. Hal ini lama-kelamaan bisa membuat celah atau luka pada anus semakin besar dan mengeluarkan darah, yang nantinya bisa terbawa dalam feses.

 

Untuk meringankan rasa sakit dan ketidaknyamanan akibat fisura anal, dokter akan menyarankan Mums untuk mandi dengan air hangat dan juga meningkatkan konsumsi serat. Sama seperti bila Mums mengalami wasir, dokter juga akan meresepkan obat untuk membantu melunakkan feses agar Mums lebih mudah buang air besar. Penggunaan jenis salep juga dapat direkomendasikan oleh dokter, untuk membantu menenangkan serta menyembuhkan area yang terluka. 

 

Dalam beberapa kasus, jika luka tidak kunjung sembuh dengan perawatan sederhana, dokter akan memberikan pilihan terakhir, yakni melakukan operasi.

 

c. Anal tears

Anal tears hanya terjadi ketika seseorang mengalami fisura anal. Kondisi ini terjadi ketika Mums mengejan saat mengalami sembelit dan fisura anal. Tekanan tinggi yang muncul menyebabkan fisura anal menjadi lebih lebar dan menyebabkan robekan di daerah rektum hingga mengeluarkan darah.

 

d. Fistula

Fistula merupakan saluran yang terbentuk di daerah rektum menuju area kulit di sekitar anus. Dalam kebanyakan kasus, saluran ini membantu mengeluarkan zat keputihan, tetapi juga bisa menyebabkan perdarahan.

 

Fistula sering menjadi masalah di area tertentu, sehingga dokter akan menyarankan penggunaan obat secara lokal. Namun, dalam beberapa kasus, fistula juga menjadi penyebab peradangan parah di beberapa bagian saluran usus. Kondisi ini dikenal dengan penyakit Crohn.

 

Baca juga: Begini Lho Cara Mengatasi Sembelit pada Ibu Hamil!
 

2. Divertikulosis

Divertikula adalah kantong-kantong yang menonjol di bagian dinding usus, tepatnya di usus besar. Dalam beberapa kasus, divertikula mengalami pembengkakan dan membesar karena adanya tekanan konstan dari kejang yang dialami oleh usus besar. Meskipun biasanya tidak bermasalah, divertikula dapat terinfeksi dan menyebabkan kondisi yang disebut dengan divertikulosis. Pada kondisi ini, perdarahan sangat mungkin terjadi.

 

3. Polip dan kanker

Salah satu masalah kesehatan yang juga sering dikaitkan dengan perdarahan dari daerah dubur adalah kanker. Sementara, polip adalah pertumbuhan jaringan yang bersifat jinak pada bagian usus. Perbesaran ukuran polip dapat memicu terjadinya perdarahan. Ada beberapa jenis polip yang bisa berkembang menjadi kanker.

 

4. Proktitis dan kolitis

Rektum atau usus besar kadang-kadang bisa meradang dan menyebabkan pertumbuhan bisul. Peradangan rektum disebut dengan proktitis. Sedangkan radang usus besar disebut dengan kolitis. Adanya bisul yang muncul dapat memicu terjadinya perdarahan, yang akhirnya terbawa pada feses.

 

Adanya darah pada feses merupakan kondisi yang cukup serius, sehingga harus segera diatasi. Untuk itu, jika Mums menemukan adanya noda darah pada feses, segera konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan metode pengobatan yang tepat. (AS)

 

Baca juga: Sampai Kapan Sembelit Boleh Dianggap Wajar?
 

 

Referensi

Mom Junction. "Blood In Stool During Pregnancy - Causes & Symptoms You Should Be Aware Of".